Istri Simpanan

Bab 413 - Ingin selalu dekat



Bab 413 - Ingin selalu dekat

0Cukup lama Soo Yin terisak di dada sang suami. Perasaannya kini campur aduk antara rasa bahagia dan terenyuh karena Dae Hyun lebih memilihnya di depan keluarganya.     

Soo Yin tidak menyangka jika Dae Hyun memilih meninggalkan putra yang sangat dicintainya.     

"Terima kasih karena aku telah memilihku." Soo Yin menegakkan tubuhnya sambil menyeka air matanya.  Bibirnya tak bisa berbicara panjang lebar untuk mengungkapkan perasaannya.     

"Aku yang seharusnya berterima kasih karena kau sudah sabar dan mempercayaiku sampai saat ini." Dae Hyun mengulurkan tangannya merengkuh dagu Soo Yin lalu mengusap pipinya dengan ibu jari.     

"Lalu bagaimana dengan hotel?" tanya Soo Yin.     

"Aku juga sudah keluar dari sana. Hotel bukanlah tanggung jawabku lagi. Sudah ada Kim Soo Hyun yang akan mengurusnya. Tanggung jawabku saat ini hanyalah diirmu seorang," ucap Dae Hyun dengan bibir mengukir seulas senyum.     

Soo Yin menganggukan kepalanya tanda mengerti meskipun ada rasa khawatir.     

"Sekarang, ayo lanjutkan menanamnya. Agar sayuran segera tumbuh subur dan aku bisa memasaknya untukmu." Dae Hyun mencubit ujung hidung Soo Yin.     

"Aduh," rintih Soo Yin dengan bibir yang mengerucut.     

Melihat hidung Soo Yin yang memerah, Dae Hyun meniupnya sebentar kemudian mengecupnya.     

"Atau kau ingin aku yang menanamnya," bisik Dae Hyun.     

"Tidak masalah, aku ingin tahu apakah pria seperti dirimu bisa melakukan banyak hal," tantang Soo Yin.     

"Aku lebih suka menanam benih di dalam rahimmu," bisik Dae Hyun dengan sensual di telinga Soo Yin kemudian menggigit kecil ujungnya.     

"Tidak usah berpikiran mesum di saat matahari masih terik seperti ini." Soo Yin menjewer telinga Dae Hyun karena gemas sudah mengganggunya sejak tadi.     

"Aduhh, istriku yang manis sekarang jadi seorang gadis yang galak," rintih Dae Hyun sembari pura-pura kesakitan.     

"Tidak usah berlebihan seperti itu," ujar Soo Yin karena tingkah manja suaminya kambuh lagi.     

Dae Hyun membantu Soo Yin mengisi pot dengan tanah. Soo Yin tidak hanya berencana untuk menanam sayuran tapi juga akan menanam bunga dengan banyak jenisnya.     

Untuk media tanam sayuran, mereka menggunakan media tanam hidroponik dengan media paralon dan air yang sudah dirakit sedemikian rupa sehingga bisa digunakan untuk menanam sayuran. Tidak perlu memakan banyak tempat.     

Dae Hyun merasa sangat terbebas dan jauh lebih merasa sangat bahagia karena tidak perlu lagi lembur dan bisa menghabiskan waktu lebih banyak untuk istri kecilnya. Ia tidak perlu takut dengan masalah pekerjaan. Karena seseorang sudah memintanya bekerja di sebuah perusahaan.     

"Sayang, sebaiknya aku berhenti kuliah saja." Soo Yin akhirnya membuka suara untuk mengutarakan isi hatinya. Ia tidak ingin merepotkan suaminya karena tahu biaya kuliahnya sangat mahal.     

"Kenapa?" Dae Hyun membalikkan tubuhnya ke arah Soo Yin karena posisi mereka tadi saling membelakangi.     

"Kau sekarang tidak bekerja dan biaya kuliahku juga sangat mahal," ucap Soo Yin dengan hati-hati. Takut jika suaminya akan merasa tersinggung dengan perkataannya.     

"Kau pikir suamimu ini akan jatuh miskin karena sudah tidak bekerja di hotel?" tanya Dae Hyun sembari terkekeh karena Soo Yin sudah meremehkannya.     

