Istri Simpanan

Bab 275 - Berakhir ricuh



Bab 275 - Berakhir ricuh

0Dae Hyun dan Soo Yin seketika langsung memandang ke arah pintu yang berderit. Mereka berpikir yang datang adalah Chang Yuan.     

"Uhuk … uhuk … uhuk …." Tenggorokan Soo Yin terasa tercekat melihat kedatangan Kim Soo Hyun hingga membuat makanan yang ada di dalam perutnya hampir menyembur keluar.     

Buru-buru Dae Hyun menyodorkan segelas air putih kepada Soo Yin.     

"Apa yang kalian lakukan?" Kim Soo Hyun menautkan kedua alisnya melihat Dae Hyun yang hendak menyuapkan makanan ke dalam mulut Soo Yin tapi menariknya kembali karena Soo terbatuk.     

"Kim Soo Hyun, tak bisakah kau mengetuk pintu terlebih dahulu ketika masuk," ucap Dae Hyun dengan dingin. Ia mencoba untuk tenang dan semoga saja adiknya tidak berpikiran yang bermacam-macam.      

Kim Soo Hyun melangkahkan kakinya ke arah mereka. Mulai merasa curiga tapi segera ditepis olehnya.     

"Untuk apa Kakak menyuapi Soo Yin?" Kim Soo Hyun tak dapat lagi meredam rasa penasarannya. Ia merasa seperti dikhianati oleh saudaranya sendiri.     

"Apa kau mau juga? Sini makanlah bersama kami. Aku dengan senang hati menyuapimu," ujar Dae Hyun berusaha untuk membuat lelucon.     

"Tangan Soo Yin sakit karena baru saja terjepit pintu kamar mandi. Dia agak kesusahan makan sehingga aku membantu menyuapinya. Apakah kau keberatan?" Alasan tidak masuk akal itu langsung lolos begitu saja dari bibir Dae Hyun.     

"Benarkah kau terjepit pintu? Katakan padaku mana yang terasa sakit," ujar Kim Soo Hyun yang langsung meraih tangan Soo Yin yang berada di atas meja lalu meniupnya.     

Dae Hyun memberikan kode dengan mengedipkan beberapa kali matanya kepada Soo Yin agar berpura-pura jika lengannya sakit. Ia tidak ingin Kim Soo Hyun mengetahui hubungan mereka terlebih dahulu sebelum rencananya berhasil.     

"Ah, be … benar, Tuan. Tanganku masih agak terasa sakit," ujar Soo Yin terbata dengan keringat dingin yang sudah keluar dari tubuhnya serta jantung juga sudah berdebar sangat kencang.     

"Coba aku lihat, kenapa kau tidak berhati-hati?" Kim Soo Hyun lantas memijat pergelangan Soo Yin.     

Dae Hyun mengepalkan tinjunya berusaha menahan emosi dan kekacauan di hatinya. Beruntungnya ia bisa menemukan alasan sehingga adiknya tidak akan merasa curiga.     

"Kakak, sebaiknya biarkan aku yang menyuapi Soo Yin," ujar Kim Soo Hyun.     

Dengan sangat terpaksa akhirnya Dae Hyun berdiri kemudian pergi ke mejanya tanpa sepatah kata pun yang terucap. Jika menolak maka kemungkinan besar Kim Soo Hyun akan semakin besar.     

Kim Soo Hyun duduk lantas memijat jari Soo Yin dengan lembut sambil meniupnya.     

"Apa sudah mulai membaik?" Kim Soo Hyun menghentikan pijatannya.     

Sungguh membuat Soo Yin merasa tidak enak hati karena merasa sudah menipunya. Meski begitu ia tidak berani mengatakannya.     

"Lumayan ternyata sudah tidak terlalu sakit lagi." Soo Yin pura-pura menggerakkan lengan hingga jari-jarinya.     

"Syukurlah, aku senang mendengarnya," ujar Kim Soo Hyun seraya tersenyum.     

"Apa kau sudah lama datang ke hotel? Tadi aku kemari belum ada dirimu?"     

"Aku belum lama tiba," sahut Soo Yin seraya tersenyum tipis.     

"Ya sudah, sekarang makanlah. Aku akan menyuapimu." Kim Soo Hyun mulai menyodorkan makanan ke mulut Soo Yin hingga membuat Soo Yin mau tidak mau membuka mulutnya.     

Dae Hyun yang sejak tadi mengamati dari kursi kebesarannya merasa semakin geram hingga ia tanpa sadar meninju meja. Tak tahan rasanya melihat adiknya melakukan hal itu kepada istri kecilnya. Pandangannya sejak tadi tidak teralihkan dari meja Soo Yin.     

Perut yang belum diisi sejak pagi membuat Kim Soo Hyun merasa lapar sehingga ia menyuapkan makanan ke dalam mulutnya dengan menggunakan sendok yang sama dengan Soo Yin.     

"Jangan Tuan," sergah Soo Yin ketika Kim Soo Hyun sudah hampir memasukkan makanan ke dalam mulutnya.     

"Ada apa?" Kim Soo Hyun mengernyitkan keningnya.     

"Apa anda tidak merasa jijik karena makan dengan sendok yang sama denganku?" tanya Soo Yin dengan wajah polos. Diliriknya sekilas Dae Hyun yang tampak menundukkan kepalanya dengan tangannya yang terus mengepal berada di atas meja.     

