Istri Simpanan

Bab 280 - Menginginkanmu



Bab 280 - Menginginkanmu

0Chang Yuan bersama anak buahnya segera membawa Je Ha keluar dari hotel itu sebelum Dae Hyun benar-benar membunuhnya. Kondisi bosnya kali ini tampak terguncang      

Dae Hyun segera menghampiri Soo Yin yang berada di atas ranjang dengan nafas yang ngos-ngosan. Soo Yin tampak menggigit bibir bawahnya sambil terus menggeliat sedangkan matanya terus terpejam.     

Dae Hyun segera membopong tubuh Soo Yin untuk membawanya keluar dari kamar itu. Ia merasa jijik dengan bekas kamar yang ditempati Je Ha.     

"Jae-hwa, tolong bawa Nona ini bersamamu," ujar Dae Hyun kepada Jae-hwa yang masih berdiri di sana.  Dengan langkah lebar Dae Hyun langsung melangkahkan kakinya keluar. Masuk ke dalam kamar di sebelah yang sudah dibersihkan oleh Jae-hwa. Ia harus menyadarkan Soo Yin terlebih dahulu.     

Sesuai perintah Dae Hyun, Jae-hwa segera membawa Mi Na yang tampak masih syok keluar dari kamar itu. Sebenarnya tadi Jae-hwa ingin protes ketika Dae Hyun membawa Soo Yin keluar tapi mengurungkan niatnya.  Lebih memilih menghampiri Mi Na yang duduk di sisi ranjang dengan tatapan kosong.     

Dae Hyun mengunci pintu kamar terlebih dahulu sebelum berbalik lagi menuju ranjang dimana Soo Yin saat ini tengah berbaring. Ketika Soo Yin membuka mata terlihat pandangannya sayu dan bergairah.     

"Sayang, kemarilah," ucap Soo Yin dengan tatapan berkabut. Hendak bangun untuk duduk tapi kepalanya terasa agak pusing.     

"Soo Yin, sadarlah," ujar Dae Hyun sembari mengguncang tubuh sang istri.     

"Sayang, aku mencintaimu. Aduh, panas sekali. Cepat lepaskan pakaianku." Soo Yin meracau tidak jelas sambil menggeliat.      

Dae Hyun ingin menyadarkan Soo Yin terlebih dahulu. Meskipun bisa saja ia mengambil kesempatan di saat istrinya yang setengah sadar karena di bawah pengaruh obat perangsang, Dae Hyun tidak ingin melakukannya. Sungguh tidak tega melihat Soo Yin yang tersiksa seperti itu. Dengan kasar Soo Yin berusaha merobek pakaiannya tapi tidak bisa.     

"Sayang, buka matamu. Aku mohon sadarlah," ucap Dae Hyun dengan perasaan cemas yang menggerogoti jantungnya.     

"Dae Hyun, ayo kita melakukannya. Bukankah kau juga merindukanku. Batin kita sudah lama tersiksa." Lagi-lagi Soo Yin meracau sambil menggeliat dan menarik roknya ke atas.     

Dae Hyun tidak menggubrisnya. Sekarang ia pergi ke kamar mandi untuk menyiapkan air dingin guna menyadarkan Soo Yin. Semoga saja usahanya bisa berhasil. Setelah menyiapkan air di bak sampai penuh, Dae Hyun bergegas berbalik kemudian membopong tubuh Soo Yin membawanya ke dalam kamar mandi.     

Dengan pelan Dae Hyun memasukkan tubuh Soo Yin dan memposisikan kepalanya bersandar pada sisi bak. Lantas dibukanya pakaian Soo Yin satu per satu agar tubuhnya kembali normal karena pengaruh obat itu. Dae Hyun sedikit masih bisa merasakan bagaimana perasaan itu sangat menyiksa. Itu mungkin sama dengan yang dirasakannya beberapa tahun yang lalu saat bersama Aeri.     

Dae Hyun hendak bangkit berdiri tapi Soo Yin mencekal pergelangan tangannya.     

"Jangan kemana-mana," pinta Soo Yin dengan sensual.     

"Aku hanya ingin mengambil handuk saja, tidak akan kemana-mana," sahut Dae Hyun seraya menyunggingkan senyuman.     

Soo Yin menggelengkan kepalanya. Yang dia inginkan saat ini adalah bersama sang suami.     

"Aku menginginkanmu," ucap Soo Yin dengan suara parau.     

"Kita akan melakukannya setelah kau pulih," sahut Dae Hyun tegas. Pria normal mana yang tidak tergoda pada istri yang tidak mengenakan baju. Ditambah lagi dengan dia yang terus menggoda sejak tadi. Namun Dae Hyun hanya ingin  melakukannya setelah Soo Yin tidak terpengaruh dengan obat.     

