Istri Simpanan

Bab 401 - Tidak bisa berkutik



Bab 401 - Tidak bisa berkutik

0Jo Yeon Ho mendorong pintu begitu kuat. Dia berdiri di ambang pintu bersama Kim Soo Hyun yang berdiri di belakangnya.     

Wajah Jo Yeon Ho langsung berubah masam. Anak lelaki itu bersungut-sungut ketika melihat ayahnya duduk berdekatan dengan Soo Yin.     

Beruntung Dae Hyun dan Soo Yin segera menjauhkan diri sehingga Jo Yeon Ho tidak sempat untuk melihat mereka ketika berpelukan.     

'Dasar tidak tahu malu!' umpat Kim Soo Hyun dalam hati. Dapat melihat sekilas apa yang mereka baru saja lakukan. Dia merasa heran kenapa Soo Yin lebih memilih Dae Hyun dari pada dirinya. Jika hanya mengandalkan ketampanan Kim Soo Hyun merasa jauh lebih tampan dari Dae Hyun. Banyak gadis yang mengejarnya.     

"Untuk apa Ayah berdekatan dengannya lagi?" tuduh Jo Yeon Ho dengan wajah memerah sambil berjalan mendekati ayahnya dengan menghentakkan kakinya begitu kuat. Hentakan suara sepatu yang ditimbulkan Jo Yeon terdengar cukup keras.     

"Ayah hanya sedang membahas pekerjaan," dusta Dae Hyun karena tidak mungkin mengatakannya dengan jujur.     

"Sayang, kemarilah." Dae Hyun menepuk pangkuannya agar Yeon Ho duduk di sana.     

"Ayah, jangan dekat lagi dengannya," larang Jo Yeon Ho sambil melirik Soo Yin dengan tatapan sinis.     

Kim Soo Hyun dengan santai melangkah masuk sambil memasukkan tangannya ke dalam kantong. Memandang Soo Yin yang tertunduk, sungguh sebenarnya dirinya tidak tega dan menyesal karena sudah berbicara ketus. Namun hanya itu cara agar Soo Yin tersadar atas tindakannya yang salah.     

"Sebaiknya aku keluar saja, Tuan," pamit Soo Yin  karena tidak ingin membuat keributan di antara mereka.     

Baru saja Soo Yin hendak melangkah, ternyata ada seseorang yang membuka pintu. Sehingga langkah kaki Soo Yin terhenti.     

"Yeon Ho, ternyata kau di sini? Ibu mencarimu sejak tadi," ujar Aeri yang memandang wajah sendu di depan putranya.     

Jo Yeon Ho lantas turun dari pangkuan Dae Hyun dan berlari-lari kecil ke arah Aeri. Lalu memeluk kakinya dengan erat.     

"Ibu, aku minta maaf karena sudah tidak menuruti perkataan ibu untuk menemui ayah," ucap Yeon Ho sambil menengadahkan wajahnya.     

"Tidak apa-apa, Sayang. Ibu juga minta maaf karena melarangmu untuk bertemu dengan ayahmu," ucap Aeri dengan begitu lembut dan senyuman hangat. Lalu berjongkok untuk mensejajarkan tubuhnya dengan tinggi Jo Yeon Ho.     

Dae Hyun hanya memandang sikap Aeri kepada putranya dengan tatapan rumit. Pantas saja Yeon Ho luluh dan menurut dengan semua ucapannya. Ternyata Aeri sudah merubah 180 derajat sikapnya kepada Jo Yeon Ho. Sikap seperti inilah yang dulu sangat diimpikan oleh putranya.     

"Terima kasih, Bu." Jo Yeon Ho mencium pipi Aeri secara bergantian pada kedua sisinya.     

"Nenek bilang ayah mengajakmu pergi ke Lotte World? Apa kalian sudah pergi kesana dan tidak mengajak ibu?" Aeri memasang wajah pura-pura cemberut di depan putranya.     

"Belum, karena dia terus mengganggu ayah," tukas Jo Yeon Ho sambil menunjuk ke arah Soo Yin.     

Soo Yin hanya ternganga ketika Yeon Ho menunjuk dirinya sebagai dalang.     

"Kau tidak boleh berbicara seperti itu karena wajar mereka dekat. Soo Yin adalah sekretaris ayahmu," ujar Aeri seraya melirik Soo Yin dengan rasa senang.     

"Kenapa tidak Ibu saja yang menemani ayah bekerja? Ibu juga pasti pintar melakukannya," usul Yeon Ho.     

