Istri Simpanan

Bab 277 - Keputusan Rapat



Bab 277 - Keputusan Rapat

0Dae Hyun memberikan waktu untuk mereka berargumen dan menyampaikan pendapat. Meski tidak akan menjadi bahan pertimbangan tapi setidaknya dia harus mendengarkan apa yang mereka inginkan. Tekad Dae Hyun sudah bulat sehingga tidak akan ada yang bisa menghentikannya.     

"Aku melakukan ini hanya berniat agar hotel menjadi lebih maju lagi," ucap Dae Hyun kembali.     

"Kalian tidak perlu repot-repot mencarinya karena aku sudah menunjuk siapa yang akan menggantikanku. Aku yakin jika kalian pasti akan setuju menjadikannya direktur," imbuh Dae Hyun sembari menghela nafas pelan.     

Ruang rapat kini semakin riuh karena beberapa orang berbicara sendiri. Sepertinya mereka tidak ingin Dae Hyun turun dari jabatannya. Namun Dae Hyun pura-pura tidak mendengarkan apa yang mereka utarakan.     

"Aku akan menunjuk Kim Soo Hyun sebagai direktur baru The Silla Seoul Hotel," ucap Dae Hyun dengan suara keras dan tegas. Kini ada perasaan lega karena sudah mengatakan semuanya.     

"Apa?"     

Semua orang serempak mengatakannya sambil memandang Dae Hyun dengan tatapan penuh tanda tanya yang sangat besar. Hingga beberapa saat ruang rapat jadi hening karena semua orang sangat terkejut. Menganggap Dae Hyun sudah gila. Pada dasarnya tidak akan ada yang mau untuk turun dari jabatannya. Mereka tidak menyangka jika Dae Hyun akan mengatakan hal itu setelah kerja keras begitu lama ia lakukan untuk hotel.     

"Dae Hyun, bukankah sudah kami katakan jika tidak usah membuat lelucon seperti itu. Kim Soo Hyun itu masih terlalu muda. Dia …." Jung Woo menghentikan ucapannya saat melirik ke arah Kim Soo Hyun. Hendak mengatakan tidak bisa diandalkan tapi segera mengurungkan niatnya.     

"Jaga ucapanmu, tidak usah main-main seperti itu," tukas Pak Ooh yang merupakan salah satu dewan direksi.     

Mereka terus berpendapat untuk menolak gagasan Dae Hyun yang ingin berhenti dari jabatannya.     

"Kalian tidak perlu khawatir, aku akan tetap membantu pekerjaan Kim Soo Hyun sampai dia benar-benar bisa," ujar Dae Hyun untuk meyakinkan jika Kim Soo Hyun bisa diandalkan.     

"Tolong, pikirkan kembali apa yang telah kau katakan. Karena tidak hanya hotel ini yang rugi tapi kami juga akan merasa sangat dirugikan," protes Pak Choi.     

"Kakak, apa yang sebenarnya kau pikirkan? Memangnya kau mau kemana?" ujar Kim Soo Hyun seraya berdiri karena dia adalah orang yang paling terkejut di antara yang lainnya.     

"Aku tidak akan kemana-mana. Aku hanya ingin jika kita bergantian posisi agar kau bisa merasakan menjadi seorang pemimpin. Sudah cukup aku mengabdikan hidupku untuk bekerja di hotel ini. Sekarang waktunya kau yang melakukannya," sahut Dae Hyun dengan tegas.     

"Aku tidak punya pengalaman sama sekali dengan semua ini. Bagaimana bisa Kakak berpikir seperti itu?" ujar Kim Soo Hyun yang ikut protes tentang ide tidak masuk akal dari saudaranya.     

"Ayah, ada apa sebenarnya dengannya? Kenapa dia mendadak seperti itu?" ujar Kim Soo Hyun sambil memandang ke arahnya.     

"Tidak apa-apa, kau juga harus belajar untuk menjadi seorang pemimpin," ujar Park Ji Hoon dengan tenang. Sebagai seorang ayah dia juga ingin putra bungsunya maju.     

Semua orang terdengar menolak apa yang Dae Hyun lakukan. Mereka tidak mungkin begitu saja membiarkan hotel dipimpin dengan orang yang belum berpengalaman.     

"Tolong, tenang semuanya. Izinkan aku untuk berbicara," ujar Dae Hyun sambil menghirup nafas dalam-dalam lalu mengeluarkannya.     

