Istri Simpanan

Bab 358 - Menaiki anak tangga



Bab 358 - Menaiki anak tangga

0Hampir butuh waktu satu jam perjalanan untuk sampai kawasan Inwangsan Mountain. Sepanjang perjalanan Soo Yin terus berbinar, melupakan masalah yang akan didapatkan karena telah melanggar larangan dari suaminya. Ia ingin sekali mencoba bela diri yang ditunjukkan oleh Kim Soo Hyun.     

"Hmmm, tempatnya agak jauh sehingga kita harus berjalan kaki untuk sampai di atas." Kim Soo Hyun ragu dengan kemampuan Soo Yin untuk mendaki anak tangga yang jumlahnya ratusan. Tidak seharusnya tadi mengajaknya ke sana. Tapi melihatnya yang tampak bersemangat membuatnya tidak tega.     

"Tidak masalah, aku pasti bisa menaikinya," tukas Soo Yin dengan sangat yakin dengan kemampuannya.     

Soo Yin keluar dari mobil terlebih dahulu karena sudah tidak sabar. Ingin menikmati indahnya pepohonan hijau sejauh mata memandang.     

Inwangsan Mountain adalah gunung dengan ketinggian 338 meter. Dulu Kim Soo Hyun diungsikan kesana ketika orang tuanya tak mampu lagi mengurus akibat kenakalannya yang sulit untuk disembuhkan.     

Kim Soo Hyun di sana selama beberapa bulan saat masih sekolah menengah.     

"Dari mana kau tahu tempat ini?" tanya Soo Yin, penasaran orang kaya seperti Kim Soo Hyun tahu tempat yang tersembunyi di balik gunung.     

"Dulu ayah dan ibuku yang membawaku ke tempat ini," sahut Kim Soo Hyun meringis. Ada rasa malu ketika ingin melanjutkan ceritanya.     

"Kenapa?" Soo Yin mengerutkan kening hingga kedua alisnya saling bertautan.     

"Ketika masih sekolah aku sangat susah diatur dan kelakuanku sangat buruk," ujar Kim Soo Hyun dengan malu-malu.     

"Benarkah? Sungguh tidak bisa dipercaya jika kau dulu anak yang tidak bisa diatur." Soo Yin terkekeh geli mendengar cerita Kim Soo Hyun.     

"Dulu aku juga mengganti namaku sendiri dengan Kim. Dengan alasan tidak menyukainya dan tidak keren," ujar Kim Soo Hyun yang ikut tertawa bersama Soo Yin. Sangat menyenangkan bisa tertawa bersama dengan orang yang kita cintai.     

"Pantas saja namamu berbeda dengan tuan Dae Hyun. Kupikir orang tua kalian sengaja memberi nama berbeda," tukas Soo Yin.     

"Aku dulu memang sangat buruk dan suka berantem hampir setiap hari. Orang tuaku tidak tahan lalu membawaku kemari."     

Soo Yin menggelengkan kepalanya, tidak tidak dapat dipercaya di balik sikap Kim Soo Hyun yang sangat ramah dan bersahabat ternyata menyimpan masa lalu yang kelam.     

"Sudahlah, sebaiknya kita segera naik. Kau bilang jangan pulang terlalu malam," ucap Kim Soo Hyun.     

Soo Yin menganggukan kepalanya.     

Mereka segera menaiki satu per satu anak tangga yang terbuat dari batu. Tangga itu hanya bisa dinaiki satu orang karena sangat sempit dan tidak ada pengaman pada kedua sisinya. Salah berpijak sedikit saja mereka akan terjatuh.     

Kim Soo Hyun meminta Soo Yin untuk berjalan di depan, karena jika dirinya yang di depan takut Soo Yin letih, pria itu tidak mengetahuinya.     

Baru separuh perjalanan saja, kaki Soo Yin sudah terasa lemas. Tapi sebisa mungkin ditahan. Ia tidak ingin membuat Kim Soo Hyun khawatir.     

"Apa kau lelah? Jika lelah, naiklah di punggungku," tukas Kim Soo Hyun dengan khawatir ketika melihat peluh keringat yang sudah membasahi wajah Soo Yin.     

Berulang kali Soo Yin menyeka keringatnya dengan punggung tangan. Keadaan yang sudah siang ditambah dengan cuaca yang panas membuat tenggorokannya terasa kering.     

"Tidak, aku hanya butuh minum saja," ujar Soo Yin dengan nafas yang terengah-engah. Ternyata untuk sampai ke puncak membutuhkan perjuangan.     

