Istri Simpanan

Bab 362 - Berbuat mesum



Bab 362 - Berbuat mesum

0Mereka baru menuruni gunung saat matahari sudah tenggelam. Kali ini Kim Soo Hyun tidak mengajak Soo Yin untuk melewati jalan ketika berangkat.     

Jika mereka melewati jalan yang tadi, terlalu berbahaya karena salju perlahan mulai turun. Anak tangga akan licin dan sulit untuk dilewati. Kim Soo Hyun memikirkan resiko yang terlalu besar, sehingga ia memutuskan untuk melewati jalan lain meskipun jarak tempuhnya cukup lama.     

Jalan yang mereka lewati saat berangkat adalah jalan pintas. Sedangkan yang sekarang ini butuh waktu dua kali lipat untuk sampai ke bawah. Kim Soo Hyun hanya khawatir dengan Soo Yin. Seandainya sendirian mungkin dirinya akan tetap melewati jalan yang tadi.     

Untuk saat ini mereka harus melewati pemukiman penduduk di bawah kaki gunung terlebih dahulu. Baru kemudian akan sampai di jalan raya.     

"Kenapa tidak melewati jalan tadi?" ujar Soo Yin. Bulu kuduknya terasa merinding mendengar hewan malam yang berbunyi. Terdengar sangat mencekam ditambah bunyi tiupan angin pepohonan.     

Sudah setengah jam mereka berjalan namun keadaan masih sunyi. Belum ada lampu-lampu rumah yang terlihat. Tak ada satu orangpun yang mereka temui di jalan. Mungkin karena cuaca sangat dingin sehingga orang-orang tidak ada yang keluar. Untunglah Soo Yin tadi membawa mantel yang cukup tebal.     

Beberapa kali Soo Yin hampir terpeleset karena menginjak kerikil yang terjal. Rasa dingin mulai menembus sampai ulu hatinya. Soo Yin mengusap-usap kedua tangannya agar mengurangi rasa dingin yang sudah menjalar di hampir sekujur tubuhnya.     

Kim Soo Hyun segera melepaskan mantelnya, lalu memakaikannya di bahu Soo Yin.     

"Maaf, kita jadi pulang terlambat. Seharusnya tadi tidak menerima tawaran guru Cheon untuk makan," ujar Kim Soo Hyun sembari mendesah pelan.     

Setelah makan mereka mengobrol dan tidak menyadari jika sudah terlalu lama di sana.     

"Tidak apa-apa," sahut Soo Yin sembari memasang wajah masam. Untung keadaan di sana gelap sehingga Kim Soo Hyun tidak melihat raut wajahnya.     

"Apa kau merasa takut?" ujar Kim Soo Hyun.     

"Hmm, sedikit," sahut Soo Yin.     

Mereka hanya menggunakan senter ponsel yang dibawa oleh Kim Soo Hyun.     

Yang ada di pikiran Soo Yin saat ini adalah bagaimana nanti menghadapi suaminya. Pasti Dae Hyun sangat marah karena sudah pergi secara diam-diam bersama Kim Soo Hyun. Saat ini Soo Yin rasanya ingin menangis.     

"Aduh!" seru Soo Yin yang terpeleset karena menginjak sesuatu yang tajam. Ia lantas terduduk karena kakinya terasa sakit.     

"Soo Yin, apa ada yang sakit?" Kim Soo Hyun lantas berjongkok kemudian menerangi kaki Soo Yin.     

Ternyata kakinya terluka dan mengeluarkan darah. Itu disebabkan karena menginjak batu yang runcing.     

Kim Soo Hyun panik, sehingga lantas merobek mantelnya untuk membalut kaki Soo Yin.     

"Apa masih terasa sakit?" ujar Kim Soo Hyun seraya meniup luka itu yang sudah tertutup kain.     

"Tidak apa-apa, hanya sedikit saja," tukas Soo Yin sambil meringis merasakan nyeri pada lukanya. Perlahan ia mencoba untuk bangkit berdiri.     

"Soo Yin, biarkan aku menggendongmu," tukas Kim Soo Hyun.     

"Tidak usah," tolak Soo Yin dengan tegas. Dalam keadaan mendesak pun Soo Yin tidak akan mau. Ia harus menjaga kepercayaan Dae Hyun yang sudah diberikan kepadanya. Meskipun kali ini tanpa sadar Soo Yin sudah melanggarnya.     

Soo Yin tetap berjalan sedikit pincang, dengan sekuat tenaga menahan nyeri.     