"Keputusanku sudah bulat. Meski diriku tidak menjadi direktur utama lagi aku akan tetap bekerja dengan baik di hotel ini. Kuharap kalian menerima keputusanku dengan baik. Mulai besok aku akan bertukar ruangan terlebih dahulu bersama Kim Soo Hyun sebagai uji coba," ujar Dae Hyun lagi.     

"Satu lagi, aku melepaskan jabatan ini karena aku ingin fokus mengurus cabang yang ada di berbagai tempat," lanjut Dae Hyun.     

"Bagaimana bisa kami mempercayai ucapanmu?"     

"Kau sungguh sudah tidak waras."     

"Tidak ada orang yang akan mengundurkan diri karena hanya untuk alasan seperti itu. Kau pikir uang kami di hotel ini adalah sebuah lelucon."     

Protes demi protes terlontar dari para anggota dewan direksi.     

"Aku rasa rapat kali ini cukup. Silahkan jika kalian masih ingin berbincang," ujar Dae Hyun yang langsung undur diri.     

Dae Hyun memutuskan duduk karena hasil rapat sudah diputuskan. Itu terserah mereka untuk setuju atau tidak. Tinggal menunggu proses pengangkatan Kim Soo Hyun maka semuanya akan selesai. Setelah itu tinggal mengurus perceraiannya dengan Aeri. Barulah dia akan menikah ulang dengan Soo Yin untuk menghapus jejak yang beredar agar selama ini Soo Yin tidak dianggap pelakor dan seorang wanita simpanan.     

Membayangkan bagaimana mereka berjalan di altar sudah membuat jantungnya berdebar.     

'Sayang, bersabarlah. Tinggal selangkah lagi, akan kujadikan kau satu-satunya permaisuriku,' ~ batin Dae Hyun dengan wajah tersenyum.     

Tidak ingin mendengarkan perdebatan mereka, Dae Hyun memutuskan untuk keluar dari ruangan itu. Dengan langkah santai Dae Hyun melangkahkan kakinya menuju pintu keluar. Kini beban di pundaknya terasa sedikit berkurang. Semoga keputusannya tidak akan membuat kekacauan di hotel itu.     

Semua orang yang ada di ruang rapat saling berdiskusi meminta pendapat kepada Park Ji Hoon kenapa Dae Hyun tiba-tiba saja melakukan hal itu. Padahal akhir-akhir ini sepertinya tidak terjadi sesuatu apapun.     

°     

°     

Menunggu jalannya rapat yang pasti lama, Soo Yin memutuskan untuk mencari Jae-hwa. Barang kali bisa menemukannya karena ponselnya selalu tidak aktif ketika ia mencoba menghubunginya. Soo Yin berpikir jika Jae-hwa mengganti nomor ponselnya.     

Akhirnya setelah mencari ke beberapa tempat Soo Yin melihat dari ujung lorong sosok Jae-hwa yang baru saja masuk ke sebuah kamar hotel. Seperti biasa ia memang akan melakukan pekerjaan itu setelah pelanggan meninggalkan kamar.     

Sayang sekali tiba-tiba saja banyak karyawan yang berada di luar sehingga jalannya terhalang.  Soo Yin tidak bisa melihat ke kamar hotel nomor berapa yang dimasuki Jae-hwa. Ketika sampai di ujung lorong Soo Yin bahkan bingung antara masuk kamar nomor 133 atau 134. Biasanya jika ada pekerja di dalam maka pintunya tidak akan dikunci.     

Soo Yin memberanikan diri untuk memutar salah satu knop pintu ternyata memang tidak terkunci. Sudah bisa dipastikan jika Jae-hwa berada di dalam. Soo Yin berharap semoga saja dirinya tidak akan salah masuk kamar. Ketika masuk ke dalam kamar tidak ada siapapun di dalam. Hanya terdengar kucuran yang berasal dari kamar mandi.     

Ia berpikir jika Jae-hwa sedang membersihkan toilet. Sebelum menjadi sekretaris Dae Hyun, Soo Yin melakukan hal yang sama seperti apa yang mereka Jae-hwa lakukan sehingga Soo Yin memutuskan untuk duduk di sisi ranjang menunggu Jae-hwa keluar.     

Ceklek ….     

Terdengar suara pintu yang terbuka dari arah kamar mandi, membuat Soo Yin langsung menoleh.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.