Istri Simpanan

Bab 355 - Salah minum obat



Bab 355 - Salah minum obat

0Beberapa hari kemudian.     

Setelah tidak diizinkan pergi kemanapun oleh Dae Hyun, hari ini Soo Yin diam-diam pergi ke kampus tanpa sepengetahuan pria itu.     

Menurutnya terlalu berlebihan karena selalu membatasi pergerakannya. Hanya karena asam lambungnya yang naik, ia tidak diperbolehkan untuk beraktivitas di luar rumah.     

Soo Yin hanya diizinkan berada di dalam kamar tanpa ada yang bisa dilakukan selain berbaring. Bahkan ketika menuruni anak tangga saja, Soo Yin Harus memberi tahunya.     

Pernah kemarin ketika Dae Hyun tengah berada di hotel untuk bekerja, tanpa sengaja Soo Yin mengatakan ingin pergi keluar. Dae Hyun langsung pulang meninggalkan pekerjaannya, hanya sekedar untuk membopong Soo Yin menuruni tangga.     

Soo Yin merasa jika suaminya sudah sangat berlebihan.     

Hari ini Soo Yin memutuskan untuk memberanikan diri keluar dari villa tepatnya dari kamar. Setelah memastikan kondisinya sudah pulih. Namun Soo Yin harus keluar secara sembunyi tanpa sepengetahuan bibi Xia agar tidak mengadu kepada suaminya.     

Tidak ada salahnya membantah demi kebaikan. Soo Yin tidak ingin jika tidak masuk kuliah hanya karena hal sepele.     

Kini Soo Yin baru saja memasuki gerbang Seoul National University. Ia merasa lega karena sudah sampai. Tidak mungkin suaminya tiba-tiba akan datang menyusulnya.     

"Soo Yin!" panggil suara seorang gadis yang tidak asing di telinganya.     

Soo Yin menghentikan langkahnya tapi tidak menoleh. Tak ingin merasa terlalu percaya diri jika memang dia yang memanggilnya.     

Hyo Rin berlari-lari kecil untuk menghampiri Soo Yin dengan nafas yang terengah-engah.     

"Soo Yin, kenapa kau cepat sekali berjalannya?" ujar Hyo Rin sambil mengatur nafasnya agar stabil.     

Soo Yin mengerutkan keningnya. Ini seperti sebuah mimpi karena Hyo Rin mencarinya. Gadis yang pernah bertengkar dengannya malam itu di bioskop. Serta teman Li Sa yang ketika bertemu dengannya selalu mencibir.     

"Soo Yin, maafkan sikapku selama ini. Aku hanya terpengaruh oleh Li Sa yang tampaknya dia sangat membencimu," ujar Hyo Rin.     

'Ada apa dengannya hari ini?' ~ batin Soo Yin. Ia masih belum percaya jika gadis yang ada di depannya adalah Hyo Rin.     

"Soo Yin, apa kau tidak mau memaafkanku?" Hyo Rin membuyarkan lamunan Soo Yin dengan menggerakkan tangan di depan wajahnya.     

Soo Yin masih seperti bermimpi Hyo Rin menyapanya terlebih dahulu. Apakah seseorang berubah secepat itu dalam waktu singkat?     

Soo Yin mencurigai sesuatu tapi mengenyahkan pikiran buruk tentang Hyo Rin. Barang kali memang Hyo Rin sudah berubah.      

Soo Yin meyakinkan hatinya agar jangan sampai berprasangka buruk dengan orang lain.     

"Hyo Rin, dimana Li Sa?" Soo Yin mengedarkan pandangannya ke belakang Hyo Rin untuk mencari keberadaan sepupunya. Biasanya dimana ada Hyo Rin disitu pasti ada Li Sa.     

"Sudah, tidak perlu mencarinya. Bukankah dia itu jahat kepadamu?" Hyo Rin mengingatkan Soo Yin tentang Li Sa yang sering berbuat jahat kepadanya.     

"Aku hanya aneh saja karena biasanya kau selalu bersamanya," ungkap Soo Yin sembari tersenyum masam.     

"Aku sungguh minta maaf jika beberapa hari yang lalu aku ikut memusuhimu," tukas Hyo Rin seraya menggaruk kepalanya bagian belakang.     

Soo Yin tidak tahu sebenarnya apa yang terjadi dengannya sehingga sikapnya sangat berubah drastis.     

'Semoga saja bukan karena tadi pagi salah minum obat,' ~ batin Soo Yin.     

"Tidak masalah karena aku bukanlah tipe pendendam sehingga yang terjadi kemarin aku sudah melupakannya," ucap Soo Yin dengan seulas senyum terukir di bibir manisnya.     

