Istri Simpanan

Bab 403 - Merasakannya berulang kali



Bab 403 - Merasakannya berulang kali

0Kim Soo Hyun tidak mendengarkan apa yang Soo Yin ucapkan meski sudah memohon agar dilepaskan. Pria itu benar-benar sudah dibutakan oleh cinta yang tidak terbalas.     

"Soo Hyun, sadarlah. Masih banyak wanita di dunia ini yang ingin hidup bersamamu," ujar Soo Yin sebisa mungkin mengingatkannya.     

"Aku tidak peduli karena hanya kaulah yang aku inginkan," ucap Kim Soo Hyun dengan tegas tepat di depan wajah Soo Yin sehingga bisa merasakan hembusan nafasnya yang membara.     

Brakk …     

Terdengar pintu yang ditendang begitu kuat hingga terbuka lebar.     

Bug …     

Seorang pria yang baru masuk lantas memukul punggungnya Kim Soo Hyun hingga ia tersungkur ke lantai dan cekalan tangannya pada Soo Yin terlepas.     

Gong Yoo hendak hendak menyerahkan laporan kepada Dae Hyun ketika mendengar suara seorang gadis meminta tolong. Sehingga dengan sekuat tenaga berhasil mendobrak pintu.     

Gong Yoo menghampiri Kim Soo Hyun kemudian meninju wajahnya dengan kepalan tangan yang cukup keras. Hingga membuat Kim Soo Hyun tersungkur dengan darah yang keluar dari sudut bibirnya.     

"Untung kau direktur di sini. Jika bukan, sudah kuhabisi nyawamu," ancam Gong Yoo ketika hendak mendaratkan pukulannya kembali.     

"Tuan Gong Yoo?" Soo Yin segera duduk di tepian ranjang sambil merapatkan tubuhnya dengan pakaian yang sudah robek. Berusaha menutupi dadanya yang terbuka dengan kedua tangan.     

"Kau tidak apa-apa?" Gong Yoo menghampiri Soo Yin sambil memandang ke arah Kim Soo Hyun yang masih berusaha untuk bangun.     

"Beraninya kau menggangguku!" ujar Kim Soo Hyun dengan amarah yang memuncak.     

"Apakah seperti ini kelakuan seorang pemimpin hotel? Ingin membuat malu dan menghancurkan reputasi hotel," cibir Gong Yoo sembari mendengus.      

"Aku juga sebentar lagi akan mengundurkan diri," ucap Kim Soo Hyun seraya bangkit berdiri. Tubuhnya limbung berusaha mencerna apa yang baru saja terjadi. Pukulan Gong Yoo sedikit menyadarkannya dengan apa yang baru saja dilakukan.     

Tiba-tiba saja hatinya terenyuh melihat Soo Yin yang terisak di tepian ranjang.     

"Apa yang baru saja aku lakukan?" gumam Kim Soo Hyun sambil menahan rasa perih di sudut bibirnya.     

"Sebaiknya kita keluar dari sini. Jika dia berani macam-macam akan kupastikan dia tidak akan hidup lagi," ujar Gong Yoo sembari memandang Kim Soo Hyun dengan tatapan tajam. Jika tidak ingat dia adalah pemimpin hotel sudah dipastikan tadi membuatnya babak belur.     

Gong Yoo melepaskan jasnya, lalu memakaikannya di pundak Soo Yin. Kemudian menuntunnya untuk keluar dari ruangan itu.     

"Soo Yin, tunggu! Aku tidak bermaksud melakukannya," ucap Kim Soo Hyun dengan rasa menyesal karena sudah hampir kehilangan kendali atas dirinya. Ia masih terduduk sambil mengulurkan tangannya.     

"Soo Yin, maafkan aku," ucap Kim Soo Hyun dengan rasa penuh sesal. Ia mengusap rambutnya secara gusar dan meninju dinding dengan kuat.     

°     

°     

Gong Yoo membawa Soo Yin ke ke dalam sebuah kamar yang ada di hotel. Lalu mendudukkannya di tepian ranjang, karena tidak mungkin membawanya keluar dari hotel dengan pakaian yang robek.     

"Tetaplah di sini, aku akan keluar sebentar untuk mencari pakaian untukmu," ujar Gong Yoo.     

Soo Yin hanya menganggukkan kepalanya. Pandangannya kosong ke sembarang arah. Ia tidak pernah menyangka jika Kim Soo Hyun hampir saja melecehkannya.     

Seorang pria yang tadinya sangat baik kepadanya kini merendahkannya. Mengatakan jika dirinya adalah seorang wanita yang murahan.     

Soo Yin terisak mengingat kata demi kata yang pria itu lontarkan. Hatinya terasa sakit dan sesak. Apakah dirinya terlalu murahan sehingga orang-orang selalu merendahkannya?     

Tangannya kini memerah karena bekas cekalan Kim Soo Hyun yang begitu kuat. Bajunya tak berbentuk lagi karena Kim Soo Hyun merobeknya secara paksa dipenuhi amarah.     

Sakit rasanya harus mengalami kejadian seperti itu berulang-ulang. Soo Yin merutuki dirinya sendiri yang terlalu lemah dan tidak bisa diandalkan.     

