Istri Simpanan

Bab 373 - Suara seorang pria



Bab 373 - Suara seorang pria

0Gong Yoo membawa pulang Soo Yin ke apartemennya karena tidak mungkinl membawanya ke rumah Ji Sang. Semua penghuni rumah akan heboh dengannya yang membawa seorang gadis pulang. Pertanyaan 'kapan menikah' pasti akan terdengar kembali.     

Gong Yoo membopong tubuh Soo Yin dari dalam mobil sampai ke dalam apartemennya. Untunglah tubuhnya kecil sehingga tidak menyusahkannya. Lalu membaringkannya di atas ranjang.     

Ketika pertama kali melihatnya, Gong Yoo merasa ada ketertarikan dengan Soo Yin. Ada perasaan yang menggebu di dadanya ketika melihat wajahnya yang tampak begitu polos.     

Gong Yoo menutupi tubuh Soo Yin dengan selimut dan memilih pergi ke kamar mandi. Tak ingin membiarkan pikiran liarnya menjelajah gadis yang sedang terlelap. Tak bisa dipungkiri jika Soo Yin itu sangat menarik.     

Beberapa saat kemudian.     

Soo Yin berguling kesana dan kemari ketika perutnya terasa sangat tidak enak. Ada dorongan untuk ingin segera dikeluarkan dari dalam perutnya. Ia mencoba untuk duduk bersandar di sisi ranjang karena kepalanya terasa berputar-putar.     

Gong Yoo baru saja berganti pakaian. Ia cukup terkejut melihat Soo Yin yang seperti hendak muntah. Dengan sigap ingin menuntunnya ke kamar mandi.     

"Huekk." Baru saja setengah perjalanan, Soo Yin tidak bisa menahannya hingga ke dalam kamar mandi sehingga langsung memuntahkan isi perutnya mengenai baju Gong Yoo.     

"Dae Hyun, maafkan aku. Perutku sudah tak sanggup lagi menahannya," ujar Soo Yin lirih. Masih mengira jika pria itu Dae Hyun.     

"Sial!" umpat Gong Yoo karena baru saja berganti baju tapi sudah kotor kembali. Ingin rasanya mengumpat dengan keras kepada gadis yang sudah bersandar di bahunya.     

Soo Yin sangat pusing sehingga tidak merasakan apa-apa lagi dan ambruk kembali. Beruntung Gong Yoo sigap menopangnya, sehingga tidak jatuh ke lantai.     

Gong Yoo segera membaringkan Soo Yin kembali di atas ranjang.     

"Dae Hyun, jangan pergi." Soo Yin menahan pergelangan tangan Gong Yoo dengan mata yang terpejam.     

"Dae Hyun? Siapa dia? Kenapa sejak tadi selalu menyebutkan namanya?" gumam Gong Yoo dengan beribu pertanyaan dalam benaknya.     

"Dae Hyun, aku sudah menonton banyak film malam ini. Aku mohon jangan pergi," racau Soo Yin dengan helaan nafasnya yang sudah mulai teratur.     

"Dasar gadis aneh." Gumam Gong Yoo sembari mendesah kesal karena harus kembali ke kamar mandi membersihkan tubuhnya. Padahal rasa kantuk sudah mulai datang dan ingin segera tertidur.     

================================     

UN Village,     

Dae Hyun tengah berdiri di balkon yang terletak di kamar Jo Yeon Ho sambil memegang ponsel di tangannya. Ada keinginan untuk menghubungi Soo Yin tapi selalu mengurungkan niatnya. Sudah setengah jam berdiri di sana setelah menidurkan Soo Yin.     

Dae Hyun tidak menemui Soo Yin untuk sementara waktu karena tak ingin istrinya mengira jika selalu saja membatasi pergerakannya. Dae Hyun ingin mencoba untuk menghilangkan sedikit sifat posesifnya. Ingin mencoba mengerti keinginan Soo Yin.     

Dua jam yang lalu mereka baru saja pulang dari mal karena putranya terus merengek ingin jalan-jalan bertiga. Membuatnya tidak tega untuk selalu menolak. Ia juga harus berpura-pura baik dengan Aeri di depan Jo Yeon Jo.     

Meski begitu tidak akan mengurungkan niatnya untuk bercerai dengan Aeri. Namun saat ini belum sanggup jika harus berjauhan dari Jo Yeon Ho.     

Langit semakin hitam pekat karena sudah dini hari. Membuat rasa rindu yang sudah tertahan semakin menggebu. Dae Hyun akhirnya memutuskan untuk menghubungi Soo Yin. Tidak sanggup jika harus menunggu sampai besok meski sekedar mendengar suaranya.     

