Istri Simpanan

Bab 399 - Wanita jahat



Bab 399 - Wanita jahat

0Soo Yin terburu-buru ingin masuk ke dalam gedung kembali karena ingin menemui Kim Soo Hyun dan menjelaskan semuanya agar tidak terjadi kesalahpahaman yang terus berlanjut.      

'Pantas saja tadi begitu cuek dan dingin,' batin Soo Yin sambil menepuk dahinya.     

Kebetulan sekali ketika Soo Yin hendak keluar dari lift, dia berpapasan dengan Kim Soo Hyun yang tepat berada di depannya sedang menunggu lift berhenti.     

Pandangan mereka tak sengaja bertemu untuk beberapa saat tapi Kim Soo Hyun segera membuang wajah ke arah lain. Pura-pura tidak menyadari kehadiran Soo Yin di sana.     

"Soo Hyun, mengenai kemarin aku tidak bermaksud berbohong denganmu." Soo Yin akhirnya membuka suara sebelum Kim Soo Hyun melangkahkan kakinya masuk ke dalam lift.     

"Itu terserah kau, lagipula tidak ada hubungannya denganku lagi. Kau ingin berduaan dengan kekasihmu atau suami orang tidak masalah," ucap Kim Soo Hyun dengan cuek lalu mengangkat kedua bahunya.     

"Aku sungguh minta maaf. Awalnya aku akan berangkat kuliah tapi dia menghubungiku agar menemaninya," ucap Soo Yin lalu membungkukkan tubuhnya.     

"Kau tidak perlu merasa bersalah karena bukan urusanku lagi," ucap Kim Soo Hyun sembari mendengus.     

"Jae-hwa bilang kemarin kau mencariku di kampus. Seharusnya kau tidak perlu repot-repot seperti itu," tukas Soo Yin.     

"Tidak usah terlalu percaya diri karena aku hanya kebetulan mampir ketika melewatinya." Kim Soo Hyun segera melangkahkan kakinya memasuki lift karena sudah hendak tertutup kembali untuk kedua kalinya.     

Soo Yin menghela nafas berat. Sejujurnya tidak ingin hubungan mereka menjadi renggang karena bagaimanapun juga mereka kelak akan menjadi keluarga besar.     

Ternyata menciptakan satu kebohongan akan berbuntut dengan kebohongan panjang lainnya. Namun bagaimana lagi karena semuanya sudah terlanjur. Untuk mundur sudah terlambat karena sudah terlalu banyak rintangan yang mereka lewati.     

"Soo Yin, dari mana saja dirimu? Aku baru saja dari ruang Kim Soo Hyun tapi kau tidak ada di sana."     

Suara Dae Hyun yang sudah ada di depannya membuyarkan Soo Yin Dari lamunannya. Pandangannya langsung tertuju pada Jo Yeon Ho yang tengah digandeng Dae Hyun.     

Tatapan matanya masih sama seperti kemarin meski Soo Yin sudah menyunggingkan senyum manis di bibirnya.     

"Aku baru saja keluar sebentar untuk mencari angin segar," ujar Soo Yin sambil mengalihkan pandangannya dari Yeon Ho.     

"Kupikir kau kemana sehingga tidak datang ke ruanganku," ujar Dae Hyun seraya tersenyum hangat.     

Dae Hyun mengerutkan keningnya ketika menyadari Jo Yeon Ho sudah menyembunyikan diri di belakangnya.     

"Yeon Ho, ada apa denganmu? Bukankah kau sangat menyukai Soo Yin?" ujar Dae Hyun.     

"Tidak, dia wanita jahat. Dia akan merebut Ayah dariku. Sebaiknya Ayah tidak usah dekat dengannya lagi," tukas Jo Yeon Ho dengan nada dingin dan sorot mata yang tidak ramah ketika memandang Soo Yin.     

Degh ….     

Soo Yin merasa ada sesuatu yang menyentil hatinya begitu dalam. Ulu hatinya terasa perih akibat luka yang Jo Yeon Ho torehkan.     

Ucapan yang keluar dari bibir yang mungil Yeon Ho membuat Soo Yin tertunduk dan tidak sanggup membuka mulutnya. Bahkan tanpa sadar bulir bening keluar dari sudut matanya.     

Tanpa mengucapkan sepatah kata pun lagi, Soo Yin melangkah pergi menjauh dari mereka, sambil menyeka air mata yang mengalir dari pelupuk matanya.     

"Soo Yin, tunggu," seru Dae Hyun.     