"Sayang, aku ingin sekarang," rengek Soo Yin dengan nada manja.     

"Setelah kau benar-benar sadar kita akan melakukannya," ucap Dae Hyun sembari menghela nafas berat. Sakit hatinya melihat Soo Yin tersiksa seperti itu. Namun Dae Hyun hanya ingin melakukannya dengan perasaan penuh cinta. Bukan hanya karena gairah semata.     

"Apa kau sudah tidak menginginkanku?" Tatapan mata Soo Yin tampak memerah dan berkabut.     

"Sekarang berendamlah dengan benar agar kau tidak merasa pusing. Setelah ini baru kita melakukannya," sahut Dae Hyun sembari membelai rambut Soo Yin dengan lembut dengan posisi duduk berjongkok di dekat bak mandi.     

Akhirnya Soo Yin menganggukan kepalanya karena hawa dingin air perlahan mampu meredakan rasa gejolak dan hasrat yang membara.     

Ia semakin geram kepada Je Ha yang hampir saja menodai Soo Yin setelah apa yang dia menyakiti Mi Young. Nanti ia membuat perhitungan lagi kepada Je Ha. Jika tahu akan seperti ini mungkin ia tak akan pernah melepaskan Mi Young saat itu. Dae Hyun hanya kasihan melihat Mi Young mendapatkan pria yang salah. Pantas saja raut wajahnya sangat berbeda ketika mereka bertemu.     

Namun disadari Dae Hyun jika masih bersama Mi Young mungkin tidak akan bertemu dengan Soo Yin. Ia sama sekali tidak menyesal menikahi Soo Yin     

"Apa sudah mulai baikkan?" ujar Dae Hyun setelah beberapa saat. Dikecupnya puncak kepala Soo Yin beberapa kali.     

Soo Yin berusaha mengerjapkan kedua matanya dan menegakkan kepalanya dengan benar di sisi bak mandi. Meski kepalanya masih terasa berat tapi perasaan gairah itu sudah mulai reda.     

"Tunggulah di sini sebentar, aku akan membawakan air hangat untukmu," ujar Dae Hyun. Sebelum bangkit berdiri diremasnya jari Soo Yin.     

"Jangan lama-lama," pinta Soo Yin sambil mengerucutkan bibirnya.     

"Tidak akan lama," sahut Dae Hyun.     

Dae Hyun segera keluar untuk meminta pelayan membawakan teh chamomile agar membuat tubuh Soo Yin semakin bugar.      

Tiba-tiba saja teleponnya berdering. Terlihat nama Kim Soo Hyun tertera di layar. Dae Hyun mendesah pelan dengan terpaksa menjawabnya.     

"Kakak, dimana kau berada? Aku ingin berbicara denganmu sekarang juga," ujar Kim Soo Hyun.     

"Aku sibuk, jika ingin berbicara nanti saja," ucap Dae Hyun dengan datar. Ia tadi sudah meminta kepada Chang Yuan agar tidak ada yang menyebarkan kekacauan itu. Sehingga semua orang yang melihat akan bungkam.     

"Tapi Kak, aku ingin berbicara sekarang juga," protes Kim Soo Hyun.     

"Memangnya apa yang ku ingin kau bicarakan? Jika mengenai pekerjaan nanti saja."     

Dae Hyun lantas mematikan sambungan telepon ketika mendengar ada seorang pelayan yang mengetuk pintu. Sesuai pesanannya pelayan itu membawakan teh chamomile.     

Setelah mendapatkannya Dae Hyun kembali ke kamar mandi untuk menemui sang istri. Ternyata Soo Yin sudah berdiri di bawah guyuran shower, tengah mengguyur kepalanya dengan air mengalir. Sebelum Soo Yin menyadari kehadirannya Dae Hyun segera menutup pintu kembali. Takut sudah tidak bisa menahan hasratnya lagi.     

Ia hampir lupa jika belum menghubungi Chang Yuan untuk membelikan pakaian untuk sang istri. Belum sampai telepon terhubung ternyata ada suara ketukan pintu sehingga Dae Hyun bergegas membukanya.     

Chang Yuan berdiri di depan pintu sambil membawa paper bag di tangannya. Seperti sudah bisa membaca pikiran Dae Hyun. Sehingga sebelum memintanya Chang Yuan sudah inisiatif membelinya.     

"Ini pakaian Nona, Tuan," ujar Chang Yuan.     

"Kau memang asisten terbaik," puji Dae Hyun seraya meraih paper bag itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.