Istri Simpanan

Bab 400 - Sama-sama penting



Bab 400 - Sama-sama penting

0Dae Hyun berkeliling mencari Soo Yin ke beberapa tempat tapi tak kunjung menemukannya. Sudah pula mencoba untuk menghubunginya beberapa kali tapi  tidak mau untuk menjawab panggilannya.     
0

Kini pria itu sudah berdiri di depan toilet wanita dan bersandar pada dinding. Setiap ingin segera masuk tapi banyak karyawan wanita yang lalu lalang keluar masuk. Sehingga Dae Hyun hanya bisa menunggu.     

Matanya bersinar cerah ketika melihat Soo Yin menjawab panggilannya pada layar ponsel.     

"Soo Yin, dimana kau saat ini? Apakah kau baik-baik saja?" Dae Hyun hanya merasa cemas karena seringkali Soo Yin berpikiran sempit.     

"Aku baik-baik saja. Tidak usah mencari dan mencemaskanku," ujar Soo Yin di seberang telepon.     

"Kembalilah ke ruanganku karena aku ingin berbicara berdua saja denganmu," ujar Dae Hyun.     

"Baiklah, nanti aku akan ke sana," sahut Soo Yin.     

Dae Hyun merasa sedikit lega karena sudah mengetahui dimana keberadaan Soo Yin baik-baik saja. Dia tidak ingin istri kecilnya termakan omongan Jo Yeon Ho tadi. Setelah mendapatkan kabar, Dae Hyun segera kembali ke ruangannya.     

Soo Yin masih berada di toilet, lalu di depan wastafel untuk mencuci wajahnya. Ucapan Jo Yeon Ho sangat mengena jantungnya. Jika dirinya seorang wanita jahat yang memang berniat merebut Dae Hyun, mungkin Soo Yin tidak perlu merisaukan ucapan anak itu. Namun dirinya bukanlah wanita seperti itu, bahkan sejak awal sudah minta diceraikan.     

"Soo Yin, apa yang terjadi dengan Yeon Ho dan Tuan Dae Hyun? Tampaknya mereka berseteru dan Yeon tidak mau bersama ayahnya," ujar salah seorang karyawan wanita yang bernama Bee Dan kepada Soo Yin.     

"Hmm, Aku juga tidak tahu," sahut Soo Yin sembari tersenyum getir.     

"Kudengar tadi juga dia menyebutkan jika kau wanita jahat. Apa yang sebenarnya terjadi dan kau lakukan pada Yeon Ho sehingga mengatakan hal seperti itu?" Wanita itu memandang Soo Yin dengan tatapan menelisik. Mengorek dalam-dalam untuk mencari informasi sebanyak-banyaknya.     

"Dia hanyalah anak-anak yang sedang kesal. Tadi tanpa sengaja aku menjatuhkan mainannya," tukas Soo Yin datar. Tak ingin banyak bicara karena wanita seperti itu biasanya setelah mendapatkan informasi maka akan menggosip dengan yang lain.     

"Namun aku juga mendengar jika dia mengatakan kau hendak merebut ayahnya." Bee Dan menyipitkan matanya karena jawaban Soo Yin sangat tidak memuaskan.     

"Sebaiknya kau tanyakan sendiri kepadanya. Aku sama sekali tidak tahu. Ingat, tidak usah membuat gosip jika masih bekerja di hotel ini," ancam Soo Yin. Sebelum akhirnya melangkahkan kakinya meninggalkan toilet. Ia mulai kesal dengan wanita yang suka mencari informasi terlalu dalam lalu menyebarluaskannya.     

"Dasar gadis aneh," gerutu wanita itu.     

:maple_leaf::maple_leaf::maple_leaf::maple_leaf::maple_leaf::maple_leaf::maple_leaf::maple_leaf::maple_leaf::maple_leaf::maple_leaf::maple_leaf::maple_leaf::maple_leaf::maple_leaf:     

Soo Yin sudah berada di depan pintu ruangan Dae Hyun dengan tangan yang sudah terangkat untuk mengetuk tapi ragu. Hingga Soo Yin terlonjak kaget ketika pintu terbuka dengan lebar.     

Di ambang pintu Dae Hyun tengah berdiri dengan alis yang saling bertautan.     

"Masuklah, Yeon Ho tidak ada di sini," ujar Dae Hyun karena tahu jika istri kecilnya mengkhawatirkan keberadaan putranya.     

