Istri Simpanan

Bab 389 - Mencari tahu



Bab 389 - Mencari tahu

0SOP Yin berulang kali menguap menahan kantuk ketika mendengarkan Dosen memberikan materi. Beberapa hari ini Soo Yin benar-benar merasa kurang tidur. Ternyata memilih jam malam untuk kuliah tidaklah tepat. Sudah tidak bisa konsentrasi. Yang ada di pikiran Soo Yin kali ini adalah sangat merindukan tempat tidurnya yang ada di villa Pyeongchang-dong.     

Setengah jam berlalu, Soo Yin berusaha menahan untuk tidak menyandarkan kepalanya di meja. Namun perlahan rasa kantuk itu semakin besar sehingga membuat Soo Yin tidak tahan.     

Hingga tanpa sadar meletakkan kepalanya di atas meja. Berniat ingin memejamkan matanya untuk beberapa detik saja. Sekedar menghilangkan kantuk yang sudah berat.     

Jae-hwa yang duduk di sebelah terus mengamati Soo Yin. Merasa kasihan karena tampaknya kelelahan. Beruntung malam ini dosen yang memberikan materi tidak terlalu memperhatikan.     

Waktu berlalu begitu cepat, kini semua mahasiswa sudah keluar dari ruangan. Tinggal Jae-hwa yang masih setia menunggu Soo Yin untuk bangun. Sejak tadi sudah ingin membangunkannya tapi selalu mengurungkan niatnya.     

"Soo Yin," panggil Jae-hwa pelan karena hari sudah semakin larut malam. Tidak mungkin mereka bermalam di sana karena besok pagi harus bekerja.     

Tidak ada respon hingga beberapa saat. Jae-hwa hanya bisa menghela nafas panjang karena Soo Yin sangat sulit dibangunkan.     

"Hmmmm." Untuk kesekian kalinya barulah Soo Yin menggeliat kemudian merentangkan kedua tangan untuk meregangkan otot-ototnya.     

"Bangunlah, ini sudah larut dan semua orang sudah pulang," ujar Jae-hwa.     

Soo Yin terkesiap dan langsung membuka matanya lebar-lebar. Pandangannya mengedarkan ke sekeliling ruangan. Sudah tidak ada lagi orang lain kecuali dirinya dan Jae-hwa.     

"Apa sudah selesai dari tadi?" Soo Yin mengusap wajahnya dengan kedua tangan. Keinginannya untuk tidur sebentar justru sangat lama.     

"Sudah setengah jam yang lalu," tukas Jae-hwa sembari meringis.     

"Ya ampun, kenapa kau tidak membangunkanku?" ujar Soo Yin sembari menata kembali buku ke dalam tasnya.     

"Kau tampak sangat kelelahan sehingga aku tidak tega membangunkanmu. Ayo kita pulang, biarkan aku mengantarmu," ajak Jae-hwa.     

"Kau membawa mobil?" Soo Yin menautkan kedua alisnya.     

"Kakek meminjamkannya padaku," sahut Jae-hwa meringis sembari menggaruk kepalanya bagian belakang.     

Untuk menolak tawaran Jae-hwa tidak mungkin karena hari sudah larut malam. Jae-hwa tidak akan mengizinkannya naik taksi karena sudah jarang yang beroperasi jika terlalu larut.     

Soo Yin berjalan kaki dengan sempoyongan untukmu menunggu Jae-hwa di pintu gerbang.     

Pada saat yang bersamaan Kim Soo Hyun hendak keluar dari persembunyiannya ketika melihat mobil Jae-hwa berhenti tepat di depan Soo Yin.     

"Bukankah dia pria yang berada di foto waktu itu," gumam Kim Soo Hyun sembari mengamatinya dengan seksama. Setelah dipahami betul-betul ternyata dia adalah seseorang yang bekerja di hotelnya. Pantas saja Kim Soo Hyun merasa tidak asing dengan  wajah Jae-hwa.     

Kim Soo Hyun melajukan mobilnya mengikuti mereka ketika mobil Jae-hwa perlahan meninggalkan kampus.     

"Kemana mereka akan pergi?" gumam Kim Soo sembari menyipitkan matanya. Menyadari arah yang mereka lewati bukanlah menuju rumah yang ditempati Soo Yin waktu itu. Ia teringat jika rumah itu adalah milik bibinya sehingga mungkin saja sekarang sudah pindah dan memilih tinggal sendiri.     

Kim Soo Hyun menghentikan mobilnya di kejauhan ketika mereka berhenti di depan sebuah kontrakan.      

Terlihat Soo Yin turun di sana kemudian melambaikan tangannya kepada Jae-hwa. Hingga mobil Jae-hwa perlahan menjauh.     

