Istri Simpanan

Bab 283 - Ingin berlatih bela diri



Bab 283 - Ingin berlatih bela diri

0Dae Hyun mondar-mandir ke sana kemari mencari Soo Yin. Setelah setengah jam menunggu di ruangannya Soo Yin Tidak juga muncul padahal sudah berjanji akan segera menyusulnya. Ia bahkan sudah mengerahkan para keamanan untuk mencari Soo Yin tapi tak juga ditemukan. Terlalu panik mereka tidak ingat memeriksa cctv.     

Pria itu bahkan sampai bolak-balik masuk lift guna mencari istrinya. Turun sendiri mencarinya ke berbagai tempat. Membiarkan beberapa pekerjaannya terbengkalai. Untunglah ia sudah melimpahkan jabatannya pada Kim Soo Hyun sehingga tidak terlalu khawatir dengan pekerjaannya.     

"Kakak, ada apa?" tanya Kim Soo Hyun ketika mereka bertemu di dalam lift kembali. Kim Soo Hyun pikir jika kakaknya mungkin sedang ingin naik turun menggunakan lift.     

Ini yang ketiga kalinya Dae Hyun masuk ke dalam lift menuju tempat dimana terakhir Dae Hyun dan Soo Yin bertemu.      

"Tidak ada," sahut Dae Hyun singkat berusaha untuk tenang karena tidak mungkin mengatakan yang sebenarnya kepada adiknya. Bisa-bisa dia membuat kehebohan jauh lebih parah.     

"Kakak, dimana Soo Yin? Apa dia ada di ruanganmu? Aku sangat ingin bertemu dengannya," ujar Kim Soo Hyun sambil membawa berkas di tangannya.     

"Dia sedang keluar," sahut Dae Hyun singkat.     

"Kemana?"     

"Sudahlah, tidak usah banyak tanya. Kau pikir hidupku hanya untuk mengurusnya," sahut Dae Hyun ketus. Mana bisa kali ini menjawabnya karena ia sendiri bahkan tidak tahu keberadaan istri kecilnya dimana.     

Ting ….     

Lift berhenti dan pintu langsung terbuka karena mereka sudah berada di lantas satu tepatnya lobi.     

Soo Yin berdiri di depan lift sambil menekan tombol agar pintunya segera terbuka.     

Tepat setelah pintu terbuka berdirilah dua beradik yang langsung memandang wajahnya. Sang adik memandangnya dengan tersenyum sumringah. Sedangkan sang kakak memasang wajah dingin. Soo Yin tidak tahu harus tersenyum atau tidak menanggapi mereka berdua.     

"Soo Yin, kau dari mana?" tanya Kim Soo Hyun seraya berjalan keluar dari lift menghampiri Soo Yin sehingga Soo Yin mengurungkan niatnya untuk segera sampai di ruangannya. Orang yang dicarinya juga sudah berada di sampingnya.     

"Aku habis makan di luar sebentar," sahut Soo Yin sambil tersenyum tipis. Diliriknya Dae Hyun yang memasang wajah datar lalu memalingkan wajahnya ke arah lain ketika Soo Yin menatapnya. Sudah dapat dipastikan jika Dae Hyun pasti sangat marah karena tadi sudah menghilang. Ia tadi benar-benar lupa untuk mengirimkan pesan lagi pula ia tidak membawa ponselnya.     

"Sayang sekali, padahal aku ingin mengajakmu makan siang," ujar Kim Soo Hyun yang kehilangan semangat.     

"Sebaiknya aku kembali ke ruangan saja. Jika kalian ingin makan siang bersama, silahkan," ujar Soo Yin. Buru-buru ia menekan tombol lift agar segera terbuka. Suasana di sana sangat menegangkan sehingga Soo Yin tidak ingin mengambil resiko. Lebih baik sekarang kabur terlebih dahulu.     

"Soo Yin, tunggu!" sergah Kim Soo Hyun. Belum sempat berbicara pintu lift sudah tertutup. Padahal ia ingin Soo Yin menemaninya makan siang.     

Dae Hyun merasa lega karena akhirnya Soo Yin ditemukan dan dia baik-baik saja. Yang membuatnya kesal dia makan siang tapi tidak mengajaknya. Padahal dia nyaris terjun dari lantai 10.     

"Kakak, ayo kita makan siang bersama," ajak Kim Soo Hyun. Kini dirinya lebih percaya diri setelah diyakinkan oleh Dae Hyun bahwa dia bisa menjadi direktur dengan baik. Semuanya itu butuh belajar dari bawah terlebih dahulu. Dengan jabatan barunya, Kim Soo Hyun semakin yakin jika Soo Yin pasti akan menerimanya. Siapa yang tidak mau menjadi istri seorang direktur.     

