Istri Simpanan

Bab 352 - Jaga dengan baik



Bab 352 - Jaga dengan baik

0Dada Dae Hyun terasa semakin mendidih oleh sindiran dari Dokter Kang.     

"Apa maksudmu?" ujarnya sambil memicingkan mata.     

"Asam lambungnya naik. Itu disebabkan karena dia telat makan." Dokter Kang menerangkan sedikit tentang bagaimana keadaan Soo Yin saat ini.     

"Suami macam apa yang tidak peduli dengan istrinya," cibir Dokter Kang.     

Dae Hyun langsung terbungkam dengan perkataan dokter Kang. Mengingat apa yang terjadi tadi pagi yang sudah sedikit memaksa istrinya. Padahal sebenarnya Soo Yin bahkan belum sarapan. Ia menyesal tadi tidak mendengarkan ucapannya.     

"Jika kau tidak bisa memperhatikannya, biarkan saja hidup bersamaku. Aku akan selalu menjaganya dan tidak pernah kubiarkan dia sakit. Dari pada hidup bersamamu tapi selalu mendapatkan masalah. Bahagia pun saja tidak," ejek Dokter Kang sembari memandang Dae Hyun dengan datar. Lalu mengedipkan sebelah matanya memandang Soo Yin.     

Masalahnya ini bukan yang pertama kalinya Dokter Kang merasa jika Dae Hyun kurang memperhatikan Soo Yin. Bahkan ketika hamil, Dae Hyun tidak tahu mengenai keadaan istrinya saat itu. Dokter Kang merasa geram dibuatnya.     

"Pria macam apa yang hanya peduli di atas ranjang," cibir Dokter Kang lagi diiringi dengan decak kesal keluar dari bibirnya.     

"Diamlah!" ucap Dae Hyun yang sudah hilang batas kesabarannya.     

"Mulai sekarang perhatikan dia dengan benar sebelum aku membawanya pergi darimu," ucap Dokter Kang.     

"Nona Soo Yin, jika suamimu tidak memperhatikanmu lagi dan berbuat semena-mena. Segera saja hubungi nomorku, biarkan aku menjemputmu," ujar Dokter Kang dengan tersenyum menggoda kepada Soo Yin.     

Soo Yin menganggukan kepalanya sembari mengulum senyum melihat suaminya memasang wajah masam.     

"Kenapa banyak sekali sepertinya yang berusaha merebutnya dariku," rutuk Dae Hyun pada dirinya sendiri. Namun masih terdengar samar-samar di telinga Dokter Kang.     

Dokter Kang semakin bersemangat untuk menggoda lebih jauh lagi sahabatnya.     

"Maka dari itu jika memiliki istri yang cantik dan masih muda jaga dia baik-baik sebelum pria lain merebutnya. Aku yakin banyak pria di luar sana yang menginginkan Soo Yin jadi istrinya," ucap Dokter yang dengan enteng.     

Ucapannya barusan membuat Dae Hyun semakin marah dan ingin memakinya. Pernyataan seolah-olah mengatakan kalau dia selama ini tidak benar menjaga Soo Yin.     

"Tidak usah emosi seperti itu. Seharusnya kau berterima kasih padaku karena sudah mengingatkanmu," ujar Dokter Kang dengan sudut bibirnya yang tertarik ke belakang.     

Soo Yin meraih tangan Dae Hyun yang mengepal di sampingnya. Dae Hyun memang duduk tenang tapi sorot matanya tampak berapi-api. Soo Yin baru tahu jika suaminya mudah sekali terpengaruh. Padahal tidak mungkin jika dokter Kang akan sungguh melakukan apa yang diucapkannya.     

Dae Hyun menoleh ke arah Soo Yin yang masih bersandar. Ia merasa lebih tenang ketika Soo Yin menggenggam tangannya. Tidak ada kenyamanan seperti itu yang ia dapatkan selama menikah dengan Aeri. Meskipun sudah tujuh tahun lamanya.     

"Ingat jangan membuatnya kelelahan karena kondisi fisik Soo Yin memang agak lemah. Jangan berbuat sesuka hatimu," celoteh Dokter Kang kembali. Persis seperti ibu-ibu yang menceramahi anak perempuannya.     

"Kata ayah aku dulu memang lahir prematur sehingga daya tahan tubuhku lemah. Bahkan ketika bayi aku sudah hampir tiada," ucap Soo Yin sambil mengingat kembali ayahnya. Sejujurnya ia merasa sangat rindu dengan Kim Nam.     