"Ibumu seorang model, Yeon Ho. Dia tidak cocok menjadi seorang sekretaris," tolak Dae Hyun dengan tegas. Dia tidak akan membiarkan Aeri benar-benar menguasainya.     

"Tidak masalah, karena aku bisa melakukan semuanya dengan benar," ujar Aeri.     

"Sekali lagi aku tidak akan melakukannya. Seperti tidak ada karyawan lain saja sehingga menjadikanmu sebagai sekretaris," ucap Dae Hyun sambil mendengus dan memandang Aeri dengan tatapan tidak suka.     

"Ayah, katanya tadi mengajakku ke Lotte World. Ayo kita berangkat sekarang juga," rengek Jo Yeon Ho yang sudah tidak sabar ingin kesana lagi karena waktu itu sudah malam dan merasa belum puas berkeliling wahana.     

Dae Hyun hendak menolak tapi tidak mungkin karena ini salah satu cara agar Yeon Ho kembali dekat dengannya.     

"Ayo kita berangkat," ajak Dae Hyun sembari memandang wajah Soo Yin dengan tatapan sendu.     

"Soo Yin, sebaiknya kau pulang saja atau membantu pekerjaan Kim Soo Hyun. Dae Hyun harus menemani Jo Yeon Ho sore ini," sindir Aeri secara halus. Ingin mengatakan jika Dae Hyun tidak akan berkutik dengan semua permintaan Jo Yeon Ho.     

Soo Yin hanya diam saja sambil memandang Aeri. Kali ini tidak akan terbawa emosi karena sudah tahu akal busuknya yang berniat untuk membuat hatinya panas     

"Soo Yin, kau bisa pulang. Lagi pula tidak ada pekerjaan untuk hari ini. Sampai bertemu besok pagi," ujar Dae Hyun halus kemudian berjalan pergi.     

"Iya, Tuan." Sejujurnya Soo Yin merasa ulu hatinya sakit melihat mereka pergi bersama tapi memangnya apa yang bisa dilakukan. Dirinya hanyalah seorang simpanan yang tidak bisa terlalu banyak menuntut.     

Soo Yin dan Kim Soo Hyun masih berdiri di tempatnya sambil memandang mereka semua yang sudah hilang di balik pintu.     

Soo Yin menghela nafas berat kemudian membungkukkan tubuhnya untuk meraih tas yang tergeletak di sofa. Dia hanya diam saja ketika melewati Kim Soo Hyun.     

"Apakah kau tidak sadar juga dan tidak ingin menyerah. Seharusnya kau tahu jika Dae Hyun sudah memiliki istri."     

Ucapan Kim Soo Hyun menghentikan langkah Soo Yin. Tubuhnya gemetar karena baru saja tahu jika Kim Soo Hyun mengetahui hubungannya dengan Dae Hyun.     

"Dae Hyun itu memiliki seorang anak yang tidak mungkin untuk ditinggalkan. Kau pasti tahu akan hal itu," terang Kim Soo Hyun untuk semakin memperjelas ucapannya.     

Soo Yin mengeratkan cengkraman pada tali selempang tasnya.     

"Sebaiknya kau lupakan dia dan mencari pria lain saja. Berapa banyak uang atau harta yang Dae Hyun berikan sehingga kau mau menikah dengannya," sindir Kim Soo Hyun sambil berdecak.     

Ada sesuatu yang menusuk begitu dalam di rongga dadanya ketika mendengar perkataan Kim Soo Hyun. Apakah dirinya serendah itu sehingga semua orang mengira hanya karena demi uang.      

Soo Yin tak kuasa menahan air matanya hingga ada setetes yang mengalir. Memang benar adanya jika dirinya hanya sebagai bentuk balas budi. Namun itu karena terpaksa.     

Soo Yin akhirnya memberanikan diri untuk membalikkan tubuhnya ke arah Kim Soo Hyun.     

"Kau … kau mengetahui jika aku sudah menikah dengannya?" tanya Soo Yin dengan terbata.     

"Hanya orang bodoh yang terlalu lama tidak mengetahuinya," ucap Kim Soo Hyun dengan nada dingin.     

"Kalian sungguh tega membohongiku selama ini." Amarah kini mulai merasuki jiwa Kim Soo Hyun. Dengan gerakan cepat sudah memepetkan tubuh Soo Yin hingga ke dinding. Tatapannya tajam dan berapi-api.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.