Istri Simpanan

Bab 396 - Pertengkaran



Bab 396 - Pertengkaran

0Suasana di kamar itu semakin memanas karena kedua pria itu saling mencibir tanpa mau ada yang mengalah salah satu di antara mereka. Ny. Park juga kewalahan karena kedua putranya sama-sama keras kepala dan merasa ingin menang sendiri.     

"Soo Hyun, kenapa kau terlalu emosian seperti ini? Apa yang yang sebenarnya terjadi padamu?" tukas Dae Hyun karena saudaranya ternyata belum berubah dan masih sama seperti dulu.     

"Memangnya kenapa jika aku seperti ini? Setidaknya aku tak lebih buruk dari tingkahmu. Suka menipu dengan bepura-pura baik di depan semua orang!" umpat Kim Soo Hyun sembari memicingkan matanya. Tanpa peduli lagi harus  berbicara sopan santun dengan saudaranya yang lebih tua. Pria yang biasanya terlihat ramah dan mudah tertawa kini justru dipenuhi dengan hasrat ingin menyerang.     

"Tolong, hentikan perdebatan kalian! Dae Hyun, tak bisakah kau berbicara yang baik-baik di depan adikmu. Kenapa kalian justru seperti ini?" Ny. Park melotot ke arah Dae Hyun karena kedatangannya malah justru membuat emosi Kim Soo Hyun semakin tidak terkendali.     

"Bu, dia bukan anak kecil lagi yang harus dinasehati. Bagaimana mungkin para wanita akan tertarik padanya jika tingkahnya masih kekanak-kanakan. Seorang pria harus memiliki wibawa yang tinggi dan bukannya sedikit-sedikit minum untuk menyelesaikan masalah. Apakah kau pikir dengan mabuk dapat menyelesaikan masalah. Kau justru akan mendapatkan masalah," cibir Dae Hyun sembari melirik Kim Soo Hyun dengan sebelah bibirnya yang tertarik ke atas membentuk senyuman miring.     

Ny. Park mengusap punggung Kim Soo Hyun untuk mencoba menenangkannya, agar jangan sampai terbawa emosi dengan pernyataan Dae Hyun. Ia mengetahui sebenarnya maksud Dae Hyun baik ingin membuat Kim Soo Hyun lebih dewasa lagi. Namun caranya berkata cukup kasar dan malah menyakiti hati adiknya.l     

Kim Soo Hyun sudah mengepalkan jarinya kua-kuatt bersiap hendak melayangkan pukulan ke wajah Dae Hyun jika saja Ny. Park tidak menahan pergelangan tangannya cukup kuat.     

Seorang ibu tidak menginginkan kedua putranya saling baku hantam karena hanya hal sepele.     

"Emang aku akui jika kau jauh lebih dewasa dariku. Kau begitu berkharisma sehingga banyak wanita yang memperebutkan dirimu," puji Kim Soo Hyun dengan nada mengejek setelah dirinya cukup tenang. Sebisa mungkin menahan untuk mengatakan semuanya karena ibunya juga tidak akan percaya.     

Park Ji Hoon sudah berdiri di ambang pintu sambil menghela nafas panjang. Melihat pertengkaran mereka, ia kembali teringat ketika kecil. Kedua putranya memang selalu berdebat karena memiliki perbedaan yang cukup jauh. Mereka memiliki sikap yang berlainan dan memang sering berdebat hanya hal-hal kecil. Namun biasanya Kim Soo Hyun memilih mengalah untuk diam.     

"Sekarang ganti bersiap-siaplah karena kau harus kembali bekerja. Asisten Chang bilang dari kemarin kau tidak masuk. Berikan contoh yang baik kepada para karyawan. Jika kau bertingkah seperti ini terus, maka sudah dipastikan hotel tidak akan maju," saran Dae Hyun yang sudah merendahkan nada suaranya ketika menyadari Park Ji Hoon ada di belakangnya. Ia tersadar mungkin kata-katanya tadi sudah keterlaluan.     

"Aku tidak peduli. Sebaiknya kau saja yang memimpinnya kembali. Aku sudah mengatakan sejak lama jika aku memang tidak berbakat dalam bisnis seperti dirimu. Yang memang sejak muda sudah mandiri," ucap Kim Soo Hyun.     

"Bukankah selama ini memang kerjaanku selalu membuat ulah? Seharusnya kau berpikir terlebih dahulu sebelum menyerahkan kekuasaanmu kepadaku " Kim Soo Hyun memalingkan wajahnya ke arah lain. Enggan melihat Dae Hyun yang selalu ingin membuatnya emosi saja. Meski nada suaranya tidak setinggi tadi, tapi tetap saja Kim Soo Hyun merasa sangat muak.     