Jae-hwa yang tadi hendak menghampiri Soo Yin mengurungkan niatnya karena kedatangan Hyo Rin terlebih dahulu. Pria itu hanya bisa memantau dari balik pohon yang letaknya tidak terlalu jauh. Mengamati gadis yang sudah lama menjadi pujaan hati dengan jantung yang berdegup kencang.     

Jae-hwa merasa senang karena akhirnya Soo Yin mendapatkan teman di kampus itu. Pria itu memutuskan pergi dan berniat menemuinya nanti.     

"Terima kasih, kau memang sangat baik." Hyo Rin tiba-tiba saja memeluk tubuh Soo Yin beberapa saat kemudian melepaskannya.     

"Ngomong-ngomong kau kuliah di fakultas mana?" tanya Hyo Rin.     

"Aku kuliah di fakultas kedokteran," sahut Soo Yin.     

"Sayang sekali kita tidak satu jurusan," ucap Hyo Rin dengan wajah kecewa.     

Li Sa yang baru saja memasuki pintu gerbang menautkan kedua alisnya tatkala melihat Hyo Rin begitu ramah kepada Soo Yin.     

"Hyo Rin, ada apa denganmu? Kenapa kau mendekati gadis jalang ini? Apa kau ingin tertular olehnya?" cibir Li Sa dengan nada sarkas. Matanya memandang wajah Soo Yin dengan raut wajah jijik seolah Soo Yin hanyalah sampah.     

"Li Sa, tutup mulutmu!" tukas Hyo Rin dengan sarkas.     

"Tunggu, apa yang sebenarnya terjadi padamu sehingga kau berubah seperti ini? Bukankah kau juga membencinya karena berusaha mendekati Ji Sang?" tukas Li Sa kepada Hyo Rin. Ia masih tidak percaya jika sekarang sahabatnya sudah berubah.     

"Itu tidaklah penting. Jika hanya mengenai Ji Sang yang memberikan bunga kepada Soo Yin. Ji Sang sudah terbiasa melakukannya sebagai ucapan selamat," tukas Hyo Rin dengan sedikit terbata.     

"Sepertinya kau memang sedang sakit sehingga pikiranmu berubah." Li Sa menempelkan punggung tangannya di dahi Hyo Rin.     

"Lepaskan, kau pikir aku sakit." Hyo Rin menepis tangan Li Sa dengan kuat.     

"Soo Yin, katakan kepadaku apa yang telah kau lakukan sehingga membuat Hyo Rin seperti itu?" ucap Li Sa sambil memicingkan matanya ke arah Soo Yin.     

"Li Sa, dia itu tidak melakukan apapun. Aku memang yang berubah sendiri," terang Hyo Rin.     

"Aku sungguh tidak percaya. Tak mungkin kau berubah secepat itu. Kemarin sikapmu masih baik-baik saja kepadaku," ujar Li Sa sambil menyipitkan matanya.     

"Soo Yin, sebaiknya kita pergi dari sini. Tidak usah melayani orang seperti dia," ajak Hyo Rin. Lalu menggandeng tangan Soo Yin, mengajaknya masuk ke dalam.     

"Hei, tunggu! Hyo Rin!" seru Li Sa dengan emosi yang mulai naik.     

Hyo Rin tidak memperdulikan panggilan dari Li Sa yang terus berteriak.     

"Soo Yin, lihatlah nanti.  Aku tidak akan membiarkanmu untuk bisa tenang kuliah di sini seperti dulu. Bersiaplah sebelum aku mempermalukanmu," ucap Li Sa sambil menggertakan giginya rapat-rapat. Tangannya terus mengepal hingga kuku-kukunya menancap pada kulitnya.     

Li Sa merasa marah karena sahabat dekatnya selama ini, kini sudah diambil oleh sepupu yang sangat dibencinya.     

"Akan kupastikan jika aku nanti bisa mendapatkan pengganti yang lebih baik darimu," ucap Li Sa dengan sorot mata yang tajam.     

Dengan raut wajah geram, Li Sa melangkahkan kakinya ke arah lain dengan menghentakkan kakinya keras di tanah.     

Soo Yin hanya mengikuti langkah Hyo Rin, meski saat ini belum bisa dipercaya jika dia memang sudah benar-benar berubah. Soo Yin masih tidak habis pikir dengan perubahan Hyo Rin yang sangat tiba-tiba.     

"Soo Yin, sayang sekali kita harus berpisah," ucap Hyo Rin dengan raut wajah tidak suka.     

Soo Yin Hanya tersenyum menanggapi pernyataannya.     

"Baiklah, aku pergi dulu," pamit Soo Yin.     

"Hati-hati. Jika ada yang berbuat jahat kepadamu, katakan saja padaku. Akan kupastikan mereka akan menyesal," ujar Hyo Rin.     

"Baiklah," ujar Soo Yin. Lalu membalikkan tubuhnya menuju ke kelasnya yang berbeda arah dengan Hyo Rin.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.