"Ha ha ha." Bukannya menjawab Kim Soo Hyun justru tertawa begitu renyah membuat Soo Yin merinding mendengarnya.     

"Haruskah aku merasa jijik? Jangankan makan dengan bekas sendok yang sama denganmu, aku bahkan tidak merasa jijik jika harus makan bekas gigitanmu," sahut Kim Soo Hyun dengan entengnya.     

Soo Yin hanya terpaku mendengar jawaban pria itu. Sungguh membuatnya merasa semakin sakit kepala. Ternyata kedua bersaudara itu sama saja. Menurutnya Kim Soo Hyun justru jauh lebih parah.     

"Kalau begitu habiskan saja semuanya karena aku sudah kenyang. Aku permisi ke kamar mandi terlebih dahulu," ujar Soo Yin sambil berdiri kemudian melangkahkan kakinya menuju kamar mandi.     

Soo Yin segera membasuh tangannya. Pastilah Dae Hyun benar-benar akan marah karena Kim Soo Hyun menyentuhnya. Namun itu semua tidak sepenuhnya kesalahannya karena itu ide suaminya juga yang mengatakan jika pergelangan tangannya sakit.     

"Apa yang sekarang harus aku lakukan?" Soo Yin merasa frustasi jika berada di antara kedua pria itu. Sama-sama tidak masuk akal dengan apa yang mereka lakukan.     

Untuk sementara Soo Yin memutuskan untuk berlama-lama berada di kamar mandi. Berharap semoga saja ketika keluar, Kim Soo Hyun sudah tidak ada di sana.     

Kim Soo Hyun kembali menyuapkan makanan ke dalam mulutnya. Hidupnya terasa benar-benar bahagia saat ini. Ternyata makan bekas Soo Yin terasa sangat nikmat. Ini seperti merasakan manisnya bibir ranum Soo Yin yang sangat menggoda. Tanpa sadar Kim Soo Hyun membayangkan jika suatu saat ini berciuman dengan Soo Yin pasti sangat membangkitkan gairahnya. Pria itu senyum-senyum sendiri membayangkannya.     

Dae Hyun sudah tidak dapat lagi membendung amarahnya. Ini adalah kedua kalinya  Kim Soo Hyun melakukan hal itu. Bahkan sekarang terang-terangan melakukan di depan matanya. Dengan langkah lebar Dae Hyun bergegas menghampiri meja Soo Yin kembali.     

"Kim Soo Hyun, itu makanan Soo Yin kenapa kau menghabiskannya?"      

"Memangnya kenapa? Soo Yin juga mengatakan jika dia sudah kenyang," sahut Kim Soo Hyun dengan santai.     

Dae Hyun merebut kotak makanan itu lantas duduk di kursi Soo Yin. Dengan cepat dia menghabiskan semua makanannya menggunakan tangan. Tak rela makanan yang seharusnya dimakan bersamanya justru Kim Soo Hyun yang menghabiskan.     

"Bukankah kau tadi sudah sarapan?" Kim Soo Hyun membelalakkan matanya tak percaya jika kotak bekal itu sudah kosong.     

"Aku masih lapar," sahut Dae Hyun singkat.      

Kakak beradik itu sama-sama melirik gelas Soo Yin yang berisi air putih tinggal setengah. Sesaat mereka saling berpandangan. Sebelum akhirnya mereka mengulurkan tangan untuk meraih gelas tersebut secara bersamaan.     

"Kim Soo Hyun, singkirkan tanganmu," perintah Dae Hyun dengan tegas.     

"Aku juga haus," sahut Kim Soo Hyun tak mau kalah.     

Soo Yin akhirnya keluar dari kamar mandi karena sepertinya ia mendengar kegaduhan. Soo Yin melongo melihat dua pria dewasa yang tengah berebut gelas seperti anak kecil.     

"Ada apa ini ribut-ribut?" ujar Soo Yin seraya menautkan kedua alisnya.     

"Tidak," sahut Kim Soo Hyun seraya meringis kemudian mengendurkan tangannya dari gelas itu. Sehingga kesempatan itu langsung dibuat Dae Hyun untuk menenggak air putih hingga habis.     

"Kakak?" Kim Soo Hyun memasang wajah kesal kepada saudaranya.     

"Sekarang, sebaiknya bersiap-siap karena sebentar lagi rapat akan dimulai. Kembalilah ke ruanganmu sekarang juga," usir Dae Hyun yang tidak peduli dengan Kim Soo Hyun yang akan memprotesnya.     

"Masih lima belas menit lagi," sahut Kim Soo Hyun yang merasa enggan beranjak dari tempat duduknya.     

"Cepatlah keluar, sebelum aku menyeretmu," ujar Dae Hyun yang sudah emosi. Bayangan sarapan romantis bersama sang istri berakhir ricuh dengan adanya Kim Soo Hyun.     

"Baiklah," ujar Kim Soo Hyun sembari menghela nafas pasrah.     

"Soo Yin, sampai ketemu lagi nanti," imbuhnya dengan senyuman yang begitu memikat. Ia mengecup jarinya sebentar lalu mengarahkannya kepada Soo Yin.     

"Kim Soo Hyun, cepat keluar!" teriak Dae Hyun yang sudah sangat muak melihat adiknya melakukan hal kekanakan seperti itu.     

Kim Soo Hyun segera pergi dari ruangan saudaranya. Sebenarnya ia merasa aneh dengan sikap saudaranya. Tapi rasa bahagianya bertemu Soo membuatnya melupakan hal itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.