Istri Simpanan

Bab 266 - Pintar Menggoda



Bab 266 - Pintar Menggoda

0Jika berada di pelukan hangat Dae Hyun seperti ini membuat Soo Yin tidak ingin pergi kemana-mana. Mengetahui jika Dae Hyun sangat menyayanginya ia tidak perlu membalas apa yang Aeri lakukan kepadanya.     

Soo Yin menurunkan tangannya  lalu beralih mengusap otot-otot yang tergambar jelas di dada suaminya. Wanita mana yang tidak tertarik dengan pria memiliki tubuh atletis dengan otot-otot kekar yang terukir indah di perutnya.     

"Sayang." Dae Hyun mendesah karena sentuhan tangan nakal Soo Yin membuat sesuatu yang sudah lama butuh pelampiasan semakin bergairah.     

Menyadari sesuatu yang terbangun, Soo Yin segera menjauhkan tubuhnya sebelum sang suaminya hilang kendali. Namun Dae Hyun sudah terlebih dahulu merengkuhnya lalu menyembunyikan kepalanya di tengkuk Soo Yin.     

"Kau sekarang sangat pintar menggodaku," bisik Dae Hyun di telinga Soo Yin membuat gelayar aneh kembali dirasakan oleh Soo Yin.      

Dae Hyun lantas mendorong tubuh Soo Yin hingga berbaring di ranjang kemudian mengungkungnya. Tatapannya kini benar-benar tampak liar dan berkabut.     

Derrrtt … derttt … derttt     

Soo Yin bisa bernafas lega setelah mendengar ponsel Dae Hyun yang bergetar.     

"Cepat angkat, siapa tahu itu penting," ujar Soo Yin kemudian mendorong tubuh Dae Hyun agar memudahkannya untuk kembali duduk.      

Dae Hyun lantas menjawab panggilan, yang ternyata adalah panggilan dari Chang Yuan yang mengabarkan jika sekarang sudah berada di halaman.     

"Tetaplah disini, aku akan menemui Chang Yuan di depan," ujar Dae Hyun sembari mengenakan bajunya kembali lalu dengan cepat sudah menghilang di balik pintu sebelum Soo Yin menjawab.     

Soo Yin mengusap dadanya sembari menghela nafas lega. Ia tidak akan mengulanginya lagi. Tadi bukan bermaksud menggodanya. Meski sudah sering melihat tapi Soo Yin tetap saja selalu ingin meraba dadanya. Hampir saja tadi membuatnya terpancing     

Sambil menunggu Dae Hyun kembali, Soo Yin ke kamar mandi untuk membersihkan bagian tubuhnya yang terasa lengket. Jika tidak mengingat ini adalah acara pernikahan keluarga suaminya pastilah tadi Soo Yin sudah membalasnya.     

Soo Yin lantas membuka gaunnya dengan guratan sedih. Sayang sekali gaun secantik itu kini telah rusak padahal tak dapat dipungkiri jika Soo Yin sangat menyukainya. Apalagi itu pemberian ibu mertua. Walaupun ada ikut campur tangan Kim Soo Hyun yang membantunya memilih.     

Cukup lama suaminya belum juga kembali sehingga Soo Yin kembali duduk di ranjang dengan balutan handuk yang melilit di tubuhnya.     

Ceklek …     

Pintu kamar terbuka. Dae Hyun masuk sambil menenteng beberapa paper bag.     

"Sayang, sekarang juga ganti pakaianmu," ujar Dae Hyun seraya menyerahkan paper bag pada Soo Yin.     

Dengan patuh Soo Yin mengganti pakaiannya. Gaun yang dibeli Chang Yuan terlibat simpel tapi elegan di pakai. Panjangnya hanya sebatas bawah lutut saja dengan warna biru laut yang terlihat sangat cerah.     

Ternyata gaun itu warnanya senada dengan jas yang dikenakan oleh suaminya. Tak disangka Chang Yuan selalu sangat pintar dalam memilih.     

Soo Yin pikir tadi hanya dirinya yang mengganti bajunya tapi ternyata Dae Hyun juga melakukan hal yang sama. Lagi pula tak mungkin suaminya memakai baju yang sudah kusut.     

Dae Hyun juga meminta penata rias yang merias pengantin memoles wajah Soo Yin sedikit agar tidak berantakan. Untuk tatanan rambut masih seperti pertama kali yang ditata oleh Do Jin.     

"Ayo kita keluar karena sebentar lagi acaranya akan segera dimulai," ajak Dae Hyun ketika penata rias sudah pergi dari kamar itu.     

