Istri Simpanan

Bab 284 - Perasaan seorang ibu tak pernah salah



Bab 284 - Perasaan seorang ibu tak pernah salah

0Kabar mengenai Dae Hyun yang mengundurkan diri dari jabatannya sudah tersebar luas padahal baru saja beberapa jam. Hingga semua para investor ingin mengadakan pertemuan sore itu juga bersama Dae Hyun. Mereka ingin meminta penjelasan apa yang sebenarnya terjadi.     

Beruntung ia berhasil meyakinkan mereka meski ada beberapa orang yang tidak yakin dengan kinerja Kim Soo Hyun ke depannya. Setelah Dae Hyun mengatakan jika dirinya tetap menjadi wakil barulah semua orang merasa lega. Hotel itu tidak menyangkut dirinya dengan keluarga tapi ada banyak orang yang terlibat di dalamnya. Pasti mereka ingin semuanya baik-baik saja.     

Termasuk banyak karyawan yang menggantungkan hidupnya untuk bekerja di hotel itu. Itulah mengapa Dae Hyun tetap membantu pekerjaan Kim Soo Hyun.     

Pada malam hari, akhirnya Dae Hyun menyelesaikan pertemuan dengan mereka semua. Ia malam ini pulang ke UN Village karena ibunya memintanya untuk pulang.     

Dengan perasaan lelah Dae Hyun berjalan sambil melepaskan jasnya melewati ruang tamu. Malam ini ia akan tidur bersama Jo Yeon Ho di kamarnya.     

Saat melangkah, ia masih mendengar suara televisi di ruang keluarga sehingga Dae Hyun melangkahkan kakinya ke sana. Ternyata ada ibu dan neneknya yang tengah mengobrol. Tadi ia pikir mereka sudah tertidur.     

Setelah pesta pernikahan di tempat Hyun Bin, neneknya memang belum kembali ke Busan. Mungkin besok atau lusa baru pulang. Dae Hyun menguatkan hati melangkahkan kakinya menghampiri mereka. Mungkin sebentar lagi ia akan menerima omelan dari ibunya mengetahui keputusan yang sudah diambil.     

"Ehmmmm." Dae Hyun berdehem untuk mengalihkan perhatian mereka dari layar televisi yang tengah menampilkan sebuah acara berita.     

Wanita yang selalu dihormati kini menatapnya dengan datar. Tidak seperti biasanya yang menatapnya dengan lembut dan penuh kasih sayang. Dae Hyun mengerti jika ibunya mungkin kecewa dengan keputusan yang baru saja diambil tanpa memberitahukannya terlebih dahulu.     

"Kalian belum tertidur," sapa Dae Hyun untuk memecah kecanggungan yang terjadi.     

Keputusan Dae Hyun juga sebenarnya membuat Hae Sok terkejut. Tak disangka jika Dae Hyun melepaskan jabatan direkturnya. Padahal ia sudah berjanji dengan amanat yang diberikan oleh kakeknya.     

"Dae Hyun, ibu ingin berbicara serius kepadamu," ujar Ny. Park sambil memandang sang putra.     

"Bicaralah, Bu." Dae Hyun lantas menghempaskan tubuhnya di atas sofa di samping sang nenek.     

"Kenapa kau tiba-tiba mengundurkan diri dari jabatanmu? Apa yang sebenarnya terjadi denganmu? Apa kau sudah memikirkan segala resikonya?" Pertanyaan demi pertanyaan langsung terlontar di bibir wanita paruh baya itu.      

Dae Hyun menautkan kedua alisnya. Meskipun dirinya bisa mengerti jika ibunya merasa kecewa tapi bukankah bagus jika dirinya tidak terlalu berambisi dengan kedudukannya. Ia dengan senang hati memberikannya kepada saudaranya.     

"Bukankah bagus jika aku melepaskan jabatanku untuk Kim Soo Hyun, Bu? Kim Soo Hyun juga anak Ibu, seharusnya percaya dengan kemampuan yang dimilikinya," sahut Dae Hyun dengan tenang.     

"Katakan, apa ada rencana di balik semua ini?" Ny. Park menangkap tujuan lain dari keputusan putra sulungnya. Ia sangat mengenali putranya melebihi siapapun sehingga tebakannya pasti tidak meleset.     

"Rencana apa, Bu? Aku tidak berniat melakukan apapun. Aku betul-betul ingin bergantian dengan Kim Soo Hyun. Ini sangat bagus untuknya agar menjadi lebih baik lagi," ujar Dae Hyun sambil mengarahkan pandangannya ke televisi yang masih. Takut jika ibunya pasti akan menemukan suatu kebohongan dari matanya.     

