Istri Simpanan

Bab 263 - Pesta pernikahan



Bab 263 - Pesta pernikahan

0Beberapa hari kemudian.     

Pesta Pernikahan di kediaman bibi Hyun Bin.     

Inilah acara yang ditunggu oleh kedua mempelai. Semua orang sudah hadir termasuk Soo Yin yang baru saja tiba di halaman rumah yang sangat luas. Hunian dengan tipe modern seperti istana. Soo Yin meminta diantarkan oleh Chung Ho. Padahal Kim Soo Hyun bersikeras ingin menjemputnya.     

Ketika Soo Yin baru saja di depan pintu masuk ternyata Kim Soo Hyun sudah berada di sana. Ia langsung bergegas menghampiri Soo Yin yang tampak kesusahan berjalan karena ekor gaunnya terlalu panjang.     

Soo Yin memakai gaun berwarna putih berenda sesuai dengan yang dibelinya waktu itu bersama ibu mertuanya. Meski enggan karena warnanya senada dengan Kim Soo Hyun tapi Soo Yin tetap memakainya karena tidak ingin mengecewakan ibu mertuanya.     

Hari ini rambut Soo Yin menata rambutnya menggunakan sanggul klasik dengan aksesoris bunga sebagai pemanis. Terlihat cantik dan anggun bak seorang putri. Apalagi wajahnya yang memang terlihat masih sangat muda semakin menambah kecantikannya.     

Sebelum berangkat Soo Yin mampir ke salon Do Jin terlebih dahulu. Memintanya untuk menata rambutnya. Jangan sampai mempermalukan diri di depan semua orang. Bagaimanapun juga sebagai seorang wanita ia ingin tampil cantik sempurna di depan keluarga suaminya.     

Soo Yin sebenarnya sudah meminta Jean untuk datang bersamanya tapi sayang sekali dia bersikeras tidak mau datang.     

"Soo Yin, kau sungguh seperti Cinderella," puji Kim Soo Hyun dengan pandangan yang tidak teralihkan dari wajah cantik pujaan hatinya. Ia begitu kagum dengan kecantikan Soo Yin malam ini.     

"Biarkan aku menggandeng tangan tuan putri." Kim Soo Hyun mengulurkan tangannya bak seorang pangeran yang hendak menggandeng tuan putri.     

Soo Yin menggigit bawahnya sambil mengedarkan pandangannya mencari keberadaan suaminya. Akhirnya ia dapat melihat Dae Hyun berada di dekat tiang yang berada tidak jauh dari tempatnya saat ini.     

Dae Hyun hanya bisa mengamati istrinya dari kejauhan. Meski hatinya tidak rela tapi untuk kali ini ia akan membiarkan Kim Soo Hyun bersamanya. Sebentar lagi juga Kim Soo Hyun tidak akan berani mendekati istrinya lagi. Ia terus menghela nafas berat ketika Kim Soo Hyun mengulurkan tangannya untuk menggandeng tangan Soo Yin.     

Untuk beberapa saat mereka saling beradu pandang. Namun Dae Hyun mengalihkan pandangannya ke arah lain. Suami mana yang sanggup melihat istri tercintanya sedang bersama pria lain. Itu sungguh membuatnya merasa frustasi.     

"Soo Yin," panggil Kim Soo Hyun karena Soo Yin tampak melamun sembari mengikuti arah pandangan gadis itu namun tidak ada siapa-siapa di sana karena Dae Hyun sudah beranjak pergi.     

"Mari masuk, Tuan," ujar Soo Yin dengan gugup takut Kim Soo Hyun melihat saudaranya. Ketika tangannya hendak bersentuhan dengan jemari Kim Soo Hyun itu terasa sangat berat. Terlebih suaminya pasti akan melihat sungguh Soo Yin merasa sangat tidak enak hati. Namun Soo Yin tetap menguatkan hatinya.     

Kim Soo Hyun lantas menggandeng tangan Soo Yin dengan rasa yang begitu bangga. Mereka berjalan di antara para tamu seperti seorang raja dan permaisuri.     

"Sangat serasi." Itulah yang diucapkan hampir semua orang yang ada di sana. Jarak umur mereka yang tidak terlalu jauh membuat mereka memang terlihat sangat serasi. Ditambah lagi baju mereka yang memang dibuat berpasangan semakin menambah keanggunan dan kewibawaan mereka.     

Kim Soo Hyun selalu menyunggingkan senyum selebar mungkin untuk menunjukkan betapa bahagianya saat ini. Berbeda dengan Soo Yin yang hanya tersenyum tipis. Tak ada kebahagiaan  sama sekali di hatinya. Yang dirasakannya saat ini justru rasa bersalah. Memikirkan bagaimana jadinya setelah ini reaksi orang-orang tentangnya. Ia juga merasa seperti seorang penipu.     

