Istri Simpanan

Bab 398 - Ketahuan berbohong



Bab 398 - Ketahuan berbohong

0Sebelum pergi dari ruangan itu, Soo Yin mengemasi semua barangnya. Lalu menghampiri Kim Soo Hyun yang tampak masih sibuk memeriksa file yang sudah dibuatnya tadi.      

Kim Soo Hyun tetap cuek dan tidak mengalihkan pandangannya dari berkas meski Soo Yin sudah berdiri tepat di depan meja kerjanya. Suasana hening, yang terdengar hanyalah suara lembaran kertas yang terbuka.     

"Hmmm." Soo Yin berdehem agar Kim Soo Hyun menyadari kehadirannya. Namun pria itu hanya membenarkan posisi duduknya. Menyilangkan kakinya di atas kaki yang lain.     

"Tuan, jika beberapa hari ini aku membuat masalah, aku sungguh minta maaf. Mengenai perasaan dirimu padaku, aku juga tidak bisa menerimanya karena aku sudah memiliki kekasih dan tidak mungkin meninggalkannya," terang Soo Yin agar Kim Soo Hyun melupakannya dan memilih wanita lain yang lebih pantas untuk dicintai.     

"Kekasih atau suami?" ujar Kim Soo Hyun dengan datar tanpa memandang Soo Yin.     

"Maksud anda?" Soo Yin menganga karena beberapa tebakannya hari ini tidak ada yang meleset.     

"Aku hanya ingin memastikan jika kau memang hanya memiliki kekasih bukan seorang suami. Karena jika kekasih kau bisa kapan saja meninggalkannya. Berbeda dengan seorang suami, kau harus mempertahankan hubungan itu apapun yang terjadi," ujar Kim Soo Hyun dengan dahi berkerut memandang Soo Yin.     

"Tentu saja kekasih, Tuan." Soo Yin berusaha menyunggingkan senyum meski hanya senyuman tipis.     

"Kau sudah mencari tahu jika kekasihmu memang seorang yang masih lajang? Jangan sampai kau menyesal, menikah dengan seseorang yang sudah memiliki istri. Bisa saja dia memiliki anak yang tidak mungkin ditinggalkan. Satu lagi, anak itu pasti menginginkan keluarga yang utuh," ujar Kim Soo Hyun dengan tatapan menelisik dan menyindir dengan kata yang halus agar Soo Yin menjauhi saudaranya. Ia juga tidak ingin jika Jo Yeon Ho kehilangan ayahnya.     

Soo Yin justru terdiam karena bibirnya terasa berat ketika hendak menyanggah ucapan Kim Soo Hyun yang begitu tepat sasaran mengenai relung hatinya yang terdalam. Tidak mungkin menyanggah kerena memang semuanya benar.     

Tak mungkin juga untuk mengakui semuanya karena Soo Yin tidak seberani itu berbicara terus terang kepada adik iparnya.     

"Maaf, jika perkataanku benar adanya karena aku hanya menebaknya. Kau tidak perlu mengambil hati karena aku memang orangnya suka bercanda," tukas Kim Soo Hyun.     

"Tidak masalah. Kalau begitu aku permisi, jika kau butuh bantuan bisa menghubungiku," ucap Soo Yin Sekedar basa basi.     

"Tentu saja, meski tidak yakin jika Dae Hyun mengizinkannya. Jika ada dia aku sepertinya tidak ada kesempatan untuk meminta bantuanmu," ujar Kim Soo Hyun seraya berdecak.     

Soo Yin hanya tersenyum getir menanggapi pernyataan Kim Soo Hyun yang memang benar adanya.     

"Saya permisi," ujar Soo Yin yang undur diri karena tidak ingin Kim Soo Hyun membuatnya tidak berkutik dengan lebih banyak tebakan yang dilontarkan bibirnya.     

Dengan langkah cepat dan mendekap laptop di dadanya, Soo Yin segera melangkahkan kaki menuju ke ruangan Dae Hyun.     

Ketika baru saja hendak membuka pintu, Soo Yin mendengar seperti suara seorang anak kecil dan dewasa sedang bercanda dan tertawa begitu renyah. Soo Yin sangat mengenali jika suara itu adalah suara milik Jo Yeon Ho. Suara anak itu terdengar sangat ceria kali ini.     

