Istri Simpanan

Bab 407 - Cinta satu malam 21+



Bab 407 - Cinta satu malam 21+

0Kim Soo Hyun menarik rambutnya sendiri ketika melajukan mobilnya tanpa arah dan tujuan. Berulang kali memukul stir kemudi karena merasa sangat menyesal. Entah setan apa yang merasuki jiwanya hingga hampir saja melakukan yang tidak senonoh kepada Soo Yin.     

Mobil kini melaju semakin kencang menembus jalanan yang sudah mulai gelap. Tanpa pikir panjang Kim Soo Hyun membelokkan mobilnya di Griffin Bar. Tidak ingin pulang ke rumahnya.     

Kim Soo Hyun memesan satu kamar beserta beberapa botol wine dengan harga mahal. Kebiasaan lamanya yang suka mabuk kini kambuh kembali.      

Beberapa pengunjung tampak heran melihat wajahnya yang lebam. Namun semuanya diam, ada beberapa yang teringat beberapa waktu lalu Kim Soo Hyun terlibat baku hantam dengan pengunjung bar yang lain.     

Tanpa memperdulikan tatapan orang-orang, Kim Soo Hyun segera menaiki lantai nomor tiga dengan ruang kamar yang memiliki fasilitas terbaik.     

:sheaf_of_rice::sheaf_of_rice::sheaf_of_rice::sheaf_of_rice::sheaf_of_rice::sheaf_of_rice::sheaf_of_rice::sheaf_of_rice::sheaf_of_rice::sheaf_of_rice::sheaf_of_rice::sheaf_of_rice::sheaf_of_rice::sheaf_of_rice::sheaf_of_rice:     

Hari semakin malam ditambah salju terus turun semakin membuat suasana semakin dingin.     

Jean baru saja tiba di Griffin Bar karena jadwal kerjanya yang lebih sering malam. Ia merapatkan sweaternya menggunakan kedua tangan. Hanya dia di sana yang tidak kuliah sehingga harus mau bertukar posisi dengan siapapun ketika ada pekerja lain yang membutuhkan.     

"Jean, tolong antarkan minuman ini lagi ke lantai tiga kamar nomor 10. Aku ingin ke toilet sebentar," ujar salah seorang teman sesama pelayan kepada Jean.     

"Baiklah," ujar Jean sembari mengerutkan keningnya karena nampan yang berada di atas meja berisi beberapa botol wine mahal. Sepertinya yang memesan adalah orang kaya.     

Jean meletakkan tasnya terlebih dahulu ke dalam laci beserta sweaternya, karena bar itu memiliki seragam tersendiri. Lalu menaiki tangga menuju lantai tiga.     

Ketika sudah berada di depan pintu kamar nomor 10, tidak tahu kenapa Jean merasakan jika jantungnya berdegup kencang.     

"Ada apa ini?" gumam Jean sembari memegang dadanya dengan sebelah tangan. Tidak biasanya hanya mengantarkan minuman kepada pelanggan segugup itu. Memangnya siapa yang berada di dalam?     

Tok … tok … tok ….     

Setelah beberapa saat, akhirnya Jean memberanikan diri untuk mengetuk pintu. Namun tidak ada jawaban dari dalam sehingga Jean memutar knop pintu perlahan untuk membukanya.     

Keadaan di dalam tidak cukup terang karena hanya diterangi oleh lampu yang samar-samar.     

Pandangan Jean langsung terfokus pada pria yang kini tengah bersandar di sofa. Ia memejamkan matanya dengan wajah yang dipenuhi luka lebam.      

Meski samar-samar Jean masih bisa melihat ada noda darah kering di sudut bibirnya.      

'Apakah terlalu frustasi karena penolakan Soo Yin sehingga dia seperti itu?' batin Jean dengan getir dan dadanya terasa sesak untuk bernafas. Mengingat jika pria di depannya belum bisa melupakan sahabatnya.     

"Tuan," panggil Jean dengan lirih.     

Kim Soo Hyun perlahan membuka matanya ketika mendengar suara gadis memanggilnya yang terdengar begitu merdu di telinganya. Dia sudah menghabiskan dua botol wine sejak sore tadi.     

Kim Soo Hyun samar-samar masih bisa melihat wajah Jean meski agak kabur. Namun perlahan wajah Jean menjelma menjadi sosok gadis yang dicintai pada penglihatannya.     

Jean segera menaruh botol wine di atas meja sambil menundukkan kepalanya. Tidak berani menatap matanya ketika Kim Soo Hyun mamandangnya cukup intens dengan tatapan sayu.     