Kim Soo Hyun merasa aneh karena Soo Yin tak kunjung masuk ke dalam rumah. Ia masih berdiri di pinggir jalan seperti tengah menunggu seseorang.      

Tidak lama kemudian ada mobil berwarna hitam yang menghampirinya.      

Kim Soo Hyun masih ingat jika mobil itu adalah milik seseorang yang tadi mengantarkan buku-buku milik Soo Yin.     

Chung Ho segera keluar kemudian membuka pintu untuk Soo Yin.     

"Maaf, aku merepotkan. Kau harus berputar-putar mengikuti kami," ujar Soo Yin dengan rasa tidak enak hati. Padahal seharusnya di malam seperti ini mereka sudah istirahat di rumah.     

"Tidak masalah, Nona," ujar Chung Hp seraya tersenyum karena Soo Yin selalu saja merasa sungkan jika meminta tolong kepadanya.     

Chung Ho lantas mengemudikan kembali mobilnya meninggalkan kontrakan itu dan melanjutkan perjalanan menuju villa Pyeongchang-dong.     

Kim Soo Hyun terus membuntuti mereka. Merasa sangat penasaran kenapa Soo Yin harus berbohong. Yang lebih mengejutkan adalah ketika mobil mereka memasuki kawasan villa Pyeongchang-dong.     

Salah satu kawasan villa yang terbaik dan termahal di Seoul. Tidak mungkin gadis seperti Soo Yin bisa membelinya.     

Kim Soo Hyun menghentikan mobilnya saat melihat mobil itu memasuki salah satu villa.     

"Soo Yin, kenapa kau berbohong?" gumam Kim Soo Hyun sembari memukul stir kemudi.      

Ia memilih putar arah untuk kembali ke UN Village. Mungkin sebaiknya besok harus mencari lebih banyak lagi tentang rahasia Soo Yin yang disembunyikan.     

°     

°     

Begitu turun dari mobil, Soo Yin langsung terbelalak lebar melihat mobil Maybach silver sudah terparkir di garasi.     

"Chung Ho, apakah Tuan Dae Hyun sudah pulang?" tanya Soo Yin untuk memastikan keberadaan suaminya agar tidak kecewa.     

"Benar, Nona. Tadinya tuan yang akan menjemput Nona tapi aku bersikeras melarangnya karena ini sudah larut malam. Lagi pula tuan juga pasti sangat lelah karena baru pulang," terang Chung Ho takut jika Soo Yin menyangka yang tidak-tidak.     

"Aku mengerti," ujar Soo Yin sembari tersenyum senang. Lantas mempercepat langkahnya agar bisa bertemu dengan suaminya.     

Wajah yang kusut dan tidak bersemangat mendadak ceria kembali. Tadi Soo Yin sudah berniat jika pulang akan langsung tidur.     

Dengan langkah cepat Soo Yin menaiki anak tangga menuju kamarnya. Lalu masuk ke dalam kamar. Ia melihat ada koper yang tergeletak di lantai.     

"Dae Hyun, dimana kau berada?" teriak Soo Yin sembari mencari ke segala sudut kamar. Namun tak ada siapapun.     

Soo Yin lantas ingin ke ruang kerjanya. Mungkin saja sedang menyelesaikan pekerjaan.     

Ceklek …     

Soo Yin memutar knop pintu hingga perlahan membukanya. Pandangannya tertuju pada meja kerjanya yang kosong. Lalu melihat sekeliling ruangan. Hingga akhirnya Soo Yin menemukan seseorang yang sangat dirindukannya.     

Dae Hyun tengah duduk sambil menyandarkan kepalanya di sandaran sofa dengan mata yang tertutup rapat.     

Soo Yin mengulum senyum sembari melangkahkan kakinya pelan. Ia yakin jika suaminya hanya pura-pura tertidur dan hendak mengerjainya. Namun begitu sampai di belakangnya, terdengar suara dengkuran halus yang teratur.     

Soo Yin menggerakkan telapak tangan ke depan wajahnya tapi Dae Hyun tidak terganggu sama sekali.     

"Sepertinya kau kelelahan. Kenapa kau tidak tidur di kamar saja?" gumam Soo Yin dengan bibir cemberut.     

Dipandanginya tubuh suaminya dari atas hingga bawah. Ternyata Dae Hyun masih mengenakan sepatu dan dasi. Tubuhnya juga masih mengenakan pakaian kerja. Sepertinya ketika pulang langsung ke ruangan itu untuk mengerjakan sesuatu karena laptopnya masih dalam keadaan menyala.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.