"Kau tidak boleh bermain-main dengan jabatan itu. Sekarang bersiaplah agar kita bisa berangkat bersama," bujuk Dae Hyun karena tidak ingin jika Kim Soo Hyun sampai mengundurkan diri dari jabatannya.     

"Terserah diriku saja, bermain-main atau tidak. Semua itu bukanlah urusanmu," ucap Kim Soo Hyun masih dengan nada yang sarkas. Ia sudah terlalu muak dengan saran yang diberikan Dae Hyun.     

"Itu juga urusanku karena bagaimanapun kau adalah adikku. Aku ingin kau menjadi seseorang yang hebat dan membanggakan kedua orang tua. Jika kau seperti ini pasti kakek tidak akan merasa tidak tenang melihatnya dari alam sana," ujar Dae Hyun seraya melangkahkan kakinya untuk mendekati Kim Soo Hyun.     

"Aku akan mengundurkan diri saja mulai besok," ujar Kim Soo Hyun sembari memandang ke arah saudaranya.     

"Tidak, kau tidak boleh melakukannya. Aku yakin kau pasti bisa karena semuanya butuh proses. Aku juga dulu ketika baru pertama kali masuk seperti dirimu." Dae Hyun menepuk pundak adiknya. Ia akan melakukan segala cara agar Kim Soo Hyun mengurungkan niatnya karena akan berakibat fatal pada rencana yang sudah tertata dengan rapi.     

Kim Soo Hyun mendengus karena bujukan Dae Hyun kepadanya. Padahal ia tahu ada maksud tertentu di baliknya.     

"Tidak usah membujukku karena semuanya tidak akan berhasil," ujar Kim Soo Hyun dengan datar.     

"Cukup, hentikan perdebatan ini. Sekarang sebaiknya kita berkumpul untuk makan siang," ujar Ny. Park untuk menengahi perdebatan yang sudah mulai dingin. Jangan sampai ada kata-kata yang keluar dari bibir Dae Hyun, yang akan membuat suasana tegang kembali.     

Sedangkan Park Ji Hoon tidak ingin ikut terlibat jauh dengan pertengkaran mereka sehingga memilih diam dan hanya mengamati saja. Biarkan saja mereka yang akan mengurusnya sendiri. Kedua putranya bukan anak kecil yang harus diberi nasehat.     

"Pergilah, aku akan menyusul, Bu," tukas Kim Soo Hyun kepada ibunya.      

Setelah semua orang pergi Kim Soo Hyun menutup pintu rapat-rapat. Setiap akan kehilangan kendali selalu saja senyuman manis Soo Yin hadir di dalam benaknya. Senyum yang tidak mampu membuatnya tidur beberapa hari belakangan. Namun setelah kejadian kemarin Kim Soo Hyun justru sangat ingin membenci Soo Yin meski sulit.     

Bip …     

Sebuah nada dering pesan masuk ke dalam ponselnya. Kim Soo Hyun hanya meliriknya sekilas tanpa ingin membukanya karena itu pasti pesan dari operator seluler yang tidak penting.     

Bip …     

Ternyata berbunyi sekali lagi sehingga Kim Soo Hyun lantas mersih ponselnya. Ia mengerutkan keningnya ketika melihat nama 'My Honey' yang mengirimkan pesan. Baru mengingat jika nomor ponsel Soo Yin dinamakan seperti itu.     

Kim Soo Hyun menghela nafas berat dan merasa penasaran permainan apalagi yang akan mereka lakukan. Merasa penasaran, ia lantas membukanya.     

[Tuan, selamat siang. Aku ingin menanyakan dimana file yang harus aku kerjakan ulang. Aku hari ini tidak menemukan anda]     

Biasanya pesan atau panggilan Soo Yin begitu dinantikan olehnya karena memang jarang terjadi. Sekarang Kim Soo Hyun malah muak.     

"Kalian memang layak dinobatkan sebagai artis papan atas!" umpat Kim Soo Hyun dengan senyuman miring yang teramat sakit di hatinya.     

Kim Soo Hyun tidak membalas pesan itu dan memilih pergi ke kamar mandi. Mengguyur kepalanya di bawah shower untuk waktu yang cukup lama. Ia perlu mendinginkan kepalanya untuk memikirkan apa yang harus dilakukan selanjutnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.