Ceklek …     

Soo Yin langsung beringsut mundur ketika pintu terbuka. Merapatkan tangannya pada jas yang membalut tubuhnya. Tak dapat dipungkiri jika dirinya merasa trauma dengan pria asing.      

Gong Yoo mengerutkan keningnya ketika melihat Soo Yin yang tampak ketakutan melihatnya. Dia hanya menghela nafas panjang sambil memijat pelipisnya.     

"Tidak perlu takut, aku tidak akan menyakiti dirimu," ujar Gong Yoo yang perlahan berjalan mendekati Soo Yin. Namun Soo Yin justru berdiri.     

"Aku hanya memberikan ini. Pakailah, setelah itu aku akan mengantarmu pulang," tukas Gong Yoo sambil menyerahkan paper bag kepada Soo Yin.     

Soo Yin hanya diam saja tanpa sepatah katapun yang keluar dari bibirnya. Dengan langkah cepat segara ke kamar mandi untuk mengganti baju. Lalu membasuh wajahnya agar terasa segar.     

Soo Yin tidak tahu nantinya akan bercerita atau tidak kepada Dae Hyun tentang masalah tadi. Jika menceritakan semuanya, maka mereka akan berselisih dan Soo Yin yakin jika suaminya pasti akan marah dan mengamuk.      

Soo Yin bersandar pada dinding dengan pikiran yang masih kacau dan tidak menyangka kejadian itu akan terjadi.     

Tok … tok … tok ….     

"Soo Yin, apa kau baik-baik saja di dalam?" tanya Gong Yoo yang cemas terjadi sesuatu pada Soo Yin karena hanya mengganti baju seharusnya tidak membutuhkan waktu sampai setengah jam.     

Soo Yin terkesiap dari lamunannya tapi tidak menjawab pertanyaan Gong Yoo. Ia hanya menghidupkan kran di westafel untuk mengatakan jika dirinya baik-baik saja.     

Tidak berapa lama akhirnya Soo Yin keluar dan sudah menyisir rambutnya dengan tangan.     

Gong Yoo memandang Soo Yin dengan perasaan campur aduk dan rumit. Tak dapat dipungkiri ia merasa sangat iba dengan gadis itu. Begitu banyak pertanyaan kini hadir dalam benaknya. Namun Gong Yoo mengurungkan niatnya, sepertinya saat ini bukan waktu yang tepat.     

"Soo Yin, biarkan aku mengantarmu," ujar Gong Yoo.     

"Terima kasih, Tuan. Tapi aku bisa pulang sendiri," tolak Soo Yin. Tanpa mengatakan apapun lagi, segera keluar dari kamar itu.     

Soo Yin terkejut bukan kepalang ketika melihat ada Chang Yuan yang berdiri di depan pintu.     

"Asisten Chang?" gumam Soo Yin dengan mata yang terbelalak.     

"Mari Nona, saya antarkan pulang," ujar Chang Yuan dengan sopan.     

"Baiklah," ujar Soo Yin. Setidaknya jika diantar oleh Chang Yuan terasa lebih nyaman dan tidak perlu merasa takut.     

'Apakah dia tahu tentang kejadian tadi?' batin Soo Yin, jika Chang Yuan tahu maka suaminya pasti sudah tahu.     

Gong Yoo hanya mengamati punggung Soo Yin yang perlahan susah menjauh dari jangkauannya .     

"Sebenarnya ada hubungan apa di antara mereka?" gumam Gong Yoo. Namun segera melangkah pergi menuju ke ruangannya. Dia juga harus berbalik ke ruang kerja Dae Hyun karena berkasnya tadi ketinggalan di sana.     

°°°°°°°°     

Soo Yin hanya diam sambil mengamati langit dari kaca mobil yang tampak mendung dan salju mungkin sebentar lagi akan turun.     

"Maaf, saya tadi tidak bisa membantu Nona," ucap Chang Yuan untuk memecah keheningan.     

"Tidak apa-apa, Asisten Chang. Aku juga tidak mengira jika Kim Soo Hyun hampir berbuat sejauh itu," ucap Soo Yin dengan wajah getir.     

"Apa semua orang mengetahui hal itu?" imbuh Soo Yin.     

"Hanya beberapa, tapi aku sudah mengancam mereka agar tutup mulut," sahut Chang Yuan.     

"Apakah Dae Hyun mengetahui hal ini?" Inilah yang paling ingin diketahui Soo Yin.     

"Aku sudah memberitahu tuan, Nona, ini adalah hal penting sehingga tidak mungkin membiarkan tuan tidak mengetahuinya," ujar Chang Yuan dengan pandangan fokus ke depan menatap jalanan yang sudah mulai gelap.     

"Kenapa kau terburu-buru mengatakannya? Jika Dae Hyun tahu pasti dia akan marah," ucap Soo Yin sambil tertunduk lesu.     

"Tuan Dae Hyun berhak tau secepatnya masalah ini. Jangan sampai dia tahu dari orang lain karena akan jauh lebih marah nantinya." Chang Yuan lebih tahu bosnya yang akan marah jika tidak diberitahu ada masalah yang melibatkan dirinya.     

Soo Yin hanya menghelat nafas berat karena Dae Hyun sudah terlanjur tahu. Padahal dia berniat ingin menyembunyikannya untuk sementara waktu. Tidak ingin jika mereka sampai bertengkar hanya karena dirinya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.