Istri Simpanan

Bab 409 - Meninju wajahnya



Bab 409 - Meninju wajahnya

0Griffin Bar.     

Kim Soo Hyun menghalangi matanya dari cahaya matahari yang begitu menyilaukan. Mengenai kedua matanya ketika hendak terbuka. Masih tidur dalam posisi tengkurap hingga perlahan membalikkan tubuhnya sambil merentangkan kedua tangan.     

"Ughh, Soo Yin?" Kim Soo Hyun terperanjat teringat apa yang telah dilakukannya semalam.     

Matanya memandang sekeliling untuk mencari keberadaan seseorang tapi tidak ada siapa-siapa di sana. Hanya ada baju yang sudah robek tergeletak di lantai.     

Kim Soo Hyun tanpa sengaja melihat ada bercak noda darah di seprai berwarna putih. Hingga terlihat sangat jelas dan Kim Soo Hyun sudah bisa menebak apa yang terjadi semalam. Ia kemudian mengusap gusar wajah hingga rambutnya.     

Dirinya tidak yakin jika gadis semalam adalah Soo Yin karena begitu sulit ditembus. Lagi pula tidak mungkin jika Soo Yin datang ke bar setelah apa yang terjadi kemarin siang.     

"Siapa hadis itu?" gumam Kim Soo Hyun. Dia tidak bisa mengingat siapa gadis itu karena semalam hanya memandangnya sebagai Soo Yin.     

Kim Soo Hyun lantas mencari pakaiannya tidak menemukannya hanya ada celana saja yang berada di ujung ranjang. Ia ingin segera keluar untuk mencari tahu siapa sebenarnya semalam gadis yang sudah dinodai.     

Setelah memakai celananya, Kim Soo Hyun mencari baju hingga ke segala sudut tapi sama sekali tidak menemukannya. Lalu ia berjongkok untuk mengambil baju yang teronggok di lantai. Baju itu adalah seragam pelayan bar. Berarti yang menemaninya semalam adalah salah satu pelayan bar.     

Kim Soo Hyun lantas keluar dari kamar tanpa memperdulikan tubuhnya yang bertelanjang dada. Memperlihatkan otot-otot tubuhnya yang begitu sempurna.     

Seorang barista pria mengerutkan keningnya melihat Kim Soo Hyun yang datang menghampiri.     

"Bisakah aku melihat cctv?" ujar Kim Soo Hyun yang sudah mulai merasa cemas. Tidak sabar ingin mengetahui siapa gadis itu.     

"Untuk apa, Tuan?" tanya Barista dengan tatapan menelisik mencari tahu karena merasa sangat aneh, tiba-tiba ada pengunjung yang menanyakan hal itu.     

Kim Soo Hyun merogoh dompetnya laku mengeluarkan beberapa lembar uang. Lalu menyerahkannya kepada sang Barista sebagai uang tutup mulut agar jangan terlalu banyak tanya.     

Barista tersebut mengerti lalu menerimanya dan mengantarkan Kim Soo Hyun menuju ruang cctv.     

Mata Kim Soo Hyun langsung membelalak lebar dengan begitu sempurna  ketika melihat siapa semalam yang datang ke kamarnya.     

"Jean?" gumamnya dengan wajah terperangah lalu memijat pelipisnya.     

Setelah melihat berulangkali hanya Jean yang masuk ke kamarnya untuk yang terakhir kali, Kim Soo Hyun segera meninggalkan Griffin Bar.      

"Apa yang harus aku lakukan?" Kim Soo Hyun dengan perasaan tidak percaya.     

Kim Soo Hyun akhirnya memutuskan untuk pulang ke rumah terlebih dahulu sebelum mencari keberadaan Jean.     

:bouquet::bouquet::bouquet::bouquet::bouquet::bouquet::bouquet::bouquet::bouquet::bouquet::bouquet::bouquet::bouquet::bouquet::bouquet:     

UN Village,     

Dae Hyun sudah tidak sabar ingin memberi pelajaran kepada Kim Soo Hyun. Ketika pagi memutuskan untuk pulang tanpa berangkat ke hotel terlebih dahulu. Baginya percuma saja pergi bekerja tapi pikiran tidak tenang karena sedang menahan amarah.     

"Kim Soo Hyun, keluarlah. Dimana kau berada? Tidak usah menjadi seorang yang pengecut," teriak Dae Hyun sembari melangkah masuk dengan menghentakkan kakinya cukup keras. Namun sebisa mungkin menahan agar tidak mengeluarkan sumpah serapah.     

