Istri Simpanan

Bab 408 - Luka tak berdarah



Bab 408 - Luka tak berdarah

0Kim Soo Hyun merasakan sesuatu yang aneh sangat ini karena merasakan milik Soo Yin begitu sempit dan sedikit sulit untuk menembusnya.     

'Bukankah seharusnya rasanya tidak seperti itu?' batin Kim Soo Hyun, menghentikan aktivitasnya sebentar. Namun dirinya sudah dipenuhi hasrat yang berkobar hingga tidak peduli lagi akan gak itu. Berpikir karena tubuh Soo Yin yang kecil sehingga seperti itu.     

Kim Soo Hyun terus menghujam tubuh Jean dengan sesuka hatinya hingga Jean hanya merasakan sakit yang teramat dalam. Air mata bahkan sudah mulai mengering karena sejak tadi menangis. Dia tidak merasakan apapun lagi selain rasa perih pada area sensitifnya.     

Meski sudah berusaha memberontak tapi tubuhnya terlalu lemah untuk melawan seorang pria seperti Kim Soo Hyun.     

"Soo Yin, terima kasih untuk malam yang indah ini. Malam terindah yang pertama kali aku rasakan hanya bersamamu" bisik Kim Soo Hyun di telinga Jean kemudian mengecup keningnya. Tubuh yang lelah dan kesadaran yang tinggal separuh membuatnya langsung ambruk menindih Jean.     

Hati Jean sangat teriris dan terasa pedih ketika Kim Soo Hyun menyebutkan nama wanita lain di depannya. Ingin rasanya ia berteriak kepada dunia, mengapa terlalu kejam kepadanya.     

Jean ingin bangkit tapi tubuhnya terlalu lemas untuk menyingkirkan tubuh Kim Soo Hyun dari atasnya. Sehingga hanya mampu menggeser tubuhnya sedikit.     

Ingin keluar tapi tubuhnya terasa remuk sehingga Jean memilih memejamkan mata karena matanya juga terasa berat.     

:sheaf_of_rice::sheaf_of_rice::sheaf_of_rice::tulip::tulip::tulip::tulip::sheaf_of_rice::sheaf_of_rice::tulip::tulip::tulip::tulip::tulip::sheaf_of_rice:     

Jean mengerjapkan kedua bola matanya. Kepalanya terasa pusing dan berat. Ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Ia pikir apa yang terjadi semalam hanya sebuah mimpi buruk yang tidak akan pernah terjadi, tapi ternyata semua itu adalah nyata.     

Jean berusaha menyingkirkan tangan Kim Soo Hyun yang melingkar di perutnya.     

"Jean, kenapa nasibmu begitu buruk?" gumam Jean dengan air mata yang kembali bercucuran. Dirinya telah ternoda dan tidak berarti apa-apa lagi meski yang melakukannya adalah pria yang sangat dicintai dalam hidupnya.     

Jean berusaha untuk turun dari ranjang dengan menapakkan kakinya di lantai. Kakinya langsung gemetar ketika baru saja berdiri kemudian maju selangkah. Daerah sensitifnya begitu nyeri hingga ia terduduk di lantai.     

Jean terisak-isak sambil mencari pakaiannya yang sudah berserakan dimana-mana. Bahkan bajunya tak lagi berbentuk. Tak akan bisa dipakai untuk keluar dari ruangan itu.     

Jean memikirkan cara bagaimana agar bisa keluar. Hingga ia menemukan baju dan jas Kim Soo Hyun yang tergeletak di sofa. Jean meraihnya lalu memakainya.     

Dengan langkah pelan dan sebisa mungkin biasa saja ketika berjalan, Jean keluar dari bar lewat pintu belakang. Di depan terlalu ramai sehingga tak memungkinkan dirinya bisa lewat dengan keadaan yang sangat berantakan. Kondisi tubuhnya terlalu memilukan untuk dilihat banyak orang.     

Jean berjalan dengan terseok-seok dengan hanya memakai baju Kim Soo Hyun. Memilih melewati jalan yang masih sepi yang tidak terlalu ramai dilewati. Pikirannya sangat kacau dan tidak bisa berpikir dengan jernih. Ia merasa limbung dan tubuhnya sempoyongan.     

Jean belum mempercayai kejadian pahit yang baru saja menimpa hidupnya. Pandangannya kosong hingga ketika hendak menyebrang jalan tidak menyadari ada mobil yang sedang melaju kearahnya.     

Beruntung pengemudinya sangat lihai dalam mengemudikan mobil sehingga bisa membelokkan ke arah trotoar agar tidak bertabrakan dengan pengemudi lain.     

"Jean?" gumam Chang Yuan yang berada di dalam mobil dengan nafas terengah-engah. Tidak menyangka jika Jean akan menyeberang secara tiba-tiba tanpa melihat sekeliling.     

