Istri Simpanan

Bab 378 - Patah hati



Bab 378 - Patah hati

Soo Yin mengeluarkan kalung yang sejak tadi dalam genggamannya. Dengan tangan gemetar menaruhnya di meja lalu mendorongnya ke arah Kim Soo Hyun masih dalam keadaan diam dan tertunduk.     

"Soo Yin, ada apa ini?" tanya Kim Soo Hyun ketika melihat kalung itu di depannya.     

"Kim Soo Hyun, sebelum aku mengatakannya. Maukah kau berjanji untuk suatu hal?" ucap Soo Yin dengan wajah serius. Memberikan diri menatap mata pria itu dengan tatapan sendu.     

Soo Yin ingin menolak Kim Soo Hyun dengan kata-kata yang baik agar tidak terlalu melukai perasaannya.     

Bagaimanapun juga mereka adalah keluarga. Ia tidak ingin Kim Soo Hyun sampai membencinya.     

"Tentu saja, aku akan melakukan apapun yang kau inginkan." Kim Soo Hyun hendak menggenggam tangan Soo Yin yang berada di atas meja. Namun Soo Yin menariknya sebelum tersentuh.     

"Maukah kau untuk tidak membenciku apapun yang terjadi?" tanya Soo Yin dengan sungguh-sungguh. Sorot matanya tampak sangat serius.     

"Kau ini kenapa? Tentu saja, aku tidak akan pernah membencimu. Mana mungkin aku melakukannya." Kim Soo Hyun terkekeh karena merasa Soo Yin begitu lucu malam ini.     

Soo Yin menghela nafas panjang karena tidak ingin mengulur waktu lebih lama lagi. Ia akan mengatakan semuanya agar hatinya merasa lega dan tidak ada lagi beban yang harus ditanggung.     

"Soo Hyun, maafkan aku …." Soo Yin menghentikan ucapannya.     

"Aku … aku tidak bisa menerimanya," lanjut Soo Yin dengan lidah yang sangat berat untuk berucap.     

Jederrrr …     

Seperti ada suara petir yang menggelegar     

Pikiran Kim Soo Hyun terasa limbung dan kosong. Belum mengerti apa yang sebenarnya diucapkan oleh Soo Yin.     

"Tidak usah bercanda seperti," ujar Kim Soo Hyun yang segera tersadar.     

"Aku tidak bercanda. Maaf, aku tidak bisa menerima semua ini. Kau terlalu baik untukku. Aku mohon carilah gadis baik di luaran sana," ucap Soo Yin dengan lembut dan sorot mata yang teduh.     

Kata-kata yang keluar dari bibir Soo Yin seperti sebuah tamparan keras yang langsung menusuk hingga menembus dadanya. Kim Soo Hyun termangu, tidak percaya dengan apa yang didengarnya.     

Soo Yin merasa ketakutan melihat Kim Soo Hyun yang memasang ke arah kosong ke arah tertentu. Tangannya yang berada di atas meja mengepal erat hingga otot-otot tangannya muncul begitu jelas.     

"Kim Soo Hyun," ucap Soo Yin lirih dengan bibir bergetar.     

Kim Soo Hyun memejamkan matanya sejenak. Mencoba menenangkan hatinya dan terus berpikiran positif. Meyakini jika apa yang baru di dengannya adalah salah. Tidak mungkin Soo Yin membuatnya malu di depan orang-orang.     

"Tidak lucu, kau pasti ingin mengerjaiku, kan?" Kim Soo Hyun tertawa renyah hingga membuat Soo Yin semakin merasa bersalah.     

"Kim Soo Hyun, jangan mengira aku bercanda. Aku berkata jujur kepadamu." Soo Yin mencoba menjelaskan semuanya.     

"Soo Yin, kau ternyata pandai berbohong," tukas Kim Soo Hyun sembari menggeleng pelan.     

"Aku tidak bohong karena aku tidak menginginkanmu," ucap Soo Yin dengan suara sedikit meninggi.     

"Kenapa kau mengatakannya? Bukankah kau mencintaiku? Apa ada seseorang yang mengancam sehingga kau ingin menolakku?" Sudah mulai terdengar ada nada kesal ketika Kim Soo Hyun mengucapkannya.     

"Tidak ada yang mengancamku. Maaf, aku harus pergi," pamit Soo Yin lantas berdiri.     

Tanpa berani menatap mata Kim Soo Hyun, gadis itu membalikkan tubuhnya lalu melangkah pergi. Meninggalkan sejuta luka yang yang ditorehkannya di hati Kim Soo Hyun.     