Kim Soo Hyun hanya menghela nafas pasrah karena Soo Yin terus menolak bantuan yang diberikan kepadanya. Ia berpikir positif, mungkin Soo Yin merasa tidak enak.     

Kim Soo Hyun berjalan di belakang Soo Yin karena jalan yang mereka lewati tidak terlalu lebar.     

Tidak lama kemudian, perlahan cahaya lampu rumah penduduk sudah mulai terlihat sehingga mereka bisa bernafas dengan lega. Itu artinya tidak lama lagi mereka akan sampai.      

Namun salju turun semakin deras sehingga Kim Soo Hyun mengajak Soo Yin untuk berteduh terlebih dahulu di gubuk kecil, perbatasan antara pemukiman penduduk dengan pinggiran hutan yang lebat.     

"Kenapa salju turun semakin deras." Soo Yin menatap langit malam yang gelap gulita. Saat ini tubuhnya sudah menggigil, ditambah kakinya yang sakit rasanya tak mampu jika harus berjalan kembali.     

"Kemarilah," ujar Kim Soo Hyun mengulurkan tangannya untuk memeluk Soo Yin. Namun ia merasa ragu jika Soo Yin mau sehingga menarik tangannya kembali.     

Benar saja, Soo Yin semakin menjauhkan diri dari Kim Soo Hyun sehingga ada jarak di antara mereka.     

Kim Soo Hyun merasa kagum dengan Soo Yin. Ternyata Soo Yin memang berbeda dari yang lain. Wanita yang dahulu pernah dekat dengannya justru mencari kesempatan untuk berdekatan. Tak salah memang mencintai Soo Yin yang tidak mau didekati sembarang pria.     

"Apa masih jauh?" Soo Yin menolehkan wajahnya memandang Kim Soo Hyun. Berusaha mencairkan suasana canggung yang beberapa saat terjadi.     

"Tidak terlalu jauh, seharusnya tidak lama lagi kita sudah dekat ke jalan raya," tukas Kim Soo Hyun.     

Soo Yin ingin sekali cepat sampai di rumah memeluk Dae Hyun. Merasakan detak jantungnya yang berdegup kencang ketika di dekatnya. Sungguh hatinya merasa bahagia jika mengingatnya.     

Soo Yin lantas memijakkan kakinya di tanah. Keadaan tanah yang rata membuat tubuhnya tidak seimbang hingga akhirnya ia terjatuh ke tanah.     

"Aduh!" rintih Soo Yin.     

"Soo Yin!" Kim Soo Hyun lantas membantu Soo Yin untuk duduk kembali di pondok.     

Pada saat yang bersamaan ada sebuah cahaya terang ke arah mereka. Posisi Kim Soo Hyun saat ini tepat di depan Soo Yin sehingga seolah-olah mereka sedang berciuman.     

"Apa yang kalian lakukan di sana?" teriak salah seorang dari mereka, yang ternyata adalah warga desa yang sedang berkeliling.     

Mereka tampak sangat marah memandang ke arah Soo Yin dan Kim Soo Hyun.     

Tubuh Soo Yin langsung gemetar dengan kedatangan warga desa. Ia memiliki firasat buruk tentang hal itu.     

"Kami menunggu salju berhenti, Tuan." Kim Soo Hyun berusaha bersikap tenang.     

"Bohong, kalian pasti pasangan yang akan berbuat mesum di desa kami!" teriak salah seorang lagi.     

Mereka semua terdiri dari 10 orang pria. Dengan ekspresi mereka yang terlihat menyeramkan.     

"Tidak, kami tidak melakukan apapun," sanggah Soo Yin dengan gemetar. Hawa dingin kini berganti dengan hawa panas yang mulai menyusup pori-pori kulitnya. Kini tubuhnya mulai mengeluarkan keringat dingin.     

"Tangkap mereka agar diberi hukuman!" tukas warga dengan nada yang sangat marah.     

"Tuan, biar aku jelaskan. Kami sungguh tidak melakukan apapun di sini. Kami hanya numpang berteduh." Kim Soo Hyun berdiri di depan Soo Yin karena para warga semakin mendekat ke arah mereka.     

"Sudah banyak pasangan yang mengatakan hal itu meskipun sudah ketahuan jika berbuat mesum."     

"Seret saja mereka!"     

"Kita harus memberi pelajaran kepada mereka agar tidak terjadi hal-hal seperti ini lagi."     

"Untung kita cepat datang. Jika terlambat sedikit saja, mungkin mereka sudah melakukannya."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.