Istri Simpanan

Bab 384 - Perubahan Kim Soo Hyun



Bab 384 - Perubahan Kim Soo Hyun

0  Soo Yin belum menyadari kehadiran Kim Soo Hyun yang sudah masuk ke dalam ruangan karena terlalu asyik bercanda dengan suaminya.     

  "Hmmmm." Suara deheman keras seketika menggema di ruangan.     

  Suara itu membuat Soo Yin kaget bukan kepalang. Sampai membuatnya hampir terjengkang dari kursi karena duduk terlalu di pinggir. Ponsel yang ada di tangannya sampai terpental ke lantai, tidak jauh dari Kim Soo Hyun berdiri.     

  Soo Yin gugup dengan jantung yang berpacu sangat kencang. Matanya terbelalak lebar serta tubuhnya kini juga gemetar. Karena Kim Soo Hyun melangkahkan kaki ke arahnya dengan pandangan sepertinya hendak menemukan sesuatu.     

  Kim Soo Hyun mencoba bersikap santai meskipun kepalanya terasa ingin meledak. Meski masih bisa mengenali suara pria yang berbicara dengan Soo Yin. Namun tidak yakin karena tidak mungkin hal itu terjadi. Ia pasti sudah salah orang dan kebetulan suara mereka memang sama.     

  Kim Soo Hyun sudah membungkukkan tubuhku untuk mengambil ponsel Soo Yin. Berharap jika panggilan itu belum berakhir sehingga bisa melihat wajah pria itu. Dengan begitu tidak perlu menebak-nebak yang akan membuatnya pusing.     

  Soo Yin sudah berdiri hendak mengambil ponselnya tapi tidak mungkin. Ponsel itu terlalu jauh dari jangkauannya. Kim Soo Hyun akan semakin curiga jika ia bersikeras mengambilnya.     

  'Soo Yin, kenapa kau begitu ceroboh sehingga tidak menyadari kedatangan Kim Soo Hyun?' - rutuk Soo Yin dalam hati. Yang paling menakutkan adalah karena tadi tidak sempat mematikan sambungan telepon. Jika sampai panggilan belum terputus maka habislahah dirinya.     

  Suasana semakin tegang ketika Kim Soo Hyun sudah berhasil memegangnya.     

  Bibir Soo Yin ingin terbuka lebar untuk mengatakan kata 'jangan'. Namun suaranya bahkan tidak mau untuk keluar. Keringat dingin sudah mulai keluar dari tubuhnya. Hanya pasrah jika memang mereka harus ketahuan saat ini juga.     

  Kim Soo Hyun membalik ponsel Soo Yin untuk melihat layarnya. Penasaran untuk melihat wajah pria itu sudah tidak terbendung lagi.     

  Soo Yin menutupi wajahnya sambil berdiri dengan gelisah.     

  Layar itu ternyata sudah gelap. Kim Soo Hyun hanya bisa menghela nafas berat karena kurang cepat tadi mengambilnya.     

  "Ambillah, lain kali jangan terlalu asyik menelepon ketika sedang bekerja. Bagaimana jika ada tamu datang dan melihatnya?" ucap Kim Soo Hyun dengan wajah masam.     

  "Maaf, Tuan." Soo Yin mengulurkan tangan untuk mengambilnya sambil tertunduk lesu. Namun sekarang sedikit bisa bernafas lega karena lolos dari sesuatu yang sangat berbahaya.     

  Untung saja Kim Soo Hyun tidak melihat wallpapernya yang menampilkan adegan Soo Yin mencium pipi Dae Hyun yang diambil ketika berada di pulau Geoje.     

  "Bukankah sekarang ada pertemuan dengan tuan Gong Yoo? Bersiap dan bersikap profesional selama berada di kantor. Karena aku tidak suka memanjakan pegawai," tukas Kim Soo Hyun dengan datar kemudian berlalu meninggalkan Soo Yin yang termangu di tempatnya.     

  Ini adalah pertama kalinya Kim Soo Hyun bersikap cuek keoada Soo Yin. Meski sebenarnya sulit tapi harus melakukannya agar tidak terjebak perasaan yang sama.     

  Soo Yin sudah menemukan seorang pria yang membuatnya nyaman. Sehingga Kim Soo Hyun akan belajar untuk menjauh. Namun jika Soo Yin berubah pikiran, hati Kim Soo Hyun masih terbuka lebar untuknya.     

  Soo Yin segera menata berkas yang akan dibawa untuk pertemuan. Mereka akan membicarakannya di restoran hotel sehingga tidak terlalu jauh.     

  Kim Soo Hyun melangkahkan kakinya dengan lebar. Hal inilah sangat menyulitkan Soo Yin untuk mengikutinya. Nafas Soo Yin sampai tersengal ketika sampai di dalam lift.     

  "Mulai sekarang bekerjalah lebih cekatan karena aku bukan Dae Hyun yang terlalu sabar," ucap Kim Soo Hyun. Sudah bisa menebak, mungkin saja Soo Yin akan membandingkannya dengan saudaranya.     