"Pergilah, aku tidak bernafsu untuk makan," sahut Dae Hyun dengan datar lantas melangkahkan kakinya kembali masuk ke dalam lift untuk menyusul Soo Yin.     

"Ada apa dengannya? Kenapa bolak-balik masuk lift?" gumam Kim Soo Hyun sembari menaikkan sebelah alisnya. Ia lantas pergi ke restoran karena perutnya sudah minta diisi.     

°     

°     

Soo Yin memilih ke kamar mandi untuk bersembunyi sementara dari Dae Hyun. Perasaannya tidak bagus saat mengingat ekspresi wajah sang suami.     

"Aduh, bagaimana ini?" ujar Soo Yin sembari mematut dirinya di depan cermin. Ia kemudian mencuci mukanya agar lebih segar. Lagian dirinya ke restoran bukan bersama pria lain. Melainkan dengan Mi Na, semoga saja Dae Hyun dapat mengerti.     

Setelah menyisir rambutnya dengan jemari karena tadi lupa tidak membawa sisir, Soo Yin segera membuka pintu.     

Ketika baru saja membuka pintu toilet, ia langsung terlonjak kaget hingga jantungnya mau copot.     

"Dae Hyun, kau mengagetkanku," ucap Soo Yin yang tidak memperdulikan raut wajah Dae Hyun yang tampak dingin.     

Dae Hyun berdiri tepat di depan pintu kamar mandi untuk menghalangi jalan Soo Yin dengan wajah masam.     

"Dari mana saja kau? Aku bahkan setengah mati hampir jantungan karena mencemaskan keberadaanmu. Namun kau tidak berniat sama sekali untuk menjelaskannya kepadaku. Soo Yin!"      

Dae Hyun merasa sangat geram dengan sang istri. Dengan keras Dae Hyun menarik tubuh Soo Yin hingga membentur dada bidangnya. Bahkan jika tidak ketemu juga sebentar lagi ia berniat memanggil polisi untuk ikut mencari keberadaannya.     

"Puaskah dirimu selalu membuatku khawatir? Soo Yin, lain kali jika pergi tinggalkan pesan. Agar aku tidak cemas," ujar Dae Hyun lantas memegang tangan Soo Yin lalu menempelkannya di dada.     

Soo Yin bisa merasakan jika jantung Dae berdetak sangat cepat dan Soo Yin bahkan bisa mendengarkan suara degup jantungnya.     

Dae Hyun sangat trauma mengingat Soo Yin yang selalu saja mengalami beberapa masalah dan hampir celaka jika sendirian.     

"Maaf, tadi aku hanya ingin mengobrol dengan Mi Na sebentar. Aku tidak bermaksud membuatmu cemas," ujar Soo Yin dengan rasa bersalah.     

"Lain kali kau tidak boleh seperti itu. Kau harus lapor kepadaku sebelum pergi kemanapun," ucap Dae Hyun dengan tegas memberi perintah kepada Soo Yin.     

"Aku berjanji akan melakukan apa yang kau perintahkan," ucap Soo Yin dengan sungguh-sungguh. Dari pada membuatnya marah lebih baik menuruti permintaannya.     

"Bagaimana jika aku berlatih ilmu bela diri? Agar kau tidak terlalu mencemaskanku lagi," pinta Soo Yin sambil memiringkan kepalanya untuk menatap mata suaminya d.r. Sudah lama ia ingin mengatakan hal ini kepada sang suami tapi belum sempat tersampaikan.     

"Bela diri?" Dae Hyun mengernyitkan keningnya untuk menimbang permintaan Soo Yin. Sebenarnya ada baiknya jika Soo Yin belajar ilmu bela diri. Setidaknya bisa menjaga dirinya ketika keadaan darurat.     

"Lebih baik mulai sekarang kau akan diawasi oleh pengawal. Kemanapun kau pergi ia akan mengikutimu," tolak Dae Hyun karena ide itu jauh lebih baik.     

"Tidak, tidak," tolak Soo Yin.     

"Aku ingin belajar bela diri saja dari pada ada pengawal," ujar Soo Yin karena itu terlalu berlebihan.      

"Bela diri itu terlalu berbahaya untukmu," ujar Dae Hyun.     

"Ayolah, Sayang. Aku mohon," pinta Soo Yin.     

Dae Hyun mendesah pelan mengenai ide Soo Yin. Sejenak terdiam sambil memikirkan baik buruknya jika berlatih bela diri.     

"Baiklah, nanti aku akan meminta Chang Yuan untuk mencari pelatihmu," ujar Dae Hyun.     

"Benarkah?" Wajah Soo Yin langsung berbinar mendengarnya.     

"Hmmm," sahut Dae Hyun. Meski berat tapi sepertinya itu bukanlah ide yang buruk.     

"Terima kasih." Soo Yin lantas mencium pipi Dae Hyun karena terlalu bersemangat.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.