Istri Simpanan

Bab 276 - Rapat



Bab 276 - Rapat

0Setelah Kim Soo Hyun keluar dari ruanganya, Dae Hyun lantas melangkahkan kakinya dengan lebar menuhu pintu lalu menguncinya sambil menahan emosi di dadanya. Marah, sangat marah hingga ia kembali meninju daun pintu dengan sangat keras. Ia sangat marah karena semakin hari Kim Soo Hyun sangat menyebalkan untuk menggoda istrinya. Sedangkan ia tidak bisa melakukan banyak hal.     

Soo Yin bahkan sampai mengusap dadanya karena terkejut. Dipandanginya wajah pria yang sudah menempati posisi tertinggi dalam hatinya. Dipandanginya Dae Hyun yang hendak memukulkan tinjunya ke tembok dekat pintu. Seperti berusaha tengah meredam emosinya.     

Dae Hyun lantas meletakkan kepalan tangannya ke tembok dengan posisi menunduk.     

Soo Yin perlahan melangkahkan kakinya ke meja kerjanya untuk mengambil tas. Tidak disangka tujuannya hari ini untuk memberikan kejutan justru harus berakhir dengan keributan antara dua bersaudara.     

Soo Yin menghela nafas panjang sembari terus melangkahkan kaki menghampiri suaminya.     

"Jika aku hanya membuat keributan di sini sebaiknya aku pulang saja," ucap Soo Yin dengan bibir bergetar. Berusaha untuk tegar agar bola kristal tidak jatuh dari sudut matanya.     

Soo Yin sama sekali tidak menyesal pagi-pagi sudah datang ke hotel tapi ia menyesal karena kelak pasti akan menyebabkan pertengkaran di antara mereka berdua. Sekarang saja sudah seperti itu apalagi nanti. Sungguh Soo Yin tidak bisa membayangkan jika Kim Soo Hyun sampai mengetahui semuanya.     

Dae Hyun menoleh mendengar istri kecilnya berkata seperti itu. Matanya terlihat kentara sekali meredam amarah. Tanpa berucap lantas melangkahkan kakinya menghampiri Soo Yin.     

Melihat ekspresi suaminya Soo Hyun beringsut mundur. Tak pernah dilihatnya Dae Hyun yang menatapnya seperti itu.     

Dengan cepat Dae Hyun memegang tengkuk Soo Yin hingga membuatnya tak bisa bergerak lantas mendaratkan sebuah ciuman di bibirnya.     

Soo Yin sontak terkejut dengan apa yang dilakukan Dae Hyun karena dia pikir tadi ia akan melakukan sesuatu yang lain. Ketika mulut Soo Yin terbuka, Dae Hyun lantas menelusupkan lidahnya menjelajahi setiap sudut mulut sang istri.     

Hingga Soo Yin perlahan menutup matanya serta mengalungkan tangannya di leher Dae Hyun. Ia merasakan ciuman Dae Hyun kali ini sangat berbeda cenderung tergesa-gesa. Bukan ciuman lembut yang penuh kasih sayang yang biasa ia rasakan. Dae Hyun terus melumat bibirnya dengan kasar hingga beberapa saat.     

Dae Hyun melepaskan pagutannya setelah emosinya mulai stabil dan tersadar apa yang telah dilakukannya.     

"Maaf," ucap Dae Hyun lirih sembari menjauhkan tubuhnya. Hampir saja ia kehilangan kendali.     

"Kau marah?" ujar Soo Yin sambil menatap mata elang suaminya. Ia menggerakkan bibirnya sedikit karena terasa agak bengkak.     

Bukannya menjawab Dae Hyun justru mendekap tubuh Soo Yin dengan erat. Berusaha meyakinkan dirinya jika sang istri hanyalah miliknya seorang dan tidak akan dimiliki oleh orang lain termasuk Kim Soo Hyun.     

"Aku hanya marah pada diriku sendiri karena membuatmu berada di situasi sulit seperti ini." Dae Hyun terus mengusap rambut Soo Yin kemudian mengecup keningnya berulang-ulang.     

"Lalu apa yang harus aku lakukan? Cepat atau lambat Kim Soo Hyun pasti akan memintaku menjawabnya," ucap Soo Yin dengan pilu. Sungguh tidak tega jika dirinya harus menolak Kim Soo Hyun setelah memberinya waktu yang cukup lama.     

"Aku janji setelah rapat ini semuanya akan berakhir. Kau hanya perlu menolaknya." Dae Hyun merengkuh wajah Soo Yin lalu mengecup keningnya beberapa saat sebelum akhirnya melepaskannya.     

