Istri Simpanan

Bab 361 - Berlatih



Bab 361 - Berlatih

0Taekkyon merupakan beladiri yang didominasi dengan gerakan tendangan. Terhubung dengan gerakan tangan dan kaki di saat bersamaan. Untuk menggoyahkan, menjatuhkan atau melempar lawan. Tangan dan kaki selalu digunakan secara bersamaan.     

Taekkyon mempunyai teknik mengunci, menanduk, menendang yang sangat bervariasi. Gerakannya sangat ringan dan lentur, seperti orang menari dan terus bergerak. Memiliki jurus sapuan tendangan bawah yang seakan membentuk bulan sabit. Gerakan tendangan bawah terdiri dari 10 jurus yang berbeda, disebut "ddanjuk".     

Taekkyon dulu sering diperlombakan antar perguruan namun untuk sekarang bela diri itu lebih ditujukan untuk sekedar melatih kemampuan mereka. Kebanyakan murid yang berada di sana adalah anak-anak nakal yang dikirimkan orang tua mereka agar menjadi lebih baik lagi.     

Guru Cheon mulai mengajarkan bagaimana teknik tendangan dan mengunci lawan yang paling dasar karena Soo Yin belum pernah mempelajarinya sama sekali.     

Kim Soo Hyun baru saja selesai menjalankan hukumannya. Itu tidaklah terlalu berat karena sesekali ia bisa melihat Soo Yin yang tampak bersemangat memperhatikan guru Cheon melatihnya.     

Setiap murid yang membawa seorang gadis masuk ke perguruan, maka akan diberi hukuman mengambil air dari sumur kemudian membawanya ke dapur sebanyak 20 pikulan.     

Meskipun Kim Soo Hyun bukan lagi seorang yang sedang belajar di sana. Sanki itu tetap diberlakukan karena sudah tahu seluk-beluk perguruan.     

Pundak Kim Soo Hyun rasanya ingin patah karena sudah lama tidak melakukannya. Ditambah tadi, guru Cheon menepuknya tadi dengan tenaga dalam.     

Jika Soo Yin tidak mengatakan ingin berlatih ilmu bela diri, Kim Soo Hyun juga tidak kepikiran untuk datang ke sana.     

Kim Soo Hyun lantas menghampiri Soo Yin dan guru Cheon yang sedang mempraktekkan sedikit gerakan Taekkyon, bagaimana caranya mengunci lawan.     

"Arghh!" teriak Soo Yin kita tubuhnya dikunci oleh guru Cheon sehingga tidak bisa bergerak sama sekali.     

"Ingat, kau harus fokus kepada lawan," tukas guru Cheon sembari melepaskan tubuh Soo Yin.     

Baru saja setengah jam berlatih, Soo Yin merasa tenaganya hampir terkuras habis. Tubuhnya lemas dengan keringat yang sudah membanjiri dahinya dan seluruh tubuhnya.     

"Sekarang istirahatlah terlebih dahulu," ujar guru Cheon kepada Soo Yin.     

Soo Yin menurut, ia lantas duduk di lantai sambil meluruskan kedua kakinya. Tangannya ke belakang untuk menopang beban tubuhnya.     

Kim Soo Hyun mengulurkan sapu tangan pada Soo Yin  yang kebetulan sekali dibawanya. Ia tersenyum melihat Soo Yin yang tampak kelelahan.     

"Semangat, kau pasti bisa," tukas Kim Soo Hyun.     

"Terima kasih," ujar Soo Yin.     

Kini saatnya guru Cheon dan Kim Soo Hyun yang bertarung. Bagi Soo Yin, gerakan mereka terlihat begitu hati-hati namun sebenarnya terasa menegangkan bagi Kim Soo Hyun yang memang lama sudah tidak berlatih.      

Keduanya berputar-putar dan berganti-ganti gerakan kaki sebelum melakukan tendangan keras secara tiba-tiba.     

Soo Yin sangat kagum dengan keduanya yang saling mempertahankan diri. Hingga pada akhirnya guru Cheon mengunci pergerakan Kim Soo Hyun, hingga pria itu kesulitan untuk bergerak dan terjatuh karena tendangan keras guru Cheon.     

"Ternyata kau sekarang sangat payah. Padahal kau dulu salah satu murid terbaik di perguruan ini," cibir guru Cheon dengan bibir sebelah bagian atas tertarik ke belakang.     

"Bukankah sudah kukatakan jika aku baru saja kecelakaan dan mengalami koma, Guru." Kim Soo Hyun berusaha bangkit dengan nafas yang terengah-engah.     

Kim Soo Hyun akui jika dirinya memang sekarang payah. Ia bahkan sudah lupa beberapa gerakan. Dulu padahal ia sering bisa mengalahkan guru Cheon.     

"Kalian beristirahatlah sebentar, aku akan melihat muridku yang lain terlebih dahulu," tukas Guru Cheon.     

