Istri Simpanan

Bab 289 - Tidak boleh menatap pria lain



Bab 289 - Tidak boleh menatap pria lain

0Seoul National University,     

Setelah Jae-hwa sudah tidak terlihat, Soo Yin segera menarik pergelangan tangan Dae Hyun agar mengikutinya ke tempat yang agak sepi. Jika berbicara di sana maka kemungkinan besar akan mengundang perhatian orang-orang.     

"Mau kemana, Sayang? Apa kau ingin melakukannya di sini?" goda Dae Hyun sembari terkekeh geli melihat sang istri mencebikkan bibirnya.     

Soo Yin tidak menanggapi sang suami karena menurutnya tidak lucu. Ia terus mengajak Dae Hyun ke sudut yang sepi. Hanya ada beberapa mahasiswa yang lalu lalang.     

"Kenapa kau mengikuti kami? Lebih baik sekarang kau kembali saja bekerja," ujar Soo Yin seraya menghempaskan bokongnya di bangku panjang.     

"Bukankah kau memintaku untuk menemanimu beberapa hari yang lalu? Kenapa kau sekarang justru merasa terganggu dengan kehadiranku?" sindir Dae Hyun.     

"Bukankah kau sibuk?" Soo Yin memalingkan wajahnya ke arah lain untuk menyembunyikan kekesalannya semalam dengan pesan yang dibalas oleh suaminya. Pria itu pasti tidak akan mengira jika semalaman Soo Yin memikirkan bagaimana Dae Hyun bercumbu mesra dengan Aeri. Cukup membuat nyeri di dadanya terasa semakin menganga.     

"Aku bisa meluangkan waktuku. Namun sayang sekali, istriku tercinta justru tampak asyik sarapan bersama pria lain," ucap Dae Hyun sembari berdecak kesal. Sudah berulang kali mengatakan jika Soo Yin tidak boleh bersama pria lain tapi ia masih saja keras kepala.     

"Jae-hwa itu sahabatku, dia bukan pria lain," sanggah Soo Yin sambil menyipitkan matanya.     

"Lagi pula kau sendiri semalam yang mengatakan jika menghabiskan malam bersama Aeri," sambungnya dengan wajah cemberut.     

"Jadi kau percaya begitu saja?" ujar Dae Hyun. Dihempaskan tubuhnya di sisi sang istri yang ternyata masih saja cemburu.     

"Tentu saja, wanita mana yang tidak percaya perkataan suaminya yang sedang menghabiskan waktu bersama. Sedangkan kalian memang berada satu kamar," gerutu Soo Yin dengan wajah yang ditekuk.     

"Jadi, kau berniat balas dendam?" Dae Hyun memandangi wajah sang istri yang bentuknya sudah seperti benang kusut. Meski cemberut tetap saja tak mampu menutupi kecantikannya. Lalu dia duduk bersandar di kursi mengulurkan tangannya ke belakang pundak Soo Yin berniat untuk merangkulnya.     

"Siapa juga yang balas dendam. Aku hanya kebetulan bertemu Jae-hwa, lagi pula kami juga ada urusan," sahut Soo Yin sembari menggeser tubuhnya.     

"Singkirkan tanganmu, aku tidak ingin mereka melihat kita seperti ini," tukas Soo Yin. Terlebih lagi dirinya mengetahui jika Li Sa juga kuliah di tempat ini, sudah pasti akan membuat gara-gara dengannya.     

"Bukankah kau cemburu jika para gadis-gadis memandangku?" goda Dae Hyun.     

"Jika kau kesini hanya untuk tebar pesona terserah saja." Soo Yin mulai kesal dengan sikap Dae Hyun hari ini.     

"Tenanglah, Sayang. Aku ke sini hanya ingin melihat-lihat kampus ini setelah sekian tahun tidak berkunjung," ucap Dae Hyun menghentikan godaannya kepada sang istri karena dia sudah terlihat sangat kesal.     

"Kau kuliah di sini juga?" Soo Yin menoleh ke arah Dae Hyun sambil menautkan kedua alisnya. Ia baru mengetahui jika suaminya pernah kulihat di Seoul National University.     

"Aku dulu sekolah di sini sebelum pindah ke Harvard University," sahut Dae Hyun sembari mengedarkan pandangan untuk mengamati gedung yang sudah banyak direnovasi.     

Sayang sekali, baru saja sedikit bercerita tiba-tiba saja ponsel Dae Hyun berdering. Kali ini Chang Yuan yang menghubunginya pasti ada sesuatu yang terjadi di hotel.     

"Ada apa, Asisten Chang?" tanya Dae Hyun.     