Tak lupa Dae Hyun sudah memberikannya uang tutup mulut agar tidak mengatakan apapun tentang hal ini. Semua orang sudah berada di taman belakang rumah yang dijadikan lokasi lokasi pesta sehingga keadaan rumah sepi.     

"Sebaiknya aku keluar terlebih dahulu. Aku takut Kim Soo Hyun memergoki kita," ujar Soo Yin.     

"Baiklah," sahut Dae Hyun dengan patuh menuruti kemauan sang istri. Lagi pula saat ini belum waktunya mereka untuk ketahuan.     

Saat Soo Yin sudah berada di luar tiba-tiba ia kepikiran sesuatu sehingga masuk kembali lagi ke dalam kamar Hae Sok.     

Dae Hyun mengernyitkan dahinya ketika melihat Soo Yin masuk lagi.     

"Apa ada sesuatu yang tertinggal?" tanya Soo Yin.     

"Sayang, bolehkah kita mengambil foto berdua?" Soo Yin menggigit bibir bawahnya. Takut suaminya menolak keinginannya karena ia tahu jika Dae Hyun tidak akan mau mengambil foto kecuali ada Jo Yeon Ho bersama mereka.     

Soo Yin merasa sangat menyayangkan saja jika tidak mengambil foto untuk mereka. Dae Hyun bisa maklum dengan Soo Yin yang mungkin ingin seperti pasangan lain yang sering berfoto mesra dengan kekasihnya.     

Dae Hyun tidak langsung menjawab, justru menyipitkan matanya sambil tersenyum nakal lalu mendekati Soo Yin yang berdiri di dekat pintu.     

"Tentu saja boleh, tapi ada syaratnya," ujar Dae Hyun dengan tersenyum penuh arti.     

"Apa?" tanya Soo Yin dengan wajah polos.     

Dae Hyun memajukan bibirnya ke depan lantas menunjuk bibir itu dengan telunjuknya.     

"Dasar mesum!" ujar Soo Yin dengan wajah cemberut. Sepertinya percuma saja meminta hal itu. Ia lantas membalikkan tubuhnya hendak membuka pintu.     

Inilah yang sangat Dae Hyun sukai dari Soo Yin. Meski sudah berulang kali melakukannya. Tetap saja masih malu-malu dengan rona wajah yang memerah.     

"Baiklah, mari kita mengambil beberapa foto," ujar Dae Hyun sambil tersenyum.     

Kini wajah Soo Yin terlihat kembali berbinar karena Dae Hyun menuruti apa yang dia minta. Guratan cemberut yang terlukis di wajahnya perlahan memudar.     

Mereka segera mengambil foto dari berbagai pose. Bahkan Dae Hyun juga mengambil foto dengan ponselnya dalam pose saat pipi mereka saling bersentuhan.     

Setelah merasa cukup dan puas barulah Soo Yin keluar. Jika tua nanti ia ingin menunjukkan foto-foto itu kepada anak mereka.     

°     

°     

Kim Soo Hyun yang tidak tahu apa yang terjadi, kelabakan kesana kemari mencari keberadaan Soo Yin. Sempat bertanya pad Li Sa yang justru mengatakan sudah pulang. Sehingga dengan terpaksa Kim Soo Hyun saat ini bersama Li Sa meski masih sangat penasaran mengenai Soo Yin yang pulang.     

Kini acara pemotongan kue kedua mempelai akan segera dilaksanakan. Kim Soo Hyun terus mengamati hampir semua gaun yang berwarna putih tapi sayang sekali tidak juga menemukan keberadaan Soo Yin.     

"Tuan Kim Soo Hyun, bukankah sudah kubilang jika Soo Yin sudah pulang. Bajunya tadi robek sehingga mungkin dia malu," ujar Li Sa. Refleks menutupi mulutnya dengan telapak tangan karena sudah keceplosan.     

"Apa maksudmu?" Kim Soo Hyun lantas menyipitkan matanya ke arah Li Sa.     

"Iya, tadi bajunya robek," sahut Li Sa dengan terbata. Ia sungguh merutuki bibirnya yang salah bicara.     

"Kenapa hal itu bisa terjadi?" Kim Soo Hyun menangkap sesuatu yang disembunyikan dari Li Sa. Jika tidak ada, maka tidak akan gugup seperti itu.     

"Aku … aku tidak tahu apa yang terjadi," sahut Li Sa dengan terbata.     

"Dia menginjak gaun Soo Yin dengan sengaja," sahut suara pria dari belakang mereka. Dae Hyun entah sejak kapan sudah berdiri di antara mereka.     

Membuat keduanya menoleh ke belakang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.