"Baik, Guru," sahut Kim Soo Hyun dan Soo Yin secara bersamaan.     

"Kim Soo Hyun, sebenarnya kenapa kau dihukum?" Soo Yin tidak dapat lagi membendung rasa penasaran di hatinya. Kim Soo Hyun baru saja masuk tapi sudah diberi hukuman, rasanya itu sangatlah tidak adil.     

Guru Cheon mengatakan karena membawa seorang gadis. Apa karena dirinya Kim Soo Hyun dihukum? Jika benar, maka Soo Yin akan merasa bersalah.     

"Tidak usah memikirkannya. Itu hanya karena kesalahan kecil sudah lama tidak berkunjung ke sini," tukas Kim Soo Hyun sembari tersenyum.     

Soo Yin menyipitkan matanya, tidak puas dengan jawaban yang Kim Soo Hyun lontarkan.     

"Benarkah? Rasanya itu tidak adil bagimu. Guru Cheon tadi mengatakan karena kau membawa seorang gadis, apa karena aku?" tukas Soo Yin.     

"Tidak ada hubungannya denganmu sama sekali. Selagi aku bersamamu semuanya akan terasa sangat ringan." Kim Soo Hyun terkekeh dengan kalimat gombalan yang diucapkan.     

"Soo Yin, aku ingin menanyakan bagaimana hubungan kita saat ini? Apakah sudah boleh jika aku menyebutmu sebagai kekasih?" imbuh Kim Soo Hyun.     

Soo Yin salah tingkah, dirinya belum siap jika harus menolaknya. Tapi di sisi lain, ia juga tidak ingin memberikan harapan palsu.     

"Maaf, aku … aku …." Entah kenapa bibir Soo Yin terasa begitu berat ketika hendak mengatakannya. Bibirnya seakan terkunci rapat.     

"Aku tidak bisa menerimanya," ucap Soo Yin lirih dengan wajah tertunduk.     

"Ayo berlatih kembali," seru guru Cheon.     

Soo Yin Dan guru Cheon mengatakannya di saat yang bersamaan sehingga perkataan Soo Yin yang terlalu lirih tidak bisa didengar Kim Soo Hyun.     

"Baiklah, Guru." Kim Soo Hyun lantas berdiri terlebih dahulu kemudian mengulurkan tangannya untuk membangun Soo Yin yang tampak kesulitan untuk bangkit.     

Soo Yin mengerutkan keningnya karena tidak mendapatkan reaksi apapun dari Kim Soo Hyun.     

'Mungkin nanti aku bisa mengatakannya,' ~ gumam Soo Yin.      

Latihan kembali dimulai.     

Guru Cheon memberikan lebih banyak lagi teknik dasar bela diri Taekkyon.      

Soo Yin dan Kim Soo Hyun memperhatikan guru Cheon dengan seksama. Terlebih lagi Soo Yin sangat terpukau dengan kemampuan guru Cheon.     

Setelah cukup memperhatikan, Soo Yin mulai menirukan setiap gerakannya. Awalnya cukup sulit karena Soo Yin memang tidak pernah mempelajarinya. Namun lama-kelamaan, Soo Yin sudah mulai paham meskipun hanya beberapa saja.     

Dua jam sudah berlalu kini matahari mulai bersembunyi di balik pepohonan. Hanya tersisa pancaran sinar sore yang tidak terlalu panas.     

"Latihan kali ini sepertinya cukup," ujar guru Cheon.     

"Terima kasih untuk hari ini, Guru," ucap Soo Yin. Meski lelah tapi dirinya merasa puas.     

Soo Yin dan Kim Soo Hyun lantas bergantu baju terlebih dahulu.     

"Sebelum pulang sebaiknya kita makan terlebih dahulu," ujar guru Cheon. Membimbing mereka untuk masuk ke tempat perjamuan.     

Soo Yin hendak menolak karena matahari sudah hampir tenggelam. Namun ia merasa tidak sopan, lagi pula perutnya juga terasa lapar. Ternyata berlatih bela diri sangat menguras tenaga.     

"Guru, bolehkah lain kali kami datang kemari lagi?" tanya Soo Yin hati-hati.     

"Kau tidak perlu datang kemari untuk berlatih karena Kim Soo Hyun sudah cukup baik. Dia bisa melatihmu," sahut guru Cheon.     

"Guru, aku belum bisa jika harus melatih orang lain," sanggah Kim Soo Hyun malu-malu.     

"Jika Soo Yin sudah bisa gerakan dasar nanti kau bisa meminta salah satu murid senior di sini untuk mengajarkannya," tukas Guru Cheon.     

"Baik, Guru," ucap Kim Soo Hyun dengan cepat. Nanti dia akan meminta senior untuk membantu Soo Yin. Pasalnya, jika dirinya yang melatih Soo Yin pasti tidak akan berkonsentrasi      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.