"Dae Hyun, ada apa? Kenapa kau datang langsung teriak-teriak seperti ini?" ujar Ny. Park yang merasa bingung karena putranya pulang langsung marah-marah tidak jelas.     

"Bu, dimana Kim Soo Hyun? Biarkan aku memenggal kepalanya," ucap Dae Hyun dengan darah yang sudah mendidih karena sudah berusaha menahan sejak semalaman.     

"Tenanglah, katakan apa yang sebenarnya terjadi? Kim Soo Hyun belum pulang. Bukankah dia semalam lembur di hotel karena banyak pekerjaan?" tukas Ny. Park dengan dahi berkerut. Sejak sore Kim Soo Hyun mengatakan jika tidak akan pulang karena ada begitu banyak pekerjaan kepadanya.     

"Dia berbohong, Bu. Dia sama sekali tidak ada di hotel," ucap Dae Hyun dengan nada marah ingin mengatakan semua yang terjadi tapi takut ibunya syok.     

Seandainya Soo Yin mau datang bersama dengannya maka semuanya akan terasa lebih lega.     

Dae Hyun segera merogoh ponselnya yang ada di saku celana untuk menghubungi Kim Soo Hyun agar pulang secepatnya.     

"Ada apa?" ujar Kim Soo Hyun dengan lemas.     

"Cepatlah pulang, tidak usah menjadi seorang pria pengecut. Jangan bersembunyi jika ada masalah," ucap Dae Hyun dengan suara meninggi.     

"Kau tidak perlu khawatir karena aku juga sedang dalam perjalanan pulang." Suara Kim Soo Hyun terdengar lemah hingga Dae Hyun ingin melayangkan tinju ke arahnya.     

Dae Hyun segera mematikan sambungan telepon karena tidak terlalu suka melampiaskan emosi dengan kata-kata.     

Aeri cukup merasa sangat kesal karena semalam Dae Hyun sudah meninggalkannya gara-gara gadis sialan yang tidak penting.     

Hari ini Jo Yeon Ho sudah berangkat ke sekolah sehingga Dae Hyun merasa tenang. Putranya tidak perlu melihat jika nanti terjadi pertengkaran.     

"Dae Hyun, lalu kemana saja kau? Kenapa baru pulang? Bukankah seharusnya kalian semalam bersama?" tanya Ny. Park dengan rasa curiga karena Dae Hyun jarang sekali menginap di rumah. Bahkan semenjak pulang dari luar kota selalu mengatakan menginap di hotel.     

Aeri sangat tidak tahan untuk tidak membuka suara. Mungkin ini adalah saat yang tepat untuk mengatakan semuanya. Namun baru saja hendak membuka mulut, Kim Soo Hyun sudah menampakkan dirinya. Langkahnya terlihat sedikit sempoyongan.     

"Akhirnya kau berani juga untuk menampakkan wajahnu." Dae Hyun segera menghampiri Kim Soo Hyun kemudian melayangkan tinju yang cukup keras ke wajahnya.     

Kim Soo Hyun yang memang terasa lemas langsung sempoyongan hingga tersungkur ke lantai. Kepalanya terasa berputar-putar.     

"Dae Hyun, apa yang kau lakukan?" teriak Ny. Park dengan histeris saat melihat Dae Hyun menghantam tubuh Kim Soo Hyun hingga beberapa kali.     

Kim Soo Hyun diam saja tanpa berniat melawan karena memang tindakannya kemarin salah besar.     

"Hentikan!" Ny. Park mencoba menghalangi Kim Soo Hyun dengan berada di depannya sambil merentangkan kedua tangan, ketika melihat Dae Hyun hendak memukulnya lagi.     

Dae Hyun terpaksa menurunkan tinjunya karena  tidak ingin membuat ibunya yang justru akan terkena. Sorot matanya tajam dan membara. Nafasnya tidak teratur karena menahan gejolak amarah di dada. Teringat bagaimana semalam Soo Yin meneteskan air mata dan terlihat sangat ketakutan.     

"Jika ada masalah di antara kalian sebaiknya dibicarakan baik-baik. Bukannya dengan kekerasan seperti ini," ujar Ny. Park sembari menggelengkan kepalanya.     

"Ada apa ini?" ujar Park Ji Hoon, yang baru saja keluar dari ruang kerja.     

"Tanyakan saja kepadanya," ucap Dae dengan sinis sambil memandang ke arah Kim Soo Hyun.     

"Ibu mohon sekarang semuanya duduk dan tolong jelaskan apa yang terjadi di antara kalian." Ny. Park membantu Kim Soo Hyun untuk berdiri dan mendudukkannya di sofa.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.