Soo Yin kemudian melepaskan knop pintu karena teringat, beberapa hari yang lalu Yeon Ho sangat ketakutan jika melihatnya. Dia takut jika Jo Yeon Ho masih membencinya.     

Sepertinya mereka sudah baikan sehingga Soo Yin mengurungkan niatnya untuk masuk. Takut kedatangannya akan membuat suasana yang sedang hangat terganggu.     

Soo Yin memutuskan memutar arah untuk menjauh dari ruangan Dae Hyun.      

Kemudian menaiki lift untuk turun ke lantai bawah. Dia ingin mencari udara segar setelah tadi terlalu tegang ketika berhadapan dengan Kim Soo Hyun.     

Soo Yin berjalan menuju taman yang ada di area belakang hotel. Biasanya dirinya akan berlama-lama di sana sekedar untuk menenangkan pikiran. Dia mengedarkan pandangan untuk menemukan kursi yang masih kosong.     

Setelah menemukannya, ia mendudukkan bokongnya di kursi panjang yang terletak di bawah pohon. Suasananya sangat sejuk dan bisa menenangkan pikiran. Ditambah lagi angin sepoi-sepoi di cuaca yang sedang terik sangatlah cocok.     

Ada beberapa anak-anak yang sedang bermain bersama orang tuanya yang berada tidak jauh dari pandangan Soo Yin. Mereka sepertinya adalah turis yang menginap di hotel. Mereka terlihat saling bercanda dan tertawa bersama. Kebahagiaan sang anak terpancar dari wajahnya ketika sang ayah memeluknya.     

Soo Yin hanya membayangkan jika mereka adalah Dae Hyun, Jo Yeon Ho dan Aeri. Hatinya kini seakan goyah padahal menuju selangkah lagi. Ucapan Kim Soo Hyun terngiang kembali dalam benaknya.     

'Ada anak yang masih membutuhkan keutuhan kedua orang tuanya."     

Soo Yin menghela nafas panjang dengan pikiran yang rumit. Tak mungkin menyerah karena sudah terlalu jauh melangkah. Sedangkan ia juga mengetahui jika Aeri bukanlah ibu yang baik untuk Yeon Ho. Wanita itu hanya berubah setelah Dae Hyun berniat menceraikannya.     

Soo Yin tertunduk kemudian menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangan. Tidak menyadari jika saat ini ada seseorang yang sudah duduk di sampingnya.     

"Soo Yin, apa yang kau lakukan di sini? Apa kau merindukan ayahmu? Karena dirimu terlihat sangat kacau hari ini," tebak Jae-hwa sembari merentangkan sebelah tangannya di belakang punggung Soo Yin.     

Soo Yin membuka telapak tangannya lalu membenarkan tubuhnya untuk duduk dalam posisi tegap.     

"Jae-hwa? Tentu saja, karena aku sudah lama tidak bertemu dengannya," ucap Soo Yin dengan cepat.     

"Lalu untuk apa kau disini? Bukankah seharusnya kau bekerja?" imbuh Soo Yin dengan dahi berkerut.     

"Aku hanya ingin istirahat sebentar ketika melihatmu sehingga aku mengikutimu ke sini," ujar Jae-hwa.     

"Kemana sebenarnya kau kemarin? Kenapa tidak masuk kuliah?" sambung Jae-hwa.     

"Aku … aku tidak kemana-mana. Tuan Kim Soo Hyun memberiku banyak pekerjaan sehingga aku tidak enak jika harus meninggalkannya," ujar Soo Yin sambil memutar otak untuk mencari alasan yang tepat.     

"Benarkah?" Jae-hwa meragukan ucapan Soo Yin Kali ini.     

Soo Yin menganggukan kepalanya sembari tersenyum tipis.     

"Kemarin Tuan Kim Soo Hyun datang ke kampus menemuiku. Dia mencarimu tapi kau tidak ada di kampus hingga kelas berakhir," tukas Jae-hwa.     

Mulut Soo Yin menganga mendengar Kim Soo Hyun sampai datang ke kampus untuk mencarinya. Pantas saja hari ini sangat berbeda sikapnya. Mungkin ia merasa sudah ditipu olehnya.     

"Jae-hwa, sebaiknya aku kembali ke dalam untuk bekerja. Lain kali kita mengobrol." Soo Yin segera bangkit lalu melangkahkan kakinya menuju gedung. Tak ingin jika Jae-hwa juga menanyakan lebih jauh lagi alasan kemarin tidak kuliah dan bekerja.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.