Kim Soo Hyun lantas membuka tutup botol mineral, lalu menyodorkannya kepada Soo Yin.     

"Terima kasih," ucap Soo Yin. Lalu menenggak air minum hingga habis setengah botol. Ia benar-benar kehausan saat ini.     

"Jika lelah sebaiknya istirahat. Atau kau bisa naik ke punggungku?" Menggendong Soo Yin adalah cara terbaik agar mereka cepat sampai dan Soo Yin tidak kelelahan.     

"Tidak perlu, aku masih sanggup berjalan sendiri," tolak Soo Yin dengan cepat. Dirinya berniat tidak akan dekat-dekat dengan Kim Soo Hyun. Hati dan tubuhnya sudah milik Dae Hyun seorang.     

Soo Yin mempercepat langkahnya menaiki tangga, memberikan jarak di antara mereka hingga beberapa anak tangga.     

Setengah jam mereka berjalan, akhirnya mereka sudah sampai di puncak. Tempatnya sangat datar dengan pemandangan indah. Di sana kita bisa melihat kota Seoul dengan gedung-gedung perkantoran yang menjulang tinggi.     

Soo Yin pikir di puncak tempatnya akan tidak beraturan. Tapi jauh berbeda dari bayangannya.     

"Aaaaaaaa …." Soo Yin berteriak sambil merentangkan kedua tangannya untuk melepaskan penat. Rasa lelah di kakinya tergantikan dengan pemandangan indah yang sangat menakjubkan.     

Kim Soo Hyun mengulum senyum melihat Soo Yin memutar tubuhnya beberapa kali. Rambutnya yang panjang berterbangan ditiup angin pegunungan. Wajahnya yang sangat cantik semakin tampak bersinar.     

Kim Soo Hyun membiarkan Soo Yin berada di luar karena sedang menikmati pemandangan alam sekitar. Ia lantas berjalan terlebih dahulu menuju pintu gerbang.     

Di sana ada dua orang yang bertugas menjaga gerbang.     

"Aku ingin bertemu dengan guruku," ujar Kim Soo Hyun.     

Kedua penjaga pintu gerbang saling berpandangan satu sama lain. Mereka tidak mengenal wajah Kim Soo Hyun karena sudah lama tidak melihatnya.     

"Aku Kim Soo Hyun, guru Cheon pasti akan mengenalku," tukas Kim Soo Hyun.     

"Apa kau Kim Soo Hyun putra dari tuan Park Ji Hoon?" Salah satu di antara mereka memastikan tebakannya agar tidak salah.     

"Benar sekali," sahut Kim Soo Hyun.     

"Ternyata kau yang dulu ketika datang pertama kali kemari selalu membuat ulah?" ujar penjaga yang satunya lagi.     

Kim Soo Hyun hanya tersenyum meringis sambil menggaruk kepalanya bagian belakang. Dulu disini Kim Soo Hyun juga terkenal sebagai murid yang badung.     

"Silahkan masuk, guru Cheon ada di dalam. Sudah lama sepertinya aku tidak melihatmu berkunjung kemari," ujar sang penjaga.     

"Aku memang agak sibuk beberapa bulan ini," sahut Kim Soo Hyun.     

"Aku titip gadis itu agar kalian memperhatikannya. Jika dia menanyakan keberadaanku, bawa dia ke dalam," pesan Kim Soo Hyun kepada penjaga sambil menunjuk keberadaan Soo Yin.     

"Baiklah, kau tidak perlu cemas. Serahkan semuanya kepada kami."     

Kim Soo Hyun memandang ke arah Soo Yin yang sedang duduk di tanah di bawah pohon. Setelah memastikannya baik-baik saja, ia segera melangkahkan kakinya ke dalam.     

Tempat itu adalah seperti sebuah padepokan dengan gaya rumah masih tradisional. Tidak ada yang berubah dari tempat itu sejak dulu.      

Kim Soo Hyun terus melangkah sambil melihat-lihat sekeliling padepokan. Ternyata di tempat yang biasa untuk latihan terdengar suara orang yang sedang berlatih. Kim Soo Hyun mengintip dari sela-sela pagar. Ternyata sekarang banyak yang berlatih di tempat itu.     

"Apa yang kau lakukan di sini?"     

Kim Soo Hyun terlonjak kaget ketika mendengar suara yang begitu seram terdengar di telinganya. Dengan memegang dadanya, Kim Soo Hyun segera menoleh.     

"Guru Cheon?" ucap Kim Soo Hyun, lalu membungkukkan tubuhnya sebagai tanda hormat.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.