Istri Simpanan

Bab 356 - Teman baru



Bab 356 - Teman baru

0Rasanya waktu cepat sekali berlalu, baru saja Dokter Mi Young mengisi materi kini sudah selesai. Soo Yin segera menata bukunya kembali ke dalam tas.     

"Soo Yin, apa kau berangkat sendirian ketika berangkat?" Tiba-tiba saja Mi Young menghampiri Soo Yin yang masih duduk di kursinya.      

Jae-hwa sudah pergi terlebih dahulu karena harus segera pergi bekerja ke hotel. Keadaan ruangan juga sudah sepi.     

Soo Yin merasa heran dengan pertanyaan dokter Mi Young. Haruskah menanyakan hal yang tidak penting itu? Atau memang ada informasi yang ingin diketahuinya?     

"Aku berangkat sendirian," sahut Soo Yin seraya tersenyum tipis.     

"Sayang sekali, aku pikir kau bersama suamimu," ujar Mi Young dengan wajah yang terlihat senang.     

"Baiklah, aku pergi terlebih dahulu," ujar Mi Young. Lantas melangkahkan kakinya keluar.     

"Ughhh, bilang saja jika kau ingin menanyakan tentang suamiku," gerutu Soo Yin sambil berdecak kesal. Ia baru menyadari jika sepertinya Mi Young masih ada perasaan kepada Dae Hyun.     

Soo Yin segera bangkit kemudian keluar dari kelas. Ia menghela nafas panjang mengingat harus kembali ke rumah. Tadi pagi memang sengaja tidak membawa ponselnya. Agar Dae Hyun kesusahan untuk mencarinya. Sehingga jika ditanya, Soo Yin akan beralasan jika lupa membawa ponselnya.     

Sekarang sudah lewat tengah hari. Soo Yin baru ingat jika harus segera makan agar asam lambungnya tidak kambuh. Jika Dae Hyun tahu pasti akan mengomel dan tidak diizinkan keluar.     

Hari ini saja Soo Yin tidak yakin jika dirinya akan terbebas dari masalah.     

Soo Yin mengedarkan pandangannya mencari jalan menuju ke kantin. Ia masih baru sehingga tidak terlalu paham dengan area kampus itu karena lokasinya sangat luas.     

Soo Yin terus melangkahkan kakinya ketika melihat ada tanda panah yang sepertinya menuju arah kantin. Dengan langkah cepat Soo Yin ke kantin kemudian setelah itu barulah pulang. Ia butuh mengisi perutnya sebelum pulang.     

"Soo Yin, apa yang kau lakukan di sini?" cibir Li Sa dengan sorot mata tidak suka.      

Soo Yin yang sedang melangkah sontak terkejut ketika mendengar ucapan Li Sa karena sangat tiba-tiba. Ia berhenti kemudian menoleh sebentar.     

"Bukan urusanmu," sahut Soo Yin dengan nada datar lalu kembali melangkahkan kakinya. Baginya tidak ada waktu untuk berdebat dengan Li Sa.      

Entah salah apa Soo Yin di masa lalu sehingga Li Sa sangat membencinya. Ketika bertemu selalu saja kalimat cibiran selalu keluar dari bibirnya.     

"Soo Yin, apa kau yakin jika memiliki uang untuk makan di kantin ini? Asalkan kau tahu saja jika di sini itu menunya sangat mahal," tukas Li Sa. Kedua tangannya terlipat di tangan kemudian ia berjalan di depan Soo Yin untuk menghentikan langkahnya. Li Sa mengitari Soo Yin hingga beberapa kali.     

Soo Yin berusaha tetap tenang dan tidak terpengaruh. Namun nafsu makannya kini sudah hilang karena ucapan Li Sa. Mungkin di matanya, ia memang gadis miskin yang tidak berarti apa-apa.     

"Soo Yin, kemarilah!" panggil Hyo Rin sambil melambaikan tangannya ke arah Soo Yin. Ia tampak sedang berkumpul bersama teman-teman yang lain mengitari meja di kantin.     

Soo Yin membalas dengan melambaikan tangannya, karena merasa tidak enak hati jika bersikap cuek.      

"Ughhh, menyebalkan!" umpat Li Sa karena sahabatnya kini benar-benar meninggalkannya. Ia pikir tadi pagi,Hyo Rin hanya berpura-pura tapi nyatanya sampai sekarang tidak menyapa meskipun tidak ada Soo Yin bersama mereka.     