Soo Yin terus melangkah dengan sangat cepat tanpa peduli teriakan Dae Hyun yang terus memanggil namanya. Ternyata bayangan menjadi istri muda tidak semudah yang dibayangkan. Baginya kata-kata Jo Yeon Ho sangat menusuk dadanya.     

Dae Hyun hendak mengejar istri kecilnya tapi tidak mungkin karena ada Jo Yeon bersamanya. Entah hasutan seperti apa yang diucapkan Aeri sehingga Yeon Ho sangat menuruti kata-katanya. Padahal sebelumnya hubungan mereka baik-baik saja.     

"Ayah, mau kemana?" Jo Yeon Ho menahan tangan Dae Hyun yang hendak pergi melangkah menyusul Soo Yin.      

"Tunggu sebentar di sini. Ayah hanya pergi menyusul Soo Yin sebentar," bujuk Dae Hyun sembari menghela nafas berat. Hari ini begitu dilema karena harus memilih di antara anak atau istrinya.     

"Aku tidak mau. Bukankah Ayah bilang kita akan pergi jalan-jalan?" Jo Yeon Ho menengadahkan wajahnya lalu menatap Dae Hyun dengan sorot mata yang tajam.     

"Yeon Ho, kita harus mengajak Soo Yin juga untuk ikut bersama," bujuk Dae Hyun sambil berjongkok untuk menjajarkan tubuhnya dengan putranya.     

"Aku tidak mau. Dia sangat jahat, jika Ayah akan bersamanya maka aku pergi dan selamanya akan membenci Ayah," ucap Jo Yeon Ho dengan dingin dan melipat tangannya di dada..     

Kim Soo Hyun memandang dari kejauhan mengamati apa yang telah dilakukan ayah dan anak. Lalu berjalan menghampiri mereka karena penasaran.     

"Paman," ujar Yeon Ho ketika melihat pria yang dikenalnya, lalu berlari ke arah Kim Soo Hyun dan memeluk kakinya.     

"Ada apa, Yeon Ho?" ujar Kim Soo Hyun sembari merendahkan pandangannya untuk meraih tangan keponakannya.     

"Aku tidak mau dengan ayah. Dia memilih wanita jahat itu dari pada aku," tukas Jo Yeon Ho dengan sarkas.     

Ini pertama kalinya Kim Soo Hyun dan Dae Hyun melihat Yeon Ho sangat marah. Anak itu tipe yang pendiam dan tadinya mudah dibujuk.     

Kim Soo Hyun melirik saudaranya sambil mendengus.     

'Itulah akibatnya jika bertindak tanpa berpikir berlebih dahulu,' ucap Kim Soo Hyun dalam hati. Bukan tidak berani mengatakannya tapi ada beberapa orang yang lalu lalang sehingga Kim Soo Hyun mengurungkan niatnya.     

"Siapa wanita itu?" Kim Soo Hyun pura-pura tidak tahu lalu mengedarkan pandangannya ke sekeliling.     

"Namanya Soo Yin, dia itu wanita jahat. Aku ingin bersama Paman saja," rengek Jo Yeon Ho yang memeluk kaki Kim Soo Hyun dengan sangat erat.     

Beberapa orang yang lewat memandang aneh karena pemandangan perseteruan ayah dan anak sangat jarang terjadi. Jo Yeon Ho dulu dikenal sangat dekat dengannya.     

"Paman hari ini sibuk. Sebaiknya kau bersama ayahmu saja karena dia tidak memiliki pekerjaan yang terlalu banyak," ujar Kim Soo Hyun.     

"Aku tidak mau!" tolak Jo Yeon Ho dengan keras.     

"Yeon Ho, ayo kita pergi ke Lotte World kembali seperti malam itu. Bukankah kau sangat menyukainya?" bujuk Dae Hyun seraya tersenyum penuh kehangatan agar putranya luluh.     

Dengan cepat anak itu menggelengkan kepalanya begitu kuat. Tidak peduli lagi dengan ajakan ayahnya meski sangat menginginkannya.     

"Biarkan dia bersamaku untuk sementara waktu. Jika dia sudah tenang kau bisa menemuinya," ujar Kim Soo Hyun dengan nada datar.     

Dae Hyun mengusap gusar wajahnya. Namun pada akhirnya mengganggukan kepalanya.     

"Sebaiknya sebelum bertindak berpikir dulu matang-matang. Tidak usah gegabah dan serakah," cibir Kim Soo Hyun. Kemudian berjalan melewati Dae Hyun sambil memegang pergelangan tangan Jo Yeon Ho.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.