Istri Simpanan

Bab 271 - Cantik dan masih muda



Bab 271 - Cantik dan masih muda

0Pandangan Ny. Park langsung tertuju pada kaki Soo Yin yang tanpa menggunakan alas kaki lantas ke tubuhnya yang ternyata sudah berganti pakaian.     

"Soo Yin, dimana sepatumu? Kenapa kau mengganti gaunmu?" Baru saja saja Soo Yin tiba sudah banyak pertanyaan dari ibu mertuanya.     

"Ibu, ini sepatunya sedangkan gaunnya sekarang rusak oleh oleh perbuatan seseorang," sahut Dae Hyun sembari memperlihatkan sepatu yang ditentengnya.     

"Ya ampun, lalu memangnya kenapa kau tidak memakai sepatumu?" tanya Ny. Park.     

"Kakinya terluka saat kami berdansa tadi," sahut Dae Hyun kembali. Tidak memberikan Soo Yin kesempatan untuk menjawabnya.     

"Lalu dimana gaun yang ibu belikan?" Ny. Park belum cukup puas atas jawaban yang Dae Hyun berikan.     

"Tadi aku tidak sengaja menumpahkan minumanku, Bu. Sehingga membuatnya kotor," sahut Soo Yin dengan cepat. Rasanya tadi sudah cukup untuk memberi pelajaran Li Sa dan Aeri sehingga sekarang tidak perlu mengungkitnya lagi.     

"Baiklah, ibu kira kau tidak suka," ujar Ny. Park seraya tersenyum lega.     

"Coba ibu lihat. Kakimu terlihat memerah sebaiknya harus diobati dengan segera," imbuh Ny. Park yang cemas dengan kondisi kaki menantunya.     

"Ada apa, Kak?" tanya Shin-hye yang berjalan menghampiri mereka.     

"Siapa dia?" imbuhnya seraya menautkan kedua alisnya. Melihat wajah Soo Yin yang sangat asing, jika diingat-ingat tampaknya bukan dari keluarganya.     

"Kenalkan dia adalah calon …." Ucapan Ny. Park langsung terpotong.     

"Kenalkan dia adalah Soo Yin, sekretaris pribadiku," timpal Dae Hyun dengan cepat sebelum ibunya memperkenalkan Soo Yin sebagai calon menantunya.     

"Ternyata ini sekretaris barumu. Lama tidak berkunjung ke hotel membuat bibi tidak tahu," tukas Shin-hye.     

"Dae Hyun, sekretarismu masih sangat muda sekali. Awas, jangan sampai kau tergoda," ujar Shin-hye sambil terkekeh menggoda.     

"Tentu saja tidak, dia sebentar lagi akan menjalin hubungan dengan Kim Soo Hyun," tukas Ny. Park.     

"Jadi dia, gadis yang dikabarkan dekat Kim Soo Hyun. Ternyata anak itu tidak salah pilih. Cantik dan masih sangat muda lagi," pujinya sambil mengitari tubuh Soo Yin. Melihat penampilannya dari atas hingga bawah.     

Shin-hye memang tadi sudah bertemu dengan Soo Yin, tapi tadi terlalu ramai dengan tamu yang lain membuatnya tidak terlalu memperhatikannya.     

Dae Hyun memijat pelipisnya membayangkan jika suatu saat nanti keluarga besarnya tahu yang sebenarnya. Apalagi mereka menyangka jika Soo Yin menjalin hubungan dengan Kim Soo Hyun. Dae Hyun sungguh ingin cepat berakhir.     

"Nanti saja mengobrolnya, luka Soo Yin harus diobati terlebih dahulu," ujar Dae Hyun agar mereka bisa kabur dari obrolan yang pasti akan semakin jauh.     

"Baiklah, minta saja obat kepada pelayan di rumah ini," ujar Shin-hye.     

Dae Hyun menganggukan kepalanya menandakan dia mengerti lantas mengajak Soo Yin agar mengikutinya ke ruang keluarga yang lebih sepi. Ia kasihan melihat istri kecilnya yang berjalan berjinjit karena kesakitan. Seandainya ini bukan di rumah keluarganya pastilah Dae Hyun akan membopongnya.     

Di saat sudah melangkah pergi Dae Hyun masih bisa mendengar percakapan anggota keluarganya meski samar-samar terdengar.     

"Semoga mereka berjodoh. Gadis itu terlihat masih polos dan sopan," ujar Shin-hye kepada Ny. Park.     

"Benar, dia juga terlihat sangat baik," imbuh yang lain.     

"Aku sudah tidak sabar ingin melihat Kim Soo Hyun menikah. Sepertinya usianya sudah cukup matang."     

"Betul, apalagi tadi gadis itu yang mendapatkan buket bunga. Aku yakin mereka akan segera menikah."     