"Hallo, siapa di sana?" tanya suara seorang pria ketika sudah terhubung.     

Bagaikan ada petir di siang hari tanpa mendung dan hujan. Tangan Dae Hyun terkepal erat dengan dada yang semakin sesak.     

Siapa yang bersama istrinya di tengah malam seperti ini? Dae Hyun mencoba untuk berpikir positif barang kali pria itu menemukan ponselnya.     

"Hallo, apa ada orang di sana?" ucap Gong Yoo kembali karena Dae Hyun tak kunjung menjawab.     

"Bolehkah aku tahu dimana pemilik ponsel ini?" Dae Hyun akhirnya membuka suara dengan rahang yang semakin tegang dan mengerahkan.     

"Dia sedang tidur," sahut Gong Yoo dengan datar.     

"Dimana? Kenapa kalian bisa bersama dengannya?" Emosi Dae Hyun semakin ingin meledak mendengarnya karena jawaban pria itu terdengar santai.     

"Dia ada di apartemenku."     

"Apa?" teriak Dae Hyun dengan mata terbelalak lebar. Pikirannya semakin kacau saat ini.     

"Tidak usah berteriak seperti itu," gerutu Gong Yoo.     

"Cepat katakan dimana apartemennya? Aku akan menjemputnya sekarang juga," tukas Dae Hyun. Ingin segera memastikan apa yang sebenarnya terjadi. Masih belum percaya dengan apa yang terjadi beberapa hari ini dengan istri kecilnya.     

"Aku berada di Eve Hongdae," sahut Gong Yoo.     

Tanpa berkata apa-apa lagi, Dae Hyun segera mematikan sambungan telepon. Lalu meraih mantel yang tergantung tanpa pamit kepada Jo Yeon Ho karena anak itu sudah tidur nyenyak.     

Dae Hyun segera melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju Eve Hongdae di tengah malam.     

°     

°     

Eve Hongdae,     

Tak butuh waktu lama untuk sampai ke apartemen itu, karena memang berada di pusat Seoul dan tidak terlalu jauh dengan UN Village.     

Dae Hyun menekan bel pintu berulang-ulang karena sudah tidak sabar ingin bertemu Soo Yin. Namun Gong Yoo tidak juga membuka pintu.     

"Kenapa lama sekali?" gerutu Dae Hyun sambil berdecak kesal. Andaikan pintu itu bisa di dobrak dengan tubuhnya. Sudah sejak tadi akan menghancurkannya dengan sekali tendangan.     

Tak kunjung dibuka, Dae Hyun kembali menghubungi ponsel Soo Yin. Namun sayang sekali tidak dijawab, membuatnya semakin naik pitam.     

Tidak lama kemudian akhirnya pintu terbuka. Di tengah pintu berdiri seorang pria yang hampir seumuran dengannya. Tinggi mereka sama namun wajahnya masih lebih terlihat muda dari Dae Hyun.     

Rasa panas langsung membakar jiwanya. Hati Dae Hyun berkobar ketika melihatnya hanya memakai baju santai dengan rambut yang basah.     

Dae Hyun lantas nyelonong masuk tanpa permisi, jika benar apa yang ada di dalam benaknya maka dirinya tak akan sanggup lagi untuk tinggal di Seoul.     

"Soo Yin, dimana kau?" panggil Dae Hyun.     

"Hei, apa kau tidak punya sopan santun sehingga masuk tanpa permisi," gerutu Gong Yoo sambil melangkah mengikuti Dae Hyun di belakangnya.     

Dae Hyun lantas masuk ke dalam kamar. Dipandanginya wajah sayu Soo Yin yang sedang terlelap. Nafasnya terdengar teratur, membuatnya sedikit bisa bernafas lega.     

"Kau tidak berbuat apa-apa dengannya, kan?" Dae Hyun berbalik untuk memandang Gong Yoo dengan tatapan mengintimidasi.     

"Memang siapa kau? Jadi kau yang bernama Dae Hyun?" cibir Gong Yoo sembari berkacak pinggang.     

Dae Hyun tidak menjawab pertanyaan Gong Yoo, ia lantas membopong tubuh Soo Yin tanpa meminta izin.     

"Hei, mau dibawa kemana dia?" Gong Yoo tampak emosi karena Dae Hyun hendak membawanya.     

"Tentu saja pulang. Kau pikir aku akan membiarkannya berada di sini bersama pria sepertimu," ucap Dae Hyun. Kemudian melenggang pergi meninggalkan apartemen.     

"Siapa dia sebenarnya?" gumam Gong Yoo dengan penasaran. Menyesal tadi sudah memberikan alamatnya kepada pria itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.