Istri Simpanan

Bab 360 - Hukuman aneh



Bab 360 - Hukuman aneh

0Kim Soo Hyun segera keluar melewati gerbang menemui Soo Yin yang masih duduk di tempatnya tadi. Duduknya terlalu ke pinggir tebing yang curam. Tidak ada ketakutan yang terlihat dari raut wajahnya.     

"Soo Yin, jangan terlalu ke pinggir karena itu sangat berbahaya," ujar Kim Soo Hyun khawatir karena Soo Yin duduk terlalu ke tepi. Bergeser sedikit saja ia akan jatuh ke jurang.     

"Aku akan berhati-hati. Kau tidak perlu khawatir," ujar Soo Yin seraya menolehkan wajahnya ke arah Kim Soo Hyun. Ia segera bangkit berdiri kemudian mengusap celana jeans-nya yang kotor terkena tanah.     

"Bagaimana, apa kau sudah bisa berlatih sekarang juga?" tanya Soo Yin yang sudah tidak sabar.      

Kim Soo Hyun menghela nafas panjang dengan ekspresi rumit yang tergambar di wajahnya. Sungguh hatinya tidak tega mengatakan semua itu. Soo Yin pasti akan sangat kecewa dengannya. Namun tadi sudah berusaha membujuk guru Cheon meskipun tidak berhasil.     

"Maaf, hari ini tidak bisa. Lain kali saja kita datang," ucap Kim Soo Hyun dengan rasa tidak enak hati.     

"Kenapa?" ujar Soo Yin yang langsung lemas. Wajahnya langsung berubah murung.     

"Guru Cheon sedang sibuk sehingga tidak bisa mengajarkan kita," tukas Kim Soo Hyun berbohong.     

"Hmmm, sayang sekali. Padahal aku sudah bersemangat," ujar Soo Yin. Raut Wajahnya terlihat sangat kecewa.     

"Tenanglah, lain kali kita bisa datang ke sini lagi ataupun mencari tempat lain lagi," ujar Kim Soo Hyun untuk menghibur hati Soo Yin.     

Soo Yin kecewa dan menyesal sudah datang dan menghabiskan waktu yang cukup banyak tapi tidak mendapatkan apapun yang diinginkan. Jika tahu akan terjadi hal seperti ini, pasti Soo Yin tidak akan melanggar. Mungkin itu akibatnya karena tidak sabaran dan tidak menuruti perkataan suaminya.     

"Sudah, jangan bersedih. Aku janji besok kita akan mencari guru lagi," ujar Kim Soo Hyun. Sungguh pedih hatinya melihat Soo Yin yang sekarang tidak bersemangat.     

Soo Yin menganggukan kepalanya lemah dengan kaki yang terasa pegal. Ketika sesuatu yang diinginkannya tidak tercapai barulah Soo Yin merasa tubuhnya sangat lemas.      

"Tunggu!" sergah guru Cheon yang saat ini sudah berada di pintu gerbang.     

Kim Soo Hyun dan Soo Yin menoleh secara bersamaan ke belakang. Mereka saling berpandangan beberapa saat.     

"Kim Soo Hyun, bawa gadis itu masuk terlebih dahulu," perintah guru Cheon.     

Wajah Kim Soo Hyun langsung berbinar karena sepertinya mendapatkan sinyal baik dari gurunya.     

"Kim Soo Hyun, siapa dia?" tanya Soo Yin.     

"Dia adalah guru Cheon," ujar Kim Soo Hyun.     

"Guru Cheon, kenalkan namaku Soo Yin." Soo Yin segera membungkukkan tubuhnya untuk memberikan salam hormat.     

Guru Cheon hanya menganggukkan kepalanya dengan ekspresi datar.     

Tanpa pikir panjang dan bertanya kepada gurunya, Kim Soo Hyun lantas membawa Soo Yin untuk masuk. Mengikuti langkah guru Cheon di belakangnya.     

Ternyata guru Cheon membawa mereka bukan ke tempat latihan. Melainkan ke tempat yang berada di bagian samping padepokan. Tempat yang jarang sekali para murid ke sana.     

Tadinya guru Cheon ingin membiarkan mereka pergi, tapi melihat Soo Yin membuatnya tidak tega. Merasa kasihan karena sudah jauh datang ke sana tapi tidak menyuruhnya masuk.     

"Sebelum berlatih, ganti pakaian kalian terlebih dahulu," perintah guru Cheon dengan kedua tangan terlipat di dada.     

"Apakah kami bisa berlatih, Guru?" Soo Yin menautkan kedua alisnya. Pasalnya Kim Soo Hyun tadi mengatakan jika tidak bisa karena gurunya sibuk.     

"Untuk hari ini saja," sahut guru Cheon dengan datar.     

