Istri Simpanan

Bab 412 - Aku memilihmu



Bab 412 - Aku memilihmu

0Villa Pyeongchang-dong     

Dae Hyun segera memarkirkan mobil di garasi karena hati ini tidak berniat ingin kemana-mana. Kini beban di pundaknya terasa berkurang karena sudah mengatakan semuanya di depan keluarga besarnya. Sekarang tidak perlu takut bergandengan tangan di depan umum dengan Soo Yin.     

Pria itu segera ke kamar untuk mencari keberadaan istri tercinta dengan bersenandung ria dan wajah secerah mentari di pagi hari.     

"Sayang, dimana kau saat ini?" seru Dae Hyun ketika tidak mendapati Soo Yin di setiap sudut kamarnya.     

Dae Hyun segera berjalan menuju balkon untuk melihat keberadaan Soo Yin. Ternyata benar seperti dugaannya, terlihat samar-samar tubuh Soo Yin berada di rumah kaca yang baru saja dibangun beberapa hari yang lalu.     

Soo Yin meminta dibuatkan sebuah rumah kaca karena tiba-tiba ia sangat ingin untuk menanam sesuatu yang berguna.     

"Sayang!" Panggil Dae Hyun dengan senyum merekah lalu melambaikan tangannya ketika Soo Yin melihat ke arahnya.     

Dae Hyun segera mengganti pakaiannya dengan yang lebih santai. Hanya memakai kaos oblong dan celana pendek kemudian menuruni anak tangga menuju ke rumah kaca yang tidak terlalu jauh letaknya. Letaknya persis di belakang villa dan masih satu wilayah.     

"Apa Tuan tidak jadi pergi bekerja?" ujar Bibi Xia dengan alis yang saling bertautan karena melihat Dae Hyun yang sudah mengganti pakaian santai. Padahal tadi pagi sudah berpakaian sangat rapi.     

"Tidak, Bibi. Mulai hari ini aku akan libur," tukas Dae Hyun dengan wajah berbinar seperti tidak ada beban sama sekali.     

Bibi Xia tidak bertanya lebih jauh lagi. Mungkin karena Dae Hyun baru saja dari luar kota sehingga bisa libur untuk sementara waktu.     

Dae Hyun melangkahkan kakinya dengan senyum yang begitu merekah terlukis di bibirnya. Menghampiri istri kecilnya yang tampak sibuk dengan media tanam. Ada juga Chung Ho di sana yang tengah membantunya menanam sesuatu. Mereka tampak sedang asyik dengan yang dikerjakan sendiri-sendiri.     

"Sayang, apa yang kau tanam?" Dae Hyun mendekati Soo Yin lalu memeluknya dari belakang.     

Chung Ho merasa tidak enak dan cukup sadar diri untuk tidak mengganggu bosnya. Lantas pergi meninggalkan rumah kaca itu. Lagi pula hatinya juga terasa panas melihat kemesraan di antara mereka.     

"Dae Hyun, berhentilah untuk menggangguku," ujar Soo Yin sembari menggerakkan bahunya agar Dae Hyun menyingkirkan dagu dari pundaknya.     

"Aku hanya ingin membuatmu bersemangat," bisik Dae Hyun. Ia menyisipkan anak rambut Soo Yin ke belakang telinga. Kemudian mengendus ceruk Soo Yin untuk mencium aroma wangi tubuhnya. Mengecup lehernya hingga beberapa kali dan cukup mengganggu Soo Yin.     

"Bukankah seharusnya kau pergi bekerja? Kenapa kau sekarang justru bersantai seperti ini?" Soo Yin memiringkan kepala sambil menyipitkan matanya yang kecil.     

"Mulai sekarang aku hanya jngin menemanimu sepanjang waktu. Tanpa perlu merasa takut ada yang menganggu kita." Dae Hyun mengecup leher Soo Yin sekali lagi hingga Soo Yin langsung mendorong tubuh suaminya agar menjauh.     

"Apa terjadi sesuatu di antara kalian?" Soo Yin segera membalikkan tubuhnya hingga mereka saat ini saling berhadapan. Merasa curiga pasti terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.     

"Tidak, Sayang. Hubungan kami baik-baik saja. Aku hanya ingin mendirikan restoran bersamamu," ucap Dae Hyun dengan terkekeh. Tidak ingin membiarkan Soo Yin berpikiran dan merasa bersalah dengan apa yang terjadi kepadanya.     

"Dae Hyun, aku tidak suka dibohongi. Jangan membohongiku lagi," ucap Soo Yin sambil menatap tajam suaminya.     