"Soo Yin, tunggu!" panggil Kim Soo Hyun yang sudah semakin menjauh pergi.     

Nafas Soo Yin terasa sangat sesak ketika mendengar Kim Soo Hyun memanggilnya dengan pedih. Pasti pria itu sudah sangat terluka kali ini. Meski begitu ia tak berani menoleh karena akan membuatnya terluka.     

Dengan langkah cepat Soo Yin segera masuk ke dalam lift untuk turun ke bawah.     

Hampa dan tidak bisa dipercaya. Kali ini Kim Soo Hyun masih seperti bermimpi karena beberapa detik yang lalu Soo Yin baru saja menolaknya. Hampir saja tubuhnya sempoyongan merasakan perih di hatinya.     

Ternyata selama ini ia begitu percaya diri jika Soo Yin mencintainya. Sanggupkah setelah ini pulang ke rumah? Ibunya bahkan sudah berharap jika dirinya mendapatkan berita bagus. Esok hari rencananya akan segera melamar Soo Yin untuknya.     

Kim Soo Hyun merasa penasaran dengan siapa gadis pujaannya datang. Sehingga ia melangkahkan kakinya ke pinggir menuju pagar pembatas. Melongokkan kepalanya ke parkiran di bawah.     

Ternyata Soo Yin masuk ke dalam salah satu mobil Maybach silver yang ada di parkiran. Yang sangat mengejutkannya adalah mobil itu sangat tidak asing baginya.     

Kim Soo Hyun mencoba berpikir positif. Tak mungkin jika itu adalah mobil milik saudaranya. Banyak di dunia ini mobilnya sama persis.     

Kim Soo Hyun semakin penasaran siapa yang bersama Soo Yin. Ada keinginan untuk mengetahui pria mana yang sudah merebut Soo Yin dari genggaman tangannya.      

Mobil itu perlahan meninggalkan parkiran bersamaan dengan Soo Yin yang meninggalkan sejuta luka yang sangat menyesakkan di dada.     

Salju perlahan mulai turun dari langit padahal tak terlalu mendung. Langit malam ikut bersedih menyaksikan Kim Soo Hyun yang begitu pilu.     

"Soo Yin, kenapa kau begitu tega baru mengatakannya sekarang? Kenapa kau selama ini menggantungkan perasaan ini?" ucap Kim Soo Hyun dengan sangat sendu. Ia tertunduk meratapi kesedihan . karena pertana kalinya ditolak seorang gadis. Ternyata sangat menyakitkan, bahkan untuk berdiri kali ini kakinya terasa sangat lemas.     

"Arghhhh!" teriak Kim Soo Hyun sembari memukul pagar pembatas yang terbuat dari besi dengan sangat kuat.     

Orang-orang yang di sana menatap heran ke arah Kim Soo Hyun yang terduduk. Ia berlutut sambil menutupi wajahnya dengan kedua tangan. Tak kuasa menahan rasa pahit, ada setetes air yang keluar dari pelupuk matanya.     

Seorang pria yang terkenal sebagai idaman wanita. Kini harus sakit hati merasakan penolakan seorang gadis. Kim Soo Hyun berpikir mungkin ini adalah karma karena sudah menolak begitu banyak wanita yang mendekatinya.     

°     

°     

Dae Hyun memandang wajah istrinya yang tampak murung dan terdiam saja sejak tadi.     

"Ada apa, Sayang? Apa kau menyesal sudah sudah menolaknya?" ucap Dae Hyun hanya sekedar menebak perasaan istri kecilnya.     

"Kim Soo Hyun pasti akan membenciku." ucap Soo Yin lirih dengan wajah tertunduk lesu.     

"Percayalah, jika dia pasti akan mengerti dengan keputusanmu. Seiring berjalannya waktu pastilah Kim Soo Hyun bisa menerima semuanya." Dae Hyun mengusap lengan Soo Yin dengan sebelah tangannya.     

"Bagaimana jika dia mengetahui jika kita memiliki hubungan?" Soo Yin merasa bersalah karena sepertinya Kim Soo Hyun sangat terpukul.     

"Cepat atau lambat dia pasti akan tahu juga pada akhirnya," tukas Dae Hyun.     

Dae Hyun terus berusaha menenangkan istri kecilnya sambil terus melajukan mobilnya menuju ke suatu tempat. Untuk menghibur hatinya, Dae Hyun berniat akan membawa Soo Yin ke tempat romantis.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.