Istri Simpanan

Bab 392 - Untuk mereka bersama?



Bab 392 - Untuk mereka bersama?

0Soo Yin terpaksa menghentikan langkahnya sembari menatap suaminya. Tangannya yang tertahan tak bisa membuatnya terus melangkah.     

"Aku dan bibi Xia hendak ke pasar bukan liburan. Lagi pula kata bibi Xia tempatnya kotor dan becek. Orang kaya seperti dirimu tidak akan mau ke tempat seperti itu," ucap Soo Yin dengan hati-hati, takut jika suaminya akan tersinggung. Padahal memang ingin menyinggung secara halus.     

"Pokoknya aku harus ikut!" ucap Dae Hyun dengan nada tegas. Sorot matanya menyiratkan keinginan untuk ikut.     

"Tetaplah di rumah karena aku tidak akan lama. Jika kau bersama kami maka pasti kau akan merasa bosan. Disana tidak ada pria yang ikut berbelanja," terang Soo Yin agar suaminya mengerti. Sebenarnya Soo Yin penasaran sehingga ingin ikut.     

"Tidak masalah," sahut Dae Hyun datar.     

"Tapi …." Belum sempat Soo Yin melanjutkan ucapannya, Dae Hyun sudah terlebih dahulu menarik tangannya dan mendaratkan ciuman di bibirnya.     

Soo Yin berusaha melepaskan diri karena bibi Xia sudah menunggu. Namun Dae Hyun justru menekan tengkuknya dengan kuat. Menciumnya dengan bergairah. Bahkan untuk membuka mulut saja Soo Yin tidak memiliki kesempatan karena Dae Hyun sudah terlebih dahulu melesakkan lidahnya untuk menyatu dan menari-nari di dalam mulutnya.     

"Hmmphhh … Dae Hyun, hentikan." Soo Yin berusaha mendorong tubuh Dae Hyun dengan kuat hingga akhirnya berhasil terlepas.     

"Aku ikut atau kau tidak pergi kemanapun?" ancam Dae Hyun dengan tegas.     

Soo Yin menghela nafas panjang sambil memutar bola matanya. Ternyata suaminya masih seperti anak-anak.     

"Pergi atau tidak?" Dae Hyun mengulangi pertanyaannya.     

"Cepatlah, bibi Xia sudah menunggu di bawah," ujar Soo Yin.     

"Beri aku waktu lima menit," tukas Dae Hyun.     

Dae Hyun segera mengganti bajunya dengan terburu-buru karena Soo Yin sudah terlebih dahulu turun.     

"Bibi, tunggu sebentar karena Dae Hyun ingin ikut," ujar Soo Yin yang sudah berada di teras menemui bibi Xia.     

"Tuan ikut?" Bibi Xia mengernyitkan dahinya, merasa seperti bermimpi dan salah dengar. Tak mungkin seorang Dae Hyun mau pergi ke pasar ikan.     

"Hmmm, dia bilang begitu. Tunggu saja sebentar," tukas Soo Yin seraya menghempaskan tubuhnya di kursi yang ada di teras.     

"Apakah Nona sudah mengatakan jika kita pergi ke pasar juga?" Bibi Xia menautkan kedua alisnya karena merasa ragu.     

"Sudah, tapi dia tetap bersikeras ingin ikut. Biarkan saja, nanti dia juga akan kapok," tukas Soo Yin seraya terkekeh geli.     

"Baiklah." Entah mimpi apa semalam sehingga Dae Hyun dan Soo Yin ingin ikut berbelanja. Bukannya merasa senang tapi bibi Xia justru merasa ragu. Takut tindakan mereka akan membuat penjual merasa tidak nyaman.     

Tidak lama kemudian Dae Hyun sudah turun dan menemui mereka di teras. Ia mengenakan kaos oblong dan celana panjang.     

Bibi Xia bersyukur karena Dae Hyun tidak mengenakan pakaian yang berlebihan.     

"Biarkan aku mengeluarkan mobil terlebih dahulu," ujar Dae Hyun lalu menuruni tangga teras.     

"Bukannya kita akan pergi bersama Chung Jo?" ujar bibi Xia.     

"Tidak, aku yang akan mengemudikan sendiri," ujar Dae Hyun dengan datar.     

°°°°°°°°°°°°°°°°     

Pada saat yang bersamaan ada sebuah mobil yang terparkir di pinggir jalan tidak jauh dari gerbang villa. Kim Soo Hyun penasaran kenapa Soo Yin tidak berangkat bekerja sehingga begitu mengirim pesan ia bergegas ke villa Pyeongchang-dong. Ia merasa ragu dengan alasan Soo Yin, meskipun sudah mengatakannya jika ada kuliah.     