"Saya permisi, Tuan," pamit Jean kemudian berbalik untuk pergi. Baru saja dua langkah Kim Soo Hyun menahan pergelangan Jean kemudian menariknya cukup kuat.      

Jean yang sedang tidak dalam posisi seimbang langsung jatuh ke pangkuan Kim Soo Hyun hingga jarak wajah mereka begitu dekat. Tanpa sadar Jean menjatuhkan nampan ke lantai. Jantung Jean seketika berhenti berdetak merasakan gejolak di dadanya.     

Mereka saling menatap satu sama lain. Jarak wajah mereka yang begitu dekat membuat Jean merasakan embusan nafas Kim Soo Hyun menerpa wajahnya beserta aroma wine yang tercium manis dan menggiurkan.     

"Temani aku malam ini saja," ucap Kim Soo Hyun dengan pandangan berkabut, mengira jika gadis yang ada di depannya adalah Soo Yin.     

Bibir Jean terasa terkunci ketika hendak menolak. Justru tanpa sadar malah Jean menganggukan kepalanya. Namun segera menggelengkan kepalanya.     

"Maaf, Tuan. Aku harus bekerja kembali," ujar Jean yang hendak bangkit berdiri tapi Kim Soo Hyun melingkarkan tangannya di perutnya hingga Jean tidak bisa bergerak sama sekali.     

"Cintai aku satu malam saja," pinta Kim Soo Hyun dengan nada begitu sendu. Kemudian mendaratkan sebuah ciuman lembut di bibir Jean.     

Jean yang baru pertama kali merasakan ciuman dari seorang pria langsung terbelalak lebar. Hatinya ingin menolak karena apa yang mereka lakukan adalah salah. Tapi tubuhnya justru diam tak bergerak menikmati bibir Kim Soo Hyun dengan aroma dan rasa wine yang masih terasa di lidahnya.     

Bibir pria itu begitu manis ketika lidahnya menelusup masuk ke dalam mulutnya.     

'Jean, sadarlah. Apa yang kau lakukan? Pria itu tidak mencintaimu,' - batin Jean dalam hati berusaha menyadarkan dirinya agar jangan sampai terlena.     

Jean terkesiap ketika tangan Kim Soo Hyun sudah mendarat di bukit kembar miliknya. Ia langsung merasakan gelayar aneh yang merasuk di sekujur tubuhnya.     

"Tuan, lepaskan." Jean berusaha mendorong tubuh kekar Kim Soo Hyun agar bibirnya terlepas. Kini air matanya perlahan membasahi pipi. Dia tidak ingin dijamah sebelum menikah, meski pria yang ada di depannya kini adalah pria yang sangat dicintainya.     

"Jangan menolak karena aku tidak suka penolakan," ucap Kim Soo Hyun dengan nada dingin dan sorot mata yang menakutkan.     

Tubuh Jean bergetar karena ketakutan karena tatapan pria itu begitu menusuk.     

Kim Soo Hyun kemudian berdiri, membopong tubuh Jean menuju ranjang. Meski Jean sudah meronta tapi Kim Soo Hyun tidak menghentikan langkahnya sama sekali. Yang ada di pikirannya adalah ingin menikmati satu malam saja bersama Soo Yin.     

Kim Soo Hyun segera menghempaskan tubuh Jean di atas ranjang kemudian mengungkungnya hingga Jean tidak bisa berbuat apa-apa.     

Jean memberontak sambil memukul dada Kim Soo Hyun tapi pria itu sama sekali tidak peduli.     

Dengan gerakan cepat dan dipenuhi hasrat yang membara, Kim Soo Hyun sudah menarik baju Jean hingga robek dan terlepas dari tubuhnya.      

Jean terbelalak dan begitu terkejut. Hendak berteriak tapi Kim Soo Hyun sudah membungkam mulutnya dengan bibirnya. Melumatnya dengan kasar seperti disertai dengan amarah yang membara.     

Jean hanya bisa meneteskan air mata karena Kim Soo Hyun mencekal tangannya dengan kuat di atas kepala. Jean pasrah dengan apa yang pria itu lakukan. Bahkan air mata yang begitu deras tak bisa membuat Kim Soo Hyun tersadar.     

Suara teriakan Jean tertahan ketika merasakan perih dan ngilu yang luar biasa pada area sensitifnya. Air mata kini semakin deras membasahi pipi. Tenggorokannya terasa tercekat dengan isak tangis yang tertahan.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.