Istri Simpanan

Bab 379 - memiliki kebiasaan buruk yang sama



Bab 379 - memiliki kebiasaan buruk yang sama

0Kim Soo Hyun melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi tanpa arah dan tujuan yang pasti. Pandangannya sama sekali tidak fokus menatap jalanan di depannya.     

Jika tahu akan mendapat penolakan dari gadis yang begitu dicintainya, ia berpikir lebih baik tidak akan selamat ketika kecelakaan itu terjadi. Ternyata benar adanya jika Soo Yin memiliki seorang pria yang mungkin sangat dia cintai sehingga malam ini menolaknya.     

Lalu untuk apa semua perhatian yang diberikan ketika dirinya berada di rumah sakit dan tidak bisa berjalan. Kim Soo Hyun kira itu adalah salah satu perhatian yang tulus seorang kekasih.     

Untuk pria yang berada di dalam foto itu, Kim Soo Hyun sudah menyelidiki dan mencari tahu. Mereka memang dekat sejak masih sekolah menengah. Namun tidak ada hubungan spesial apapun.     

Kini tinggal mencari tahu siapa sebenarnya yang membawa Soo Yin pergi. Namun tidak sekarang, karena pikirannya sedang kacau balau.     

Hatinya sangat terluka, seperti ada pedang tumpul yang menghunus dadanya bertubi-tubi. Tidak mampu membunuhnya tapi membuat lukanya semakin nyeri.     

Kim Soo Hyun melajukan mobilnya hingga menabrak pembatas jalan dan hampir saja terpental jika kakinya tidak sigap menginjak rem.     

Dengan terpaksa ia menghentikan mobilnya yang sudah penyok di pinggir jalan. Patah hati sudah membuatnya kehilangan akal sehat.     

"Kau sungguh membuatku gila dan ingin mati saja, Soo Yin!" seru Kim Soo Hyun seraya memukul stir kemudi. Ia menundukkan kepalanya beberapa saat untuk mengambil nafas sebelum melanjutkan perjalanannya kembali.     

Setelah 30 menit perjalanan mengelilingi jalanan Seoul, akhirnya Kim Soo Hyun menghentikan mobilnya di sebuah bar. Ia butuh sesuatu yang bisa menenangkan pikirannya dan melupakan semuanya walau hanya sejenak. Berharap ini semua hanyalah mimpi yang tidak akan pernah menjadi nyata.     

Begitu sampai di dalam, Kim Soo Hyun segera memesan beberapa wine kepada pelayan. Hatinya sudah hancur berkeping-keping saat ini. Gadis yang dicintainya ternyata selama ini hanyalah sebuah kebohongan semata. Ternyata perhatian yang ditunjukkannya selama berada di rumah sakit hanya sebuah perasaan iba bukan cinta.     

"Kenapa kau tidak membunuhku saja, Soo Yin?" Kim Soo Hyun menyandarkan kepalanya di sofa. Menopangnya karena memiliki beban nasibnya yang teramat berat.     

°     

°     

Soo Yin sudah terlelap di kursi saat perjalanan kembali ke villa Pyeongchang-dong. Mereka saat ini masih di dalam mobil karena Dae Hyun baru saja menghentikan mobilnya di depan teras.     

Dae Hyun hanya mendesah pasrah mengingat istri kecilnya yang sangat ketakutan jika sampai Kim Soo Hyun membencinya.     

Dering ponsel membuyarkan Dae Hyun dari lamunannya. Ternyata sang ibu yang menghubunginya.     

"Ada apa, Bu?" tanya Dae Hyun. Ada rasa khawatir karena tidak biasanya ibunya menghubungi malam-malam seperti ini. Bisa saja terjadi sesuatu pada Jo Yeon Ho.     

"Dae Hyun, tak bisakah kau meminta seseorang untuk mencari keberadaan adikmu?" Suara Ny. Park terdengar sangat cemas.     

"Memangnya kenapa, Bu?" tanya Dae Hyun sambil memijat pelipisnya.     

Semua orang mengetahui jika Dae Hyun saat ini sedang di luar kota. Chang Yuan sudah mengatur semuanya beserta surat perjalanan. Sehingga tidak akan ada yang curiga.     

"Kim Soo Hyun, sampai sekarang belum pulang. Dia mengatakan tadi pergi ingin bertemu Soo Yin tapi sampai sekarang tidak bisa dihubungi." Ny. Park tampaknya trauma dengan kecelakaan yang menimpa Kim Soo Hyun kala itu.     

"Dia sudah dewasa sehingga tidak perlu merasa cemas. Mungkin ada alasan lain mengapa Kim Soo Hyun tidak pulang," tukas Dae Hyun sembari mendesah panjang. Kekhawatiran ibunya sungguh berlebihan. Namun Dae Hyun menjadi penasaran dimana sebenarnya adiknya sehingga sampai sekarang belum. Jangan sampai ia berbuat nekad.     

