Istri Simpanan

Bab 372 - Pria maskulin



Bab 372 - Pria maskulin

0Soo Yin terus menggonta-ganti video yang diputarnya hingga merasa mulai bosan. Jika dilihat hanya itu-itu saja tidak ada yang menarik. Namun ucapan Aeri sangat mengusik sehingga membuat Pikirannya tidak terkendali.     

Satu botol wine kini sudah hampir habis olehnya. Meminumnya langsung dari botol tanpa menggunakan gelas. Ternyata kadar alkoholnya lebih tinggi daripada alkohol yang biasanya diminum. kepalanya kini  juga merasa pusing.     

Jean yang mengatakan akan segera datang dan menemaninya minum. Nyatanya Sampai sekarang belum nampak batang hidungnya.     

"Ughhh, membosankan," gerutu Soo Yin yang sudah muak karena menonton adegan yang sama. Berulang kali menontonnya justru membuatnya merasa jijik.     

Soo Yin lantas menggantinya dengan musik untuk karaoke meskipun dengan sempoyongan. Ia mulai menyanyi dengan nada tidak jelas dan melantur.     

Sesekali ia kembali memeriksa ponselnya barang kali ada pesan atau panggilan tidak terjawab dari suaminya namun sayang sekali kosong. Soo Yin merasa Dae Hyun sudah tidak peduli lagi dengannya.     

Bibir Soo Yin tertarik ke atas sedikit.     

"Ternyata kau benar-benar melupakanku." Soo Yin mendengus dengan kepala yang sudah berputar-putar hingga akhirnya ambruk ke sofa kembali.     

Ceklek …     

Jean baru saja datang karena baru saja menyelesaikan pekerjaannya. Di luar semakin ramai sehingga Jean membantu yang lain terlebih dahulu. Ia kemudian menghampiri sahabatnya yang sudah sangat berantakan. Bau wine menusuk indra penciumannya.     

Meski Jean bekerja di bar tapi ia tidak mau mencicipinya meski sedikit.     

"Soo Yin, ayo kita pulang. Ini sudah larut, aku khawatir Dae Hyun mencarimu," ajak Jean yang sudah duduk di sampingnya.     

"Lihatlah, dia bahkan tidak menghubungiku." Soo Yin menunjukkan layar ponselnya kepada Jean.     

Jean memijat pelipisnya karena ia menduga jika Soo Yin sangat frustasi sehingga berbuat seperti itu.     

Soo Yin kembali menghabiskan satu botol wine yang isinya setengah hingga tidak tersisa. Meski Jean sudah melarangnya tapi Soo Yin sama sekali tidak memperdulikannya.     

Ini sudah larut malam, sehingga Jean sangat bingung bagaimana caranya pulang karena tidak akan ada taksi yang lewat.     

"Kau sungguh tega … aku membencimu … kau bilang hanya aku yang hanya di hatimu tapi kau justru melakukannya bersama orang lain juga. Dae Hyun, kau keterlaluan," racau Soo Yin tidak jelas. Ternyata benar dugaannya sejak awal jika Dae Hyun adalah seorang buaya yang menjelma menjadi manusia.     

Jean hanya memijat pelipisnya ketika mendengarkan ocehan Soo Yin. Masih belum percaya jika Dae Hyun adalah seseorang yang seperti itu. Mereka pasti baru saja bertengkar sehingga terjadi kesalahpahaman. Dipandanginya Soo Yin dengan wajah masam. Karena Jean tidak tahu bagaimana cara menghibur sahabatnya yang sedang kacau.     

Jean akhirnya memutuskan keluar, untuk mencari taksi atau apapun yang bisa mengantarkan mereka pulang karena tidak ingin mengambil resiko yang besar jika terus berada di sana. Ia khawatir jika Dae Hyun mencarinya saat ini.     

Pria berkaca mata hitam itu terus mengamati langkah Jean yang bolak-balik keluar masuk sampai beberapa kali. Wajahnya tampak panik kali ini.     

"Ada apa, Paman?" tanya seorang pria muda yang di sampingnya.     

"Ji Sang, bisakah kau tanyakan apa yang sebenarnya terjadi kepada gadis itu?" Pria berkacamata itu menujuk dimana Jean berdiri.     

"Katakan apakah kau tertarik kepadanya?" ujar Ji Sang kepada saudaranya yang baru saja tiba di Korea. Namanya Gong Yoo yang merupakan adik dari ibunya. Tubuhnya tinggi dan tegap, sangat diidamkan oleh para wanita yang melihatnya.     

"Tidak, aku hanya khawatir terjadi sesuatu pada temannya sehingga ia terlihat begitu panik," tukas Gong Yoo, lalu melepas kaca mata hitam yang bertengger di hidungnya.     