Soo Yin menutup pintu lalu melangkah masuk mengikuti Dae Hyun. Terlalu menundukkan kepalanya, Soo Yin tidak menyadari jika Dae Hyun sudah berhenti dan berbalik hingga Soo Yin menabrak dada bidang suaminya.     

"Aduh," seru Soo Yin yang hampir saja terduduk ke lantai, jika Dae Hyun tak menahan pergelangan tangannya.     

"Jangan melamun terus," ujar Dae Hyun sembari menggenggam tangan Soo Yin lalu menuntunnya untuk duduk di sofa.     

Soo Yin menurut untuk duduk di sofa tapi segera menjauhkan tubuhnya dari Dae Hyun hingga tercipta jarak yang cukup renggang di antara mereka.     

"Tidak usah terlalu jauh dariku," ujar Dae Hyun dengan tatapan tidak suka.     

"Aku tidak mau jika Jo Yeon Ho sampai melihatnya," ujar Soo Yin menggeser tubuhnya lagi hingga di ujung sofa.     

"Dia sedang berada di ruangan Kim Soo Hyun." Dae Hyun tidak tahan jika berbicara dengan Soo Yin tapi jarak mereka sangat jauh. Sehingga lantas berdiri kemudian mendudukkan tubuhnya di sisi Soo Yin.     

"Menjauhlah, cepat katakan kau bilang ingin berbicara denganku," ujar Soo Yin seraya mendorong tubuh Dae Hyun agar tidak terlalu mepet.     

"Sayang, aku mohon jangan kau masukkan ke dalam hati apa yang diucapkan Yeon Ho. Dia hanyalah seorang anak kecil yang belum tahu apa-apa," ujar Dae Hyun dengan lembut. Ditatapnya kedua bola mata yang begitu cerah milik Soo Yin.     

"Hmmm, aku mengerti," sahut Soo Yin dengan wajah masam dan ekspresi yang rumit.     

"Aku tahu jika kau pasti terluka dengan ucapannya. Tidak mungkin jika kau baik-baik saja, sedangkan kau tadi menangis. Yeon Ho pasti akan luluh kembali seiring berjalannya waktu." Dae Hyun mencoba untuk menjelaskan semuanya agar tidak terjadi kesalahpahaman.     

"Tapi yang dia katakan memanglah benar. Aku memang wanita jahat yang berusaha merebutmu dari sisinya." Soo Yin tertawa hampa mengejek dirinya sendiri. Teringat ucapan Yeon Ho dan Kim Soo Hyun pagi tadi.     

"Sssttt, apa yang kau katakan tidaklah benar. Kau bukan wanita seperti itu. Berulang kali aku mengatakan jika aku yang bersalah disini karena begitu egois dan serakah sehingga tidak menyerahkanmu," ucap Dae Hyun seraya menghela nafas panjang.     

"Sejujurnya aku memang sangat takut jika sampai Yeon Ho membenciku." Soo Yin menerawang jauh mengingat mereka sering bersama ke beberapa tempat. Ia pikir itu adalah awal yang indah jika kelak mereka bisa menjadi keluarga.     

Dae Hyun merengkuh kepala Soo Yin lalu menyandarkan kepalanya di dadanya untuk memberikan ketenangan.     

"Aku akan berusaha membujuknya agar dia mengerti jika kau bukanlah seorang wanita yang ada di pikirannya." Diusapnya punggung Soo Yin dengan begitu lembut.     

"Tidak usah terlalu memaksa karena aku tidak mau hubungan kalian menjadi renggang. Yeon Ho masih membutuhkan seorang ayah di usianya yang masih kecil," ucap Soo Yin dengan mata yang sudah terasa berat dan memanas tapi sebisa mungkin menahannya agar tidak terjatuh deras di pipinya.     

"Aku akan melakukan segala-galanya untuk kalian berdua. Aku tidak bisa memilih salah satu di antara kalian karena bagiku kalian berdua sama-sama penting," ucap Dae Hyun dengan rasa bersalah karena lagi-lagi belum bisa memenuhi janjinya. Jika seperti ini terus maka rencana itu akan tetap dilaksanakan.     

"Terima kasih, tapi jika kau memintaku untuk menyerah. Dengan senang hati aku akan melakukannya." Soo Yin semakin membenamkan wajahnya di dada bidang itu ketika air matanya tanpa sadar sudah lolos dari matanya.     

Brak ….     

Pintu terbuka dengan lebar dan kuat hingga menimbulkan suara keras ketika membentur dinding.     

Soo Yin dan Dae Hyun sontak terbelalak lebar melihat siapa yang berdiri di ambang pintu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.