Dae Hyun menghela nafas panjang padahal tadinya tidak ingin mengatakan sebenarnya. Namun ternyata Soo Yin dapat membaca pikirannya.     

"Aku sudah berkata jujur jika aku menikah denganmu," tukas Dae Hyun sembari tersenyum.     

"Apa?" Jantung Soo Yin terasa berhenti berdetak untuk beberapa saat. Tubuhnya terasa sempoyongan dan melayang di udara hingga hampir terjatuh jika Dae Hyun tidak sigap menopangnya.     

"Sayang, kau baik-baik saja." Dae Hyun segera menuntun Soo Yin ke bangku yang letaknya tidak terlalu jauh.     

Pagi tadi Soo Yin sudah berpesan kepada suaminya untuk tidak mengatakan apapun tentang mereka karena dirinya belum siap jika sampai dalam hidupnya dipenuhi dengan kebencian lagi. Rasanya belum sanggup jika telinganya harus mendengar hinaan seperti yang dirasakan di masa lalu.     

"Kenapa kau mengatakannya? Bukankah sudah kubilang jangan mengatakannya terlebih dahulu," ucap Soo Yin dengan getir dan sorot mata ketakutan.     

"Sayang, awalnya aku memang tidak ingin mengatakan hal itu. Tapi Kim Soo Hyun dan Aeri sudah membuka suara mereka. Menjelekkanmu di depan ibuku. Tidak mungkin aku akan diam saja mendengar kau yang selalu disalahkan." Dae Hyun merengkuh wajah Soo Yin, menatapnya hingga begitu dalam.      

"Apa yang Aeri katakan tentang diriku?" tanya Soo Yin dengan penasaran.     

"Dia mengatakan jika kau yang sudah menyebabkan rumah tangga kami menjadi hancur. Aeri juga menghasut ibu, berkata kaulah yang berusaha untuk merayuku. Tidak mungkin aku akan diam saja tanpa menjelaskan apa-apa untuk memberikan pembelaan," ujar Dae Hyun.     

"Lalu, apa reaksi mereka?"     

"Tentu saja mereka semua marah dan memintaku memilih di antara kau dan Jo Yeon Ho " Dae Hyun menghentikan ucapannya.     

Soo Yin masih diam saja dengan tatapan yang tidak teralihkan dari mata elang yang begitu tegas milik suaminya. Membiarkannya mulutnya tertutup tidak bertanya lebih jauh siapa yang suaminya pilih karena Soo Yin sudah mengetahui jawabannya.     

"Aku memilihmu." Dae Hyun membalas tatapan Soo Yin dengan penuh kelembutan. Meyakinkan jika dirinya sama sekali tidak menyesal dengan pilihannya.     

"Lalu, bagaimana dengan Yeon Ho?" Soo Yin sungguh tidak menyangka jika suaminya memilihnya dari pada sang putra. Ia tahu jika pilihan itu pasti terasa sangat berat untuknya.     

"Jika dia ingin bersama denganku itu tidak akan menjadi masalah. Aku akan selalu menjadi ayah untuknya sampai kapanpun," ucap Dae Hyun menjawab semua keraguan di hati Soo Yin atas semua yang terjadi.     

"Dia pasti akan sangat sedih karena kau meninggalkannya," ucap Soo Yin dengan pilu. Dadanya terasa sakit karena sudah menyakiti perasaan Jo Yeon Ho. Pasti sekarang hatinya sangat terluka dengan apa yang telah terjadi.     

"Perlahan dia juga akan mengerti dan menerima semuanya."     

"Lalu, apakah Aeri meminta bercerai?"     

"Dia tidak mau bercerai." Dae Hyun menghela nafas berat.     

"Itu tidaklah penting. Pada akhirnya dia juga akan menyerah. Mana mungkin dia tahan dengan gosip yang menimpa dalam hidupnya," lanjut Dae Hyun. Mungkin sebentar lagi kabar pertengkaran mereka akan segera masuk media masa.     

Dae Hyun menyandarkan kepala Soo Yin dalam dadanya ketika matanya terlihat sudah berkaca-kaca.     

"Aku hanya takut kau menyesal karena telah memilihku." Perasaan Soo Yin sangat tersentuh dan sedih karena Dae Hyun lebih memilihnya.     

"Jangan berkata seperti itu. Aku tidak akan pernah menyesal dengan apa yang telah aku pikirkan sejak lama. Aku tidak ingin kejadian masa lalu terulang kembali. Dengan bodohnya tidak berusaha memperjuangkan kebahagiaanku." Dae Hyun mengusap punggung Soo Yin dengan lembut.      

"Justru aku menyesal jika tidak memilihmu," imbuh Dae Hyun.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.