Tidak berapa lama kemudian Jean keluar dari kamar sembili memapah tubuh Soo Yin yang sudah mabuk berat. Ia tampak kesulitan karena Soo Yin menyandarkan kepalanya di bahu.     

Ji Sang mengikuti pandangan Gong Yoo yang sejak tadi tertuju pada Jean. Ia mengucek kedua bola matanya ketika melihat seperti seseorang yang dikenalnya meskipun wajahnya tertutup rambut yang berantakan.     

"Soo Yin," gumam Ji Sang seraya terbelalak lebar setelah menyadari jika yang dilihatnya memanglah Soo Yin. Sungguh tidak bisa dipercaya jika Soo Yin datang ke tempat itu. Tadi Hyo Rin padahal mengatakan jika mereka sedang menonton di bioskop.      

"Kau mengenalnya?" tukas Gong Yoo sambil mengerutkan keningnya.     

"Aku tidak terlalu mengenalnya tapi kami berada dalam satu kampus yang sama," sahut Ji Sang.     

Brukk …     

Jean dan Soo Yin terjatuh ke lantai secara bersamaan karena Jean tak mampu menopang berat tubuh Soo Yin.     

"Soo Yin, bangunlah." Jean menepuk pipi sahabatnya agar bangun karena kesulitan membawanya keluar dari tempat itu.     

"Butuh bantuan?" Gong Yoo tidak tega melihat Soo Yin yang sepertinya sudah tidak sadarkan diri karena terlalu banyak minum. Sehingga ia menawarkan diri, berniat ingin membantu.     

"Tuan?" Jean menggigit bibir bawahnya, karena ia tidak terlalu mempercayai setiap pria yang datang ke bar. Mereka selalu memiliki maksud terselubung di baliknya.     

Tanpa mendengarkan jawaban dari Jean, pria itu lantas membopong tubuh Soo Yin.     

"Jika kalian ingin pulang, biarkan aku mengantarkan kalian," imbuh Gong Yoo lalu melangkahkan kakinya ke luar.      

Ji Sang dan Jean mengikuti langkahnya di belakang. Jean hendak menolak bantuannya tapi tidak dapat dipungkiri jika dia sangat kesulitan.     

Di bawah kesadarannya, Soo Yin bisa mencium aroma tubuh maskulin Gong Yoo. Membuatnya penasaran sehingga perlahan membuka matanya sedikit. Samar-samar ia melihat jika pria itu adalah Dae Hyun sehingga mengeratkan rangkulannya di leher Ging Yoo.     

"Akhirnya kau datang juga. Kupikir kau masih bersenang-senang bersama Aeri dan melupakanku," gumam Soo Yin di bawah kesadarannya yang perlahan hilang karena sudah bercampur dengan rasa kantuk.     

Jean sudah berada di luar ketika seseorang yang memanggilnya dan mengatakan jika malam ini harus lembur. Mereka kewalahan melayani tamu karena ada beberapa pelayan yang izin tidak datang.     

Jean saat ini mencemaskan Soo Yin, tak mungkin membiarkannnya bersama orang asing. Terlebih lagi mereka baru saja bertemu.     

"Ikutlah, biarkan aku mengantarkan kalian," ujar Gong Yoo pada Jean yang justru diam saja di tempatnya.     

"Sebenarnya aku belum boleh pulang karena harus lembur," ucap Jean sembari menghela nafas panjang.      

"Kalau begitu biarkan aku mengantarnya. Katakan saja dimana alamatnya," ucap Gong Yoo.     

"Tapi …." Jean semakin kebingungan saat ini karena tidak mungkin memberitahukan alamat Soo Yin yang sebenarnya.     

"Tenanglah, saudaraku tidak mungkin berbuat macam-macam kepada Soo Yin," ujar Ji Sang yang bisa membaca kekhawatiran Jean.     

"Kau mengenalnya?" Jean menautkan kedua alisnya.     

"Kami berada satu kampus dan beberapa kali bertemu," sahut Ji Sang.     

"Bisakah aku meminta nomor kajian?" ujar Jean untuk berjaga-jaga.     

Ji Sang segera memberikan nomor Gong Yoo dan nomornya untuk meyakinkan Jean jika mereka adalah orang baik.     

"Jean, cepatlah masuk!" seru seorang gadis dari pintu masuk bar.     

"Tuan, aku mohon bawa sahabatku bersama denganmu terlebih dahulu. Namun aku mohon jaga dia baik-baik,", pinta Jean.     

Tidak ada waktu lagi sehingga Jean bergegas kembali ke dalam.     

Gong Yoo menghela nafas panjang. Kemana harus membawa Soo Yin pulang malam ini. Tak mungkin membawanya pulang ke rumah bibinya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.