  Soo Yin hanya menganggukkan kepalanya tanpa membantah. Seorang pria yang tadinya memperlakukannya seperti ratu kini sangat jauh berbeda dari biasanya. Namun itu membuat Soo Yin merasa senang.     

  Pernah suatu hari Soo Yin kelelahan, Kim Soo Hyun justru memarahi saudaranya. Dia mengatakan tidak akan membuat Soo Yin bekerja keras.     

  Namun kali ini Soo Yin tidak akan mengungkitnya. Karena itu sewaktu Kim Soo Hyun masih menyukainya, bukan seperti sekarang ini.     

  "Soo Yin, Nanti malam temani aku lembur karena ada beberapa pekerjaan yang harus segera di selesaikan," perintah Kim Soo Hyun dengan nada datar.     

  "Iya, Tuan," sahut Soo Yin. Mulai sekarang dirinya akan bekerja keras dan tidak bersikap manja.     

  Tidak berapa lama akhirnya mereka sampai di restoran.     

  Ternyata Gong Yoo sudah menunggu di sana. Ia tampak fokus sedang mengerjakan sesuatu pada kertas.     

  "Tuan? Anda Tuan Gong Yoo?" Soo Yin cukup terkejut, ternyata akan bertemu kembali dengan pria yang tadi pagi ditemuinya.     

  "Soo Yin, kau mengenalnya?" Kim Soo Hyun menautkan kedua alisnya. Hatinya berdesir mengetahui gadis pujaannya mengenal pria lain.     

  "Tidak, kami hanya tanpa sengaja bertemu tadi pagi," sahut Soo Yin sembari tersenyum manis.     

  Kim Soo Hyun memalingkan wajahnya agar tidak melihatnya tersenyum. Hal itu semakin membuatnya kesulitan untuk melupakannya.     

  "Oh, gadis pemabuk," ujar Gong Yoo seraya menengadahkan wajahnya memandang Soo Yin.     

  "Apa kau bilang?" tukas Soo Yin yang bisa mendengar perkataan Gong Yoo.     

  "Maaf, aku salah orang. Kupikir kau adalah gadis mabuk yang kutemui di bar," ucap Gong Yoo. Dengan sengaja mengatakannya untuk memancing ingatan Soo Yin.     

  "Tentu salah karena kita memang tidak pernah bertemu sebelumnya," ujar Soo Yin.     

  "Hmmm, sebaiknya kita lanjutkan obrolannya nanti," tukas Kinm Soo Hyun dengan dingin.     

  "Ba … baik, Tuan," sahut Soo Yin dengan terbata. Sungguh tidak bisa dipercaya jika Kim Soo Hyun sekarang sangat berubah total dan mirip saudaranya.     

  Gong Yoo mulai menunjukkan desain hotel yang akan segera dibangun. Mereka memang beberapa waktu yang lalu mengatakan jika kontraktor membatalkan pekerjaannya. Sehingga Gong Yoo menawarkan diri untuk melakukannya karena memang sudah terbiasa.     

  Soo Yin duduk manis sambil menyimak pembicaraan mereka. Ia tidak terlalu paham sehingga memilih diam saja.     

  Gong Yoo sesekali memandang Soo Yin di sela membicarakan rencana desain hotel kepada Kim Soo Hyun.     

  Begitu juga dengan Kim Soo Hyun yang memandang Soo Yin Meski tidak pernah bertatap muka.     

  Soo Yin menguap karena matanya ingin terpejam padahal hari masih siang. Sehingga ia membuka catatan dan mencoret-coret tidak jelas.     

  "Sebaiknya kita makan siang terlebih dahulu," ujar Kim Soo Hyun. Mereka terlalu fokus sehingga tidak menyadari sudah lewat waktunya makan siang.     

  "Kenapa tidak sejak tadi? Aku tidak bisa berpikir jika sedang lapar," uajr Gong Yoo ngasal menjawabnya.     

  Kim Soo Hyun tidak menanggapi karena saat ini pikirannya sedang buruk.     

  Tidak lama kemudian akhirnya pelayan datang membawakan berbagai macam hidangan. Gong Yoo memesan makanan barat karena lidahnya harus beradaptasi terlebih dahulu untuk makanan Korea.     

  Mereka makan dalam keadaan hening. Hanya suara sendok yang saling bersahutan.     

  "Uhuk … uhuk ….." Soo Yin tersedak sesuatu di tenggorokannya.     

  Dengan gerakan cepat kedua pria di depannya menyodorkan gelas secara bersamaan.     

  Soo Yin memandang keduanya secara bergantian. Namun segera memiliki air minumnya sendiri yang berada di meja.     

  "Terima kasih, tapi aku memilikinya," tukas Soo Yin sembari tersenyum meringis.     

  Kedua pria itu tampak kecewa dengan penolakan Soo Yin. Meski wajah mereka  terlalu kentara.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.