Soo Yin merasa merinding mendengar pernyataan mereka tentang dirinya dengan Kim Soo Hyun. Jika tahu akan menjadi rumit seperti ini seharusnya ia saat itu langsung menolaknya saja secara terus terang.     

Dipandanginya Dae Hyun yang memasang wajah masam dan khawatir. Soo Yin tahu jika suaminya merasakan hal sama dan posisinya pasti sangat sulit.     

Tidak ingin mendengarkan obrolan mereka lebih jauh lagi, Soo Yin dan Dae Hyun mempercepat langkah ke ruang keluarga. Dae Hyun pikir putranya akan tinggal di ruang tamu bersama neneknya tapi Jo Yeon Ho justru kini berlari-lari kecil mengikuti mereka di belakang.     

"Yeon Ho, jangan berlarian seperti itu," ujar Dae Hyun yang khawatir putranya terjatuh. Namun anak itu tidak mendengarkan, malah semakin mempercepat larinya lantas terlebih dahulu menghempaskan tubuhnya di sofa.     

Dae Hyun hanya menggelengkan kepala melihat putranya yang keras kepala.     

Sesuai arahan dari Shin-hye, Dae Hyun segera meminta obat kepada salah satu pelayan di rumah itu.     

"Kakimu memerah," ujar Dae Hyun yang sudah berjongkok hendak mengobati luka Soo Yin.     

Terlihat bagian belakang kaki Soo Yin memang lecet terkena gesekan sepatu. Mungkin saat dansa tadi terlalu banyak bergerak. Apalagi tadi Dae Hyun mengajaknya mengobrol sehingga mungkin saja Soo Yin tidak menyadarinya.     

"Biarkan aku mengobati lukanya sendiri saja," tolak Soo Yin hendak turun dari sofa untuk berjongkok. Tak enak rasanya jika ada yang memandang mereka dalam posisi seperti ini. Seorang bos mengobati kaki sekretarisnya. Itu merupakan sesuatu yang sangat tidak masuk akal.     

"Tidak apa, tetaplah duduk di atas," sahut Dae Hyun dengan nada perintah. Mana mungkin dia tega membiarkan istri kecilnya mengobati luka sendiri.      

"Tuan, tidak enak jika dilihat orang lain," ujar Soo Yin sambil mengedarkan pandangannya ke sekeliling.     

Terlihat beberapa pelayan memandang ke arah mereka dengan tatapan penuh tanda tanya. Sedikit banyaknya pasti mereka sudah mengetahui jika Dae Hyun adalah suami Aeri.     

Dae Hyun menghela nafas pelan tidak menggubris ucapan sang istri. Ia sama sekali tidak peduli pikiran orang lain tentangnya. Dia hanya melakukan apapun yang dia inginkan.     

"Tidak usah dipedulikan," sahut Dae Hyun dengan nada santai sambil mengoleskan salep di kaki Soo Yin.     

Soo Yin akhirnya hanya bisa diam menurut apa yang diperintahkan suaminya. Sekeras apapun untuk menolak suaminya pasti akan tetap bersikeras. Padahal sekarang ia sudah merasa tidak nyaman sama sekali.     

Setelah selesai mengobati luka istri kecilnya, Dae Hyun pergi sebentar untuk mengambilkan air minum untuk Soo Yin. Is sudah menduga jika istrinya saat ini pasti sedang kehausan. Sehingga kini hanya ada Soo Yin dan Jo Yeon Ho saja yang duduk di sana.     

Jo Yeon Ho tengah duduk sambil menyandarkan kepalanya di sofa tampak menguap. Anak itu sudah mengantuk dan kelelahan. Bahkan sesekali ia mengerjapkan matanya untuk menghilangkan rasa kantuknya.     

"Yeon Ho, tidurlah di pangkuanku," ujar Soo Yin seraya menepuk pangkuannya. Ia nerasa kasihan dengan Yeon Ho yang kekuatan matanya untuk tetap terjaga hanya tinggal beberapa Watt saja.     

Tanpa menyanggah Jo Yeon Ho langsung menggeser tubuhnya mendekati Soo Yin karena sekarang memang sangat mengantuk. Bahkan baru saja beberapa menit langsung tertidur pulas di pangkuan Soo Yin yang digunakannya sebagai bantalan.     

"Ya ampun, anak ini sudah tertidur sangat pulas," ucap Soo Yin seraya menggeser duduknya agar lebih nyaman.     

"Dia terlihat sangat mengantuk dan lelah," imbuhnya. Diusapnya kepala Jo Yeon Ho dengan lembut. Lalu ikut menyandarkan kepalanya di sandaran sofa karena kantuk juga perlahan sudah mulai datang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.