"Pokoknya ibu tidak mau tahu. Jika besok Kim Soo Hyun belum pulang kau harus kembali ke Seoul mencarinya," ujar Ny. Park dengan tegas.     

"Iya, Bu." Dae Hyun menghela nafas panjang karena ibunya masih menganggap Kim Soo Hyun seperti Jo Yeon Ho yang masih harus dicari jika beberapa jam menghilang.     

Setelah mematikan sambungan telepon, Dae Hyun menghubungi Chang Yuan untuk mencari keberadaan adiknya. Tidak butuh waktu lama untuk mengetahuinya. Ternyata Kim Soo Hyun berada di salah satu bar.     

"Kalian berdua jika ada masalah sangat suka menghabiskan waktu dengan minum." Dae Hyun berdecak kesal, sebelah bibirnya terangkat ke atas merutuki istri kecil dan adiknya memiliki kebiasaan buruk yang sama.     

Nasib baik Soo Yin tidak mencintai adiknya. Jika hal itu terjadi mungkin saat ada masalah sedikit mereka akan mabuk bersama.     

"Sayang, jangan membiasakan diri untuk mabuk lagi karena itu tidak baik untuk tubuhmu," gumam Dae Hyun seraya menatap nanar wajah istrinya yang begitu damai ketika terlelap. Sepertinya keresahan yang dirasakannya tadi sudah mulai menghilang.     

°     

°     

Griffin Bar,     

Jean sangat terkejut ketika melihat pria yang sudah lama tidak ditemuinya ternyata kini dalam keadaan menyedihkan. Jean baru saja tiba karena malam ini jadwal malam hingga pagi hari sehingga tidak mengetahui apa yang tadi terjadi.      

Menurut beberapa orang, Kim Soo Hyun terlibat baku hantam dengan sesama pengunjung bar. Mereka sama-sama dikuasai emosi karena mabuk berat. Serta sangat sulit dipisahkan karena mereka seperti sama-sama ingin membunuh.     

Lawan Kim Soo Hyun sudah pergi meninggalkan bar yang dibantu temannya. Sedangkan Kim Soo Hyun masih terbaring di sana karena tidak ada yang membawanya pulang. Wajahnya penuh lebam karena tonjokan yang begitu kuat. Hidung dan sudut bibirnya mengeluarkan darah karena masih ada darah kering yang menempel di sana.     

"Tuan, kenapa kau seperti ini?" ucap Jean pilu. Tak kuasa menahan iba yang saat ini dirasakannya. Ia seperti merasakan sakit menerpa wajahnya ketika melihat luka Kim Soo Hyun.     

"Jean, apa kau mengenalnya?" tanya salah satu pria yang merupakan teman satu profesinya.     

"Ya, aku mengenalnya," ucap Jean terbata.     

"Bisakah kau menghubungi keluarganya agar datang menjemput kesini?"     

"Biarkan aku yang mengurusnya. Bisa tolong membantuku membawanya ke salah satu kamar?" Jean mempertimbangkan segalanya, tak mungkin membawa pulang Kim Soo Hyun dalam keadaan seperti itu. Ibunya pasti akan sangat khawatir.     

Pria itu menganggukan kepalanya, lantas membantu memapah Kim Soo Hyun ke lantai dua bersama Jean.     

Jean segera mengambil kotak obat untuk mengobati luka yang ada di wajah Kim Soo Hyun. Sejujurnya tak tega melihatnya karena terbiasa memandang wajahnya yang begitu tampan tanpa ada cacat sekali. Sangat berbeda dengan sekarang bahkan kelopak matanya menghitam terkena pukulan.     

Dengan telaten Jean mengusap wajah Kim Soo Hyun menggunakan handuk kecil dengan air hangat.     

"Soo Yin, teganya kau padaku," racau Kim Soo Hyun dengan suara yang tidak jelas tapi Jean masih bisa mendengarnya.     

Jean menghentikan aktivitasnya. Kali ini ia menduga jika mungkin saja Soo Yin sudah menolaknya.     

"Soo Yin, katakan dengan siapa kau tadi pergi," racau Kim Soo Hyun kembali dengan mata tertutup rapat.     

"Tuan, aku mohon jangan seperti ini," lirih Jean dengan nada begitu sendu.     

Melihatnya patah hati sungguh membuatnya ikut merasakan pedihnya. Ternyata Kim Soo Hyun sangat mencintai Soo Yin sehingga berbuat sampai sejauh ini.     

Kim Soo Hyun pasti dipenuhi emosi karena ditolak oleh Soo Yin.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.