"Maaf Tuan, apa anda lupa jika hari ini pengangkatan jabatan Kim Soo Hyun? Dimana anda sekarang?" ujar Chang Yuan di telepon. Sejak tadi ia mencari keberadaan bosnya.     

"Baiklah, sekarang aku akan ke hotel," ujar Dae Hyun lantas menutup teleponnya. Gara-gara melihat Soo Yin bersama Jae-hwa ia melupakan acara itu.     

"Ada apa?" tanya Soo Yin ingin tahu.     

"Sayang sekali aku harus kembali ke hotel. Ingat, selama tidak ada diriku kau harus menutup mata agar tidak melihat mereka," ujar Dae Hyun sembari menunjuk gerombolan para calon mahasiswa yang terlihat seumuran dengan istrinya.     

"Jika aku menutup mata, bagaimana bisa aku berjalan? Apa kau merasa minder karena mereka lebih muda darimu?" ujar Soo Yin sambil terkekeh.     

"Lihat saja jika mereka sampai berani menggodamu. Akan kubuat mereka menyesal," ucap Dae Hyun dengan dingin membuat Soo Yin sedikit takut.     

"Kalau begitu bawa saja aku ke hutan Amazon agar aku hanya melihat Anaconda saja," ucap Soo Yin sembari memutar bola matanya.     

"Sepertinya idemu sangat bagus," puji Dae Hyun.     

"Sekarang cepatlah kembali ke hotel. Sebaiknya kau menggunakan taksi, tidak usah berlagak naik bus jika belum pernah menaikinya jika kau tidak ingin hampir terjungkal seperti tadi," ucap Soo Yin.     

"Kau pikir tadi aku benar-benar terjungkal? Aku tadi hanya berpura-pura agar Jae-hwa tidak duduk di sampingmu," ucap Dae Hyun dengan santai.     

"Sekarang cepatlah kembali ke hotel. Nanti orang-orang pasti sudah menunggumu," ujar Soo Yin tak ingin terlalu berdebat dengan suaminya. Di dorongnya tubuh Dae Hyun agar segera berdiri.     

"Sayang, jika kau sudah selesai kembalilah segera," ujar Dae Hyun dengan manis kali ini. Berbeda sekali dengannya ketika tadi berada di restoran.     

Soo Yin mengira jika dia mungkin sakit atau amnesia sehingga dengan berjinjit Soo Yin menempelkan punggung tangannya di dahi Dae Hyun.     

"Aku tidak sakit," ujar Dae Hyun.     

"Kenapa sikapmu sangat cepat berubah? Kau tadi sangat menyebalkan di depan Jae-hwa," ucap Soo Yin sembari mendengus.     

"Aku tidak bisa bersikap baik di depan pria yang sudah berani menggoda istriku," sahut Dae Hyun yang seketika wajahnya berubah masam.     

"Dia tidak menggodaku. Kenapa sekarang sikapmu kenakan seperti ini? Apa kau tidak mengingat usiamu yang sudah dewasa?" gerutu Soo sambil memukul perut Dae Hyun dengan tasnya.     

"Aku seperti ini karena kau yang mengajarkannya."     

Soo Yin menganga, membuka mulutnya mendengar ungkapan sang suami. Kenapa Justru dirinya yang disalahkan?  Soo Yin benar-benar tidak habis pikir.     

Dae Hyun juga tidak mengerti dengan perubahan sikapnya setelah bertemu Soo Yin. Ia merasa jadi cemburuan, mudah marah dan suka menggoda sang istri. Hal itu tidak pernah dilakukan Dae Hyun sebelumnya. Ia biasanya bersikap cuek dan cenderung serius menanggapi segala hal. Namun sekarang, ia selalu ingin bersikap manja jika di dekat Soo Yin.     

"Tidak usah cemberut seperti itu. Sekarang bersenang-senanglah selagi kau tidak bersamaku." Dae Hyun mengacak-acak rambut Soo Yin hingga berantakan.     

"Jangan mengacak-acak rambutku," gerutu Soo Yin.     

"Biarkan saja, biar tidak ada pria yang melirikmu," sahut Dae Hyun.     

"Ughhh!" umpat Soo Yin sembari menyisir rambutnya dengan jari agar tidak kusut.     

Li Sa tanpa sengaja melihat Dae Hyun tengah bersama Soo Yin sehingga ia menghampiri mereka. Beruntung tadi tidak melihat Dae Hyun yang mengacak rambut Soo Yin. Sudah pasti ia akan melaporkan kepada Aeri.     

Ketika Li Sa sudah dekat, sikap Dae Hyun langsung berubah serius seperti biasanya.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.