Mata Kim Soo Hyun fokus memandang mobil Maybach silver yang baru saja keluar dari villa. Antara bingung dan terkejut saat ini dia rasakan.     

"Bukankah itu mobil Dae Hyun? Kenapa ada di sini? Bukankah dia baru akan pulang besok dari pulau Geoje?" gumam Kim Soo Hyun dengan rasa penasaran. Tidak mungkin jika mobil itu dicuri oleh orang ataupun dijual karena itu adalah mobil kesayangannya. Ia sangat yakin jika mobil itu adalah milik saudaranya.     

Kim Soo Hyun melajukan mobilnya secara perlahan untuk mengikuti kemana mobil itu meskipun tidak mengetahui siapa yang ada di dalam. Karena kaca mobil tidak tembus pandang. Ia penasaran kemana mereka akan pergi sekaligus untuk mengetahui siapa yang mengendarainya.     

Soo Yin terus bergelayut manja di lengan Dae Hyun tanpa merasa malu adanya bibi Xia yang terus mengulum senyum sambil menggelengkan kepalanya di kursi belakang.     

"Dae Hyun, Kau yakin akan ikut kami?" tukas Soo Yin.     

"Memangnya kenapa?" ujar Dae Hyun seraya mengernyitkan dahinya.     

"Aku hanya ingin mengatakan jika kita pergi ke pasar ikan bukan ke swalayan," ucap Soo Yin terkikik.     

"Memangnya kenapa? Kau pasti berpikir aku tidak pernah berbelanja. Bukankah kau yang belum pernah belanja?" ejek Dae Hyun seraya berdecak.     

"Memangnya kau pernah?" Soo Yin menegakkan tubuhnya lalu menyipitkan matanya memandang suaminya.     

"Soo Yin, Aku dulu sudah terbiasa melakukannya. Ketika di luar negeri aku terbiasa belanja sendiri," tukas Dae Hyun dengan datar.     

"Aku sama sekali tidak percaya dengan ucapanmu." Soo Yin melipat tangannya di dada.     

"Terserah kau saja," ujar Dae Hyun seraya fokus memandang jalanan.     

Bibi Xia yang duduk di belakang hanya menggelengkan kepalanya melihat dua sejoli yang saling berdebat. Soo Yin tetaplah Soo Yin yang manja dan selalu merajuk.     

Tidak lama kemudian akhirnya mereka sampai di pasar ikan Noryangjin. Sebuah pasar yang buka dari subuh hingga tengah malam. Sebuah pasar yang selalu menghadirkan ikan segar. Pasar itu juga menyediakan monster laut seperti gurita, kerang dan ikan besar lainnya. Itu sebabnya bibi Xia lebih suka berbelanja di sini daripada di swalayan karena bisa bebas memilih.     

Kim Soo Hyun yang masih mengikuti mobil yang dikemudikan Dae Hyun, mengerutkan keningnya ketika mobil itu berhenti di parkiran sebuah pasar ikan. Ia menghentikan mobilnya agak jauh karena takut ketahuan.     

Matanya seketika terbelalak lebar dengan dada yang menggebu-gebu ketika melihat Soo Yin dan disusul oleh Dae Hyun. Dapat melihat ada juga bibi Xia yang memang dikenalnya.     

"Dae Hyun bersama Soo Yin? Untuk apa mereka bersama?" gumam Kim Soo Hyun dengan wajah tidak percaya. Ia mengusap gusar wajahnya dengan kedua telapak tangan.     

Soo Yin mengikuti langkah bibi Xia yang terlebih dahulu masuk sambil menggandeng tangan Dae Hyun. Awalnya Soo Yin pikir pasar itu akan kotor tapi ternyata tidak seburuk yang dibayangkan. Meski bau amis cukup mengganggu tapi tidak masalah.     

Kim Soo Hyun ingin mengikuti mereka masuk ke dalam pasar tapi takut ketahuan sehingga ia memilih berada di parkiran menunggu mereka keluar.     

Pria itu masih tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Gadis yang begitu dicintainya ternyata menjalin hubungan spesial dengan saudaranya sendiri. Tidak mungkin jika tidak ada apa-apa sedangkan mereka bergandengan tangan dengan begitu mesra.     

"Ternyata ini yang kalian lakukan di belakangku?" ucap Kim Soo Hyun dengan geram dan amarah yang mulai merasuk ke dalam jiwanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.