"Semoga semuanya berjalan dengan lancar. Sekarang pergilah, bukankah kau bilang tadi rapatnya sebentar lagi," ujar Soo Yin.     

"Hmmm, tidak apa-apa sesekali terlambat. Apa kau akan ikut masuk?" tanya Dae Hyun.     

"Untuk apa? Bukankah rapat itu hanya dihadiri oleh keluarga dan orang penting saja?" Soo Yin justru balik bertanya.     

"Dengan kau berada di sana membuatku merasa jauh lebih kuat," ucap Dae Hyun seraya tersenyum lalu mengusap bibir ranum sang istri dengan ibu jarinya.     

Melihat wajah Soo Yin pagi in membuat Dae Hyun semakin bertekad bulat untuk segera mengakhiri masa jabatannya sebagai direktur hotel itu. Ia yakin tidak akan pernah menyesal dengan keputusannya.     

"Aku di sini saja menunggumu," sahut Soo Yin seraya tersenyum. Digenggamnya jari Dae Hyun yang masih berada di pipinya lalu meremasnya pelan.     

"Baiklah, tetaplah di sini," ujar Dae Hyun sebelum akhirnya melangkahkan kakinya keluar. Ia sudah terlambat sepuluh menit yang pasti akan membuat para dewan direksi menjadi marah. Itu sebenarnya malah lebih bagus sehingga memudahkannya untuk turun dari jabatannya.     

°     

°     

Ruang Rapat,     

Benar saja sesuai dugaan Dae Hyun jika semua kursi sudah penuh terisi oleh orang-orang penting hotel. Ada juga Park Ji Hoon yang sudah duduk di seberang meja. Ia tampak diam saja sambil memijat pelipisnya. Ada juga kedua pamannya yaitu Jung Woo yang mewakili bibi Hyun Bin serta Goong Min yang mewakili bibi Shin-hye.     

Yang lainnya adalah para investor yang menginvestasikan uang yang cukup banyak di The Silla Seoul Hotel. Meskipun ada beberapa yang tidak datang karena sebagian berada di luar negeri.     

Sedangkan Kim Soo Hyun duduk di dekat Park Ji Hoon.     

Dae Hyun terlebih dahulu memandang semua orang yang hadir lalu membungkukkan tubuhnya sebagai tanda hormat dan sopan. Yang tahu diadakannya rapat hari itu adalah Park Ji Hoon. Sedangkan lainnya tidak tahu sama sekali mengenai hal itu karena memang Dae Hyun tidak memberitahukannya saat undangan diberikan. Mereka hanya mengira itu seperti rapat biasa yang diadakan setiap bulan.     

Dae Hyun menghirup udara dalam-dalam dari hidung kemudian menghembuskannya dari mulut untuk menghilangkan semua rasa gugupnya. Tanpa duduk terlebih dahulu ia langsung berdiri di tempat yang biasa digunakan untuk berpidato.     

"Selamat pagi, semuanya. Terima kasih sudah hadir pada rapat kali ini," ujar Dae Hyun sembari mengatur nafasnya.     

Yang lain tampak fokus mendengarkan sambil bertanya-tanya apa tujuan Dae Hyun mengumpulkan mereka semua.     

"Untuk para Dewan Direksi yang terhormat, saya mengucapkan banyak terima kasih karena anda semua sudah mempercayakan kepada saya untuk memimpin hotel ini. Setelah melalui banyak pertimbangan tampaknya kita harus mengganti pimpinan hotel ini dengan direktur yang baru." Dae Hyun sejenak menghentikan ucapannya.     

Semua orang saling menatap satu sama lain, lalu memandang Dae Hyun dengan penuh tanda tanya.     

"Apa maksud Kakak?" ujar Kim Soo Hyun yang terperangah seperti yang lain mendengar penuturan saudaranya.     

Park Ji Hoon hanya diam sambil mendengarkan orang-orang yang saling mengeluarkan argumennya. Tak ingin ikut menanggapi karena sudah mengetahuinya terlebih dahulu.     

"Dae Hyun, kau tidak usah membuat lelucon seperti itu," ujar Jung Woo sambil tertawa diikuti dengan yang lainnya.     

"Sudahlah, tidak perlu menggantinya dengan siapapun. Hanya kau yang pantas menjadi direktur di hotel ini," ujar Goong Min.     

Kedua paman Dae Hyun mengatakan hal itu karena sekarang Dae Hyun baik-baik saja dan belum mengetahui hubungannya dengan Soo Yin. Jika mereka tahu mungkin saat ini kedua pamannya akan berebut posisi sebagai direktur.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.