"Terima kasih, Guru." Soo Yin tidak dapat menyembunyikan rasa bahagianya kali ini. Bibirnya terlukis seulas senyum yang sangat manis.     

Tidak lama kemudian seorang Pelayan wanita datang membawakan pakaian dan nampan yang berisi dua gelas minuman untuk Soo Yin dan Kim Soo Hyun.      

Meskipun tidak menerima murid wanita tapi bukan berarti tidak ada wanita di perguruan itu. Para pelayan tetaplah seorang wanita tapi kebanyakan usia mereka tak lagi muda.     

Dengan patuh, Soo Yin segera mengganti pakaiannya dengan baju seragam Taekkyon. Ukurannya jauh lebih longgar agar tidak membatasi pergerakan.     

"Minumlah terlebih dahulu," tukas guru Cheon.     

Dengan patuh dan tanpa membantah Soo Yin lantas mengambil satu gelas. Berpikir jika itu adalah minuman untuk menyambut tamu yang datang.     

"Arghh!" seru Soo Yin sambil memegangi lehernya. Baru saja satu tegukan, Soo Yin sudah merasakan tenggorokannya tercekat. Ternyata minuman itu teramat pahit.     

"Ini minuman apa, Guru?" tanya Soo Yin sambil mengerjapkan matanya. Ia bergidik merasakan minuman itu yang langsung menyebar di seluruh mulut hingga tenggorokan.     

Kim Soo Hyun yang di sampingnya hanya meringis melihat raut wajah Soo Yin. Tadi lupa mengatakan, sebelum berlatih biasanya murid akan diminta untuk minum ramuan khusus yang rasanya memang sangat pahit.     

"Itu adalah ramuan khusus agar setelah berlatih tubuhmu tidak akan terasa sakit," sahut Kim Soo Hyun sambil meringis.     

"Apakah aku harus meminum semuanya?" Soo Yin memandang masam ke arah gelas yang isinya masih hampir penuh di tangannya. Sekarang saja lidahnya sudah terasa hambar. Ia beberapa kali mengecap lidahnya.     

"Itu terserah kau saja. Resiko akan diambil oleh masing-masing," tukas Guru Cheon datar. Perkataannya terdengar santai namun mengandung perintah di dalamnya.     

Kim Soo Hyun juga meminumnya hingga habis. Ia dulu sudah terbiasa sehingga tidak terlalu masalah dengan rasanya. Apalagi sebelum berlatih dahulu sudah terbiasa meminumnya.     

Soo Yin hanya meminum separuh karena tenggorokannya tak sanggup jika harus menghabiskannya.     

"Kim Soo Hyun, kau tidak melupakan hukuman itu, kan?" tanya guru Cheon.     

"Tidak, Guru," sahut Kim Soo Hyun. Lantas ia bergegas melangkahkan kakinya menuju sumur yang letaknya tidak jauh dari tempat mereka berada.     

Kim Soo Hyun melepaskan bajunya hingga tubuhnya yang putih bersih terpancar di bawah sinar matahari. Otot-otot tubuhnya yang kekar terlihat begitu sempurna. Tak ada lemak yang menempel di tubuhnya.     

Soo Yin memalingkan wajahnya ke arah lain, berusaha meneguk salivanya yang terasa pahit ketika melihat tubuh Kim Soo Hyun. Namun ada yang mengganjal di hati Soo Yin mengenai sanki yang guru Cheon lontarkan.     

Kim Soo Hyun ternyata mengambil air dari dalam sumur. Lalu menaruhnya pada kedua tempat yang mirip seperti ember. Setelah penuh, segera memikulnya ke arah dapur. Ia terus melakukannya Hing bolak balik beberapa kali.     

Soo Yin masih terdiam, menimbang-nimbang perasaannya ingin bertanya tapi takut dengan guru Cheon.     

"Apa kau ingin menanyakan sesuatu?" tebak guru Cheon yang bisa membaca pikiran Soo Yin.     

"Guru, kenapa Kim Soo Hyun diberikan sanki mengambil air?" tanya Soo Yin memberanikan diri.     

"Itu karena kesalahannya sudah membawa seorang gadis ke tempat ini. Biarkan saja, sekarang bersiaplah kita akan berlatih," ujar Guru Cheon.     

Mulut Soo Yin hendak terbuka kembali tapi mengurungkan niatnya. Rasanya terlalu cerewet jika terlalu banyak tanya. Ia berniat menanyakannya kepada Kim Soo Hyun saja     

"Sebaiknya kau lakukan pemanasan dulu sebelum memulai," perintah guru Cheon.     

"Baik, Guru." Soo Yin segera menggerakkan tubuhnya. Dengan menggerakkan kaki dan tangan yang diingatnya ketika pemanasan hendak berolahraga.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.