"Ibu tidak masalah jika kau mengundurkan diri karena saudaramu. Namun jika kau mengundurkan diri karena seorang wanita ibu harap kau tidak akan menyesal nantinya," ucap Ny. Park.     

Benar jika perasaan seorang ibu terhadap anaknya memang sangat kuat. Dae Hyun kini terdiam tidak mau membantah apapun yang diucapkan. Untuk berkata jujur pun saat ini terasa berat baginya.     

"Jadi, benar karena wanita itu?" Pertanyaan Ny. Park langsung mengintimidasinya.      

Dae Hyun hanya menundukkan kepalanya, terdiam tanpa berani menjawab ibunya.     

Nenek Hae Sok hanya mengamati anak dan menantunya saling berbicara. Ia mulai mengerti apa yang dimaksud Dae Hyun waktu itu. Ternyata tujuannya mengundurkan diri adalah jangan sampai hotel itu jatuh di tangan paman dan bibinya. Namun caranya salah, melimpahkan pekerjaan kepada adiknya yang baru seumur jagung bekerja di hotel itu akan berakibat fatal pula.     

Sejak kecil Kim Soo Hyun memang sangat dimanja sehingga bertingkah sesuka hatinya tanpa perduli dengan orang. Saat SMP orang tuanya sering dipanggil ke sekolah karena selalu membuat kekacauan. Dia bahkan mengganti nama keluarganya sendiri dari Park menjadi Kim. Dengan alasan nama Park tidak cocok dengannya yang masih muda. Hingga nama Kim pun akhirnya melekat hingga sekarang.     

Ketika masuk kuliah barulah mulai sifat nakalnya berkurang. Kim Soo Hyun sudah benar-benar berubah ketika dirinya mengikuti wajib militer beberapa tahun yang lalu. Meski masih bersikap seenaknya sendiri tapi setidaknya dia sudah tidak membuat keributan.     

"Dae Hyun, kenapa kau sangat ingin bersama wanita yang belum terlalu kau kenal? Apakah kau yakin jika setelah ini masih ingin bersamamu? Apa tidak ada lagi rasa cinta kasihmu kepada Aeri dan Jo Yeon Ho?" Sebagai seorang wanita Ny. Park terkadang merasa kasihan dengan menantunya yang sampai saat ini masih mau bertahan meskipun Dae Hyun sudah tidak menginginkannya. Ia juga iba kepada Jo Yeon Ho yang sering menanyakan keberadaan ayahnya.     

"Bu, Aeri itu tidak sebaik yang ibu pikirkan," ujar Dae Hyun.     

"Lalu apakah seorang wanita yang menjalin hubungan dengan pria sudah beristri itu baik? Dae Hyun sadarlah dengan apa yang kau lakukan," ujar Ny. Park sembari memegang dada untuk menahan emosinya.     

"Bukankah ibu sudah berjanji untuk mendukung setiap keputusanku? Kenapa tiba-tiba Ibu berubah pikiran?" ujar Dae Hyun.     

Ny. Park hanya menghela nafas panjang.     

"Ibu tidak ingin kau terlalu dibutakan oleh wanita yang sama sekali belum kau kenal," sahut Ny. Park.     

"Aku sudah mengenalnya. Ibu, jangan salah paham karena aku yang menggodanya bukan dia yang menggodaku. Sebaiknya aku ke kamar karena ini sudah malam." Dae Hyun pamit undur diri karena tidak ingin terlalu jauh berdebat dengan ibunya.     

"Istirahatlah," ucap Ny. Park      

Dae Hyun segera meninggalkan mereka.     

"Bu, tolong bujuk Dae Hyun agar tidak terpengaruh oleh wanita itu. Hanya Ibu yang bisa membuat mengurungkan niatnya," pinta Ny. Park kepada ibu mertuanya.     

"Menantuku, tenanglah," ujar Hae Sok. Jika boleh memilih lebih baik tidak mengetahui semuanya dari pada seperti ini.     

"Bu, aku belum yakin sepenuhnya dengan kemampuan Kim Soo Hyun," ujar Ny. Park cemas. Jika kinerja Kim Soo Hyun buruk maka kedua pamannya pasti akan protes. Lantas akan mengajukan putra mereka.     

"Nanti aku akan berbicara pada putramu," ucap Hae Sok sembari menenangkan menantunya.      

Ia juga tidak ingin hotel itu kembali mengalami pasang suram sebelum Dae Hyun yang memimpin.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.