Dae Hyun terhenyak mendengarnya. Seandainya dulu tiada mungkin Dae Hyun tidak akan pernah menemukan sosok Soo Yin. Sosok gadis yang tadinya bersifat pemarah dan keras kepala tapi lama-lama berubah menjadi gadis yang manis seperti sekarang. Meski sifat itu belum hilang sepenuhnya tapi setidaknya sudah berkurang.     

"Kalau begitu aku akan membuat resepnya. Jangan lupa obatnya diminum rutin, untuk sementara istirahat di rumah. Jangan terlalu banyak pikiran. Tidak usah bekerja karena aku yakin uang suamimu tidak akan habis hanya untuk membiayai hidupmu saja," tukas Dokter Kang sambil memberikan beberapa obat yang harus Soo Yin minum.     

"Terima kasih, Dokter Kang. Aku berjanji akan minum semuanya," ujar Soo Yin.     

"Aku pamit karena harus kembali ke rumah sakit," ucap Dokter Kang. Ia sudah memasukkan kembali peralatan medis ke dalam tas kemudian menentengnya.     

"Pergilah, aku juga sudah tidak membutuhkanmu," ucap Dae Hyun dengan nada datar.      

"Jika bukan karena istrimu, aku juga tidak mau datang kemari," ujar Dokter Kang pura-pura kesal.     

Sejak kecil mereka memang sudah berteman. Pertemanan mereka memang berbeda dari yang lain. Dokter yang lebih suka bercanda dengan Dae Hyun yang bersikap kaku dan dingin membuat mereka sering beradu mulut. Namun mereka tidak pernah bertengkar sampai yang terlalu ekstrim.     

Dokter Kang memang suka membuat marah Dae Hyun. Itu menjadi kepuasaan tersendiri baginya.     

Dae Hyun mengantarkan Dokter Kang sampai di pintu untuk memastikannya benar-benar pergi.     

"Terima kasih sudah datang," ucap Dae Hyun dengan tulus dan lebih ramah tidak seperti tadi.     

"Tidak usah sungkan." Dokter Kang menepuk pundak Dae Hyun disertai tawa yang begitu renyah.     

Dae Hyun kembali ke dalam setelah menutup pintu rapat-rapat.     

"Apa kau tadi belum sarapan?" tanya Dae Hyun. Kini sudah menghempaskan bokongnya di sisi Soo Yin.     

Soo Yin menggelengkan kepalanya pelan.     

"Kenapa tidak bilang jika kau belum sarapan?" ujar Dae Hyun dengan rasa bersalah di hatinya.     

"Kau tadi tidak menanyakannya, kau malah mengajak sarapan dengan memakan yang lain," ucap Soo Yin sembari mengerucutkan bibirnya.     

"Maaf," ucap Dae Hyun sembari menggaruk bagian belakang kepalanya. Merasa malu dan menyesal dengan apa yang dilakukannya kepada Soo Yin tadi pagi.     

"Padahal tadi aku berniat ingin sarapan bersamamu dengan sengaja tidak sarapan di rumah," tukas Soo Yin kembali.     

"Aku sudah memesan makanan untuk kita. Setelah ini nanti aku akan mengantarkanmu pulang. Hari ini tidak terlalu sibuk sehingga aku bisa bersantai sedikit." Dae Hyun mengulurkan tangannya untuk mengusap bibir Soo Yin dengan ibu jarinya. Merasakan bibirnya yang begiu lembut.     

"Bukankah tadi banyak berkas yang menumpuk?" Soo Yin menautkan kedua alisnya. Tidak ingin jika suaminya harus berbohong.     

"Ketika tadi kau pergi bersama ibu, aku sudah menyelesaikannya," ungkap Dae Hyun. Tidak ada yang perlu dirisaukan lagi oleh istri kecilnya.     

"Bagaimana tadi apa menyenangkan?" imbuh Dae Hyun.     

"Kakiku sakit sehingga aku tidak menikmati berbelanja sama sekali," tukas Soo Yin.     

Dae Hyun segera mengulurkan tangannya memijat kaki Soo Yin. Ketika roknya sedikit tersingkap, tampak luka memar yang berwarna kebiruan di pahanya.     

"Apa ini gara-gara aku yang melakukannya tadi pagi?" Dahi Dae Hyun berkerut tatkala melihatnya.     

"Tidak." Soo Yin segera menutupnya kembali dengan telapak tangan. Dia tidak ingin membuat suaminya merasa bersalah.     

"Sekali lagi aku minta maaf. Mungkin untuk ke depannya aku tidak akan melakukannya lagi," tukas Dae Hyun dengan pandangan nanar menatap mata istri kecilnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.