Soo Yin hanya menurut ketika Kim Soo Hyun memperkenalkannya kepada beberapa orang teman-temannya. Bagaimana mungkin jika dirinya bisa kabur sedangkan tangannya selalu digenggam dengan erat.     

Kim Soo Hyun juga mengajaknya bertemu dengan kedua mempelai beserta keluarga besarnya. Termasuk ada juga nenek Hae Sok yang ternyata datang ke Seoul. Kim Soo Hyun terus memperkenalkan satu per satu keluarga besarnya kepada Soo Yin.     

°     

°     

Dae Hyun memilih menyendiri dari kerumunan. Ia duduk di bangku yang cukup sepi. Hingga akhirnya teman-temannya ternyata datang menghampiri. Itu sungguh waktu yang sangat tidak tepat.     

"Hmmm, kenapa kau di sini sendirian?" ujar Do Yun sembari duduk di salah satu kursi.     

"Tampaknya dia kalah bersaing dengan adiknya," timpal Choi Won.     

Dokter Kang yang juga ikut bergabung hanya terkekeh geli melihat ekspresi wajah Dae Hyun yang terus ditekuk sejak tadi.     

"Pergilah, jika kalian ingin menertawakanku," ucap Dae Hyun sambil berdecak kesal. Bukannya menghibur ketiga sahabatnya justru tampak sangat senang melihatnya seperti ini.     

"Tidak usah cemberut begitu. Aku hanya ingin tahu kenapa istri mudamu bersama Kim Soo Hyun. Apa dia telah mencampakkanmu?" tanya Do Yun dengan wajah serius.     

"Tentu saja. Lihatlah wajahnya yang terlihat masih sangat remaja. Gadis waras pasti lebih memilih Kim Soo Hyun dari pada dia," ujar Choi Won. Tawanya begitu renyah hingga hampir terpingkal-pingkal.     

Mendengar gurauan Choi Won tanpa sadar Dae Hyun mengarahkan pandangannya ke arah Soo Yin dan Kim Soo Hyun yang tengah bercengkrama dengan tamu yang lain. Memang diakuinya jika mereka terlihat sangat serasi. Berbeda jika Soo Yin ketika bersama dengannya. Orang-orang sering mengira jika Dae Hyun adalah ayahnya ataupun pamannya.     

Dae Hyun juga tidak pernah menyangka jika dirinya akan jatuh cinta kepada seorang gadis muda seperti Soo Yin. Setelah sekian lama putus dari Mi Young hanya Soo Yin yang mampu meluluhkan hatinya sejak pertama kali bertemu.     

"Tidak usah melihat mereka terus. Jika ingin bersamanya rebut dia dari Kim Soo Hyun," goda Dokter Kang.     

Dae Hyun lantas memasang wajah dingin. Belum saatnya dia menghampiri Soo Yin sekarang. Setelah Kim Soo Hyun sibuk barulah dia akan menghampiri istri kecilnya.     

"Dari pada kalian terus menertawakanku lebih baik urus pasangan kalian masing-masing. Terutama untukmu Kang Chul, carilah salah satu wanita yang ada di sini. Lihatlah aku bahkan sudah memiliki dua istri tapi kau satu pun belum memilikinya," ujar Dae Hyun dengan rasa bangga. Ia berusaha mengalihkan pembicaraan agar darahnya tidak semakin mendidih mengingat Soo Yin yang tadi bergandengan tangan dengan Kim Soo Hyun.     

"Lihatlah betapa bangganya dia dengan kedua istrinya. Bahkan istri satu saja tidak terurus," sindir Do Yin dibarengi dengan tawa yang lainnya. Sepertinya usaha Dae Hyun untuk mengalihkan pembicaraan tidak sesuai dengan apa yang dipikirkannya.     

"Dae Hyun, kau harus tahu jika aku memang menjomblo sambil menunggu Soo Yin kau campakkan," tukas Kang Chul secara gamblang. Ia memang tipe pria yang berkata sesuka hatinya.     

Dae Hyun langsung menatap tajam ke arah Kang Chul.     

"Bermimpilah, sampai kapanpun itu tidak akan pernah terjadi!" ucap Dae Hyun dengan penuh penekanan.     

"Tidak usah terlalu serius begitu, aku hanya bercanda," ujar Kang Chul sembari terkekeh.     

Mereka bertiga terus saja menggoda Dae Hyun meskipun ia sudah berusaha mengalihkan pembicaraan. Hingga akhirnya Dae Hyun merasa jengah dengan ucapan mereka.     

"Aku pergi dulu," ujar Dae Hyun seraya bangkit berdiri.     

"Kau mau kemana? Biarlah adikmu meminjam istrimu sebentar," ujar Do Yun.     

Tanpa menjawab Dae Hyun memilih pergi meninggalkan mereka karena selalu saja membuat hatinya kesal.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.