Chang Yuan mengamati kondisi Jean yang tampak berantakan dan baju yang acak-acakan. Dahinya berkerut ketika menyadari baju yang dikenakan oleh Jean adalah milik Kim Soo Hyun.     

Chang Yuan segera keluar ketika melihat tatapan Jean yang kosong. Berfikir pasti telah terjadi sesuatu yang buruk kepadanya.     

"Jean," panggil Chang Yuan.     

Jean tersadar kemudian menghentikan langkahnya. Ia mengamati sekeliling yang ternyata salah jalan karena tadi terlalu melamun.     

"Jean, tunggu. Biarkan aku mengantarkanmu pulang," ujar Chang Yuan sembari melangkahkan kakinya lebih cepat lagi.     

Jean menolehkan wajahnya ke belakang dengan mata yang berkaca-kaca ketika melihat Chang Yuan.     

"Jean, apa yang terjadi padamu?" Chang Yuan merasa sangat sedih ketika mata Jean terlihat kuyu.     

"Asisten Chang," ujar Jean seraya terisak-isak lalu menutup wajahnya dengan tangan.     

Chang Yuan segera menuntun Jean agar masuk ke dalam mobil karena tidak enak ketika beberapa orang memandangnya dengan tatapan aneh.     

"Jean, bisa kau ceritakan apa yang terjadi?" ujar Chang Yuan sembari menautkan kedua alisnya. Meski sudah mengetahui kemungkinan yang terjadi tapi Chang Yuan tidak ingin menebaknya.     

Jean semakin mengeraskan suara isak tangisnya. Dirinya tidak sanggup untuk jujur karena terlalu sedih dan malu.     

Chang Yuan hendak mengulurkan tangan untuk mengusap punggungnya tapi mengurungkan niatnya.     

"Jika kau belum ingin mengatakannya tidak masalah. Kau bisa bercerita lain kali," ujar Chang Yuan dengan getir sembari menghela nafas panjang.     

"Asisten Chang, sekarang hidupku tidak ada artinya lagi," ucap Jean dengan bibir bergetar dan air mata yang tidak dapat terbendung lagi.     

"Jean, kau tidak boleh berkata seperti itu," ujar Chang Yuan berusaha bijak menanggapi perkataan Jean.     

"Katakan siapa yang melakukannya?" Chang Yuan sedikit menaikkan nada suara ketika mengatakannya.     

Jean menggelengkan kepalanya pelan. Meski tidak menginginkan hal ini tapi dirinya tidak ingin menyakiti Kim Soo Hyun.     

"Kau tidak perlu tahu siapa yang melakukannya," ucap Jean sembari mengusap air mata dengan punggung tangannya.     

"Jean, aku tahu jika kau mencintainya tapi kau jangan sampai bertindak bodoh dengan diam saja dan tidak meminta pertanggungjawaban," ujar Chang Yuan sembari menghela nafas berat.     

"Dia tidak tahu karena dia bahkan tidak akan menyadarinya." Air mata kembali menetes begitu deras dari pipi Jean. Pedih dari ulu hati hingga menembus jantung mengingat Kim Soo Hyun hanya mengingatnya sebagai Soo Yin. Pria itu sama sekali tidak memandangnya sebagai Jean.     

"Apa maksudmu? Pokoknya kau harus meminta pertanggungjawaban. Aku akan menemanimu mengatakannya besok." Chang Yuan sudah bisa memastikan jika hari ini Kim Soo Hyun tidak akan berangkat bekerja.     

"Dia hanya memandangku sebagai Soo Yin dan aku juga yang salah karena sudah masuk ke dalam kamar itu." Jean berandai-andai, jika saja tidak mengantarkan minuman mungkin dirinya masih baik-baik saja saat ini. Semua sudah terlambat dan menjadi bubur. Tak mungkin akan kembali seperti semula.     

Akhirnya Chang Yuan memberanikan diri  mengulurkan tangannya lalu mengusap punggung Jean untuk memberikan rasa tenang. Tidak ingin berkomentar lebih banyak lagi dengan apa yang terjadi pada gadis itu.     

Chang Yuan segera melajukan mobilnya menuju rumah Jean. Hingga tidak berapa lama kemudian mereka sudah sampai.     

"Jean, jika kau butuh teman atau bantuan aku akan siap membantumu," tukas Chang Yuan.     

"Terima kasih, Asisten Chang." Jean menganggukan kepalanya kemudian segera turun dari mobil tanpa menolehkan wajahnya lagi ke belakang.     

Rasa perih yang ada di area sensitifnya seolah tidak terasa lagi karena hatinya jauh lebih sakit merasakan luka yang tidak tampak. Luka tak berdarah lebih menyakitkan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.