"Li Sa, aku masuk dulu," ujar Soo Yin. Tanpa pikir panjang melangkahkan kakinya masuk ke kantin menghampiri Hyo Rin dengan temannya. Mereka tampak senang ketika melihat Soo Yin datang.     

"Hai, kenalkan namaku Yoon-ah," ujar salah seorang yang duduk bersama dengan Hyo Rin.     

"Soo Yin, kau kuliah di sini juga," ujar seorang gadis yang ternyata adalah Mi Na. Sungguh ia merasa senang bisa bertemu kembali dengan Soo Yin setelah kejadian tidak mengenakkan waktu itu.     

"Mi Na? Kenapa kau tidak cerita jika kuliah di sini juga," ujar Soo Yin tersenyum bahagia. Ia merasa lebih terkejut dengan melihat Mi Na.     

"Aku baru saja masuk kuliah lagi setelah aku berhenti," ujar Mi Na sembari meringis.     

"Kalian saling kenal?" Hyo Rin menautkan kedua alisnya sambil memandang Soo Yin dan Mi Na secara bergantian.     

"Hmmm, kami pernah bertemu beberapa kali," sahut Soo Yin sambil menghempaskan bokongnya di kursi. Ternyata mendapatkan teman baru tidak sesulit yang dibayangkannya.     

Li Sa hendak mengikuti Soo Yin masuk ke dalam kantin tapi mengurungkan niatnya. Sepertinya dirinya akan terancam jika ikut masuk bersama mereka. Menyadari jika sekarang tidak ada yang memijaknya. Li Sa memilih pergi dengan perasaan marah yang seharian ini terus menghujam hatinya.     

Soo Yin merasa sangat senang karena sudah mendapatkan beberapa teman baru. Meskipun di dalam benaknya masih ada pertanyaan yang belum terjawab. Kenapa tiba-tiba saja Hyo Rin berubah mendadak? Itulah yang sedang dipikirkan olehnya.     

"Soo Yin, bagaimana kuliah di sini? Apa menyenangkan?" tanya Mi Na agar Soo Yin memberikan opininya.     

"Tentu saja, siapa yang tidak senang kuliah di tempat ini," tukas Soo Yin dengan malu-malu.     

"Seandainya saja aku tahu jika kau mendaftar kesini, pastilah aku akan datang ketika pesta penerimaan mahasiswa," tukas Mi Na.     

"Tenanglah, Ji Sang sudah memberikan bunga padanya," timpal Hyo Rin sambil terkekeh. Tak ada rasa marah di hatinya.     

"Kau tidak marah pada Ji Sang?" tanya Yoon-ah dengan alis yang saling bertautan.     

"Untuk apa aku marah? Itu hanyalah sebuah bunga sehingga tidak akan berarti apa-apa. Lagi pula aku mendengar kabar jika Soo Yin mendapatkan bunga satu mobil. Sudah pasti Soo Yin memiliki pria yang spesial," tukas Hyo Rin seraya tertawa renyah.     

"Soo Yin, katakan siapa pria itu? Aku juga ingin mendapatkannya. Aku yakin dia adalah pria yang sangat romantis," timpal Yoon-ah.     

"Cepat, kenalkan juga kepada kami," ujar Mi Na.     

"Itu hanyalah seseorang yang salah mengirimkan bunga," ucap Soo Yin dengan wajah memerah dan mengulum senyum. Ada rasa bangga ketika ada yang merasa iri kepadanya. Itu semua berkat Dae Hyun.     

"Aku yakin pria itu sangatlah manis," goda Hyo Rin.     

"Sudah jangan menceritakannya. Aku kesini karena lapar dan ingin makan," ujar Soo Yin agar mereka mengakhiri pembicaraan itu. Karena ia merasa takut jika sampai keceplosan. Dirinya belum siap jika semua orang tahu mengenai statusnya yang sudah menikah.     

"Baiklah, aku lupa," tukas Hyo Rin.     

Mereka terus mengobrol dan tertawa di sela menikmati makanan yang telah mereka pesan.     

Tadinya Soo Yin sempat khawatir jika tidak akan pernah mendapatkan teman selain Jae-hwa. Namun ternyata itu semua sangat jauh dari perkiraannya.     

Setelah selesai makan, Soo Yin segera berpamitan terlebih dahulu karena harus segera kembali ke rumah sebelumnya Dae Hyun mengetahui jika dirinya kabur.     

Baru saja keluar dari gerbang, langkah Soo Yin terhenti. Ia melihat mobil yang terparkir tidak jauh dari tempatnya berpijak. Mobil itu tidaklah asing baginya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.