"Bukan begitu, aku hanya tidak ingin menambah beban dalam hidupmu," ujar Soo Yin dengan terus terang. Dae Hyun seudah terbiasa hidup berkecukupan sehingga mungkin akan sulit menerima semuanya jika kehidupan mereka terpuruk.     

"Kau tidak perlu cemas karena aku sudah menyiapkan semua. Tidak mungkin aku akan membuat hidupmu susah ketika bersamaku," ucap Dae Hyun.     

"Nanti aku akan memikirkan untuk menerima pekerjaan yang ditawarkan oleh seseorang."     

"Kau sudah memiliki pekerjaan baru?" Soo Yin cukup terkejut karena secepat itu suaminya sudah mendapatkan pekerjaan.     

"Seseorang menawarkanku pekerjaan tapi aku belum memutuskan karena ingin tinggal lebih lama di rumah bersamamu tanpa memikirkan pekerjaan." Dae Hyun lantas mengecup pipi Soo Yin sekilas karena pipinya terlihat begitu menggemaskan.     

Soo Yin melotot ke arah suaminya karena gemar sekali melakukannya secara tiba-tiba.     

"Tidak usah marah, karena pasti akan sangat menyukai setiap kecupan bibirku," ujar Dae Hyun dengan diikuti tawa yang begitu renyah dan lepas.     

Soo Yin merasa geram sehingga meraih selang lalu menyemprotkan air ke wajah Dae Hyun.     

"Kau memang gadis yang sangat nakal," ujar Dae Hyun sembari berlari mengejar Soo Yin.     

Mereka akhirnya basah kuyup karena saling menyerang satu sama lain dengan air. Persis seperti anak-anak hingga mereka terlihat begitu bahagia.     

°     

°     

Soo Yin sudah mengganti pakaiannya dengan yang baru sebelum memeriksa ponselnya. Barang kali ada pesan yang penting.     

Ternyata ada sebuah pesan yang masuk tapi nomor ponselnya tidak terdaftar di kontaknya.     

[Kau puas sekarang sudah mendapatkan yang kau inginkan? Aku yakin kalian tidak akan bertahan lama]     

Soo Yin mencoba menghubungi nomor itu tapi sayang sekali tidak aktif.     

"Ada apa, Sayang?" Dae Hyun mengerutkan keningnya melihat Soo Yin yang tampak sangat serius melihat ponselnya.     

"Ada seseorang yang mengirimkan pesan. Sepertinya dia mengancamku," ujar Soo Yin sembari menunjukkan isi pesan. Ini adalah kedua kalinya mendapatkam pesan yang hampir mirip.     

"Abaikan saja dan tidak usah dipedulikan. Itu tidak penting sama sekali," ujar Dae Hyun dengan santai. Malah melingkarkan tangannya di pinggang Soo Yin Dari belakang.     

"Aku hanya penasaran siapa yang mengirimnya. Ada apa denganmu hari ini? Kenapa kau selalu menempel?" gerutu Soo Yin, sudah merasa risih dengan apa yang Dae Hyun sejak tadi lakukan.     

"Aku hanya ingin bermanja-manja denganmu. Aku butuh pelukan hangat dan sentuhan jarimu," tukas Dae Hyun sembari tersenyum dan memikirkan sesuatu yang terasa begitu indah.     

"Menjauhlah sedikit, sebaiknya kita turun untuk makan siang." Soo berusaha meronta meskipun Dae Hyun tidak akan melepaskannya.     

"Aku lebih ingin memakan tubuhmu dari pada makan yang lain."     

Soo Yin memiringkan sedikit kepalanya sambil memicingkan matanya. Bukannya takut, justru dengan sengaja Dae Hyun menempelkan bibir mereka.     

"Kau sangat manis," bisik Dae Hyun sembari mengulum senyum.     

"Tidak usah berpikiran mesum karena ini masih siang," tukas Soo Yin.     

"Aku hanya memujimu. Lalu kenapa justru memarahiku? Apakah salah aku mengatakan jika istriku sangat manis?" tukas Dae Hyun sambil mengerjapkan kedua bola matanya.     

"Sudahlah lupakan saja." Lebih baik mengalihkan pembicaraan dari pada suaminya terus menggodanya.     

"Mau kemana?" Dae Hyun menahan pergelangan tangan Soo Yin ketika hendak melangkah pergi.     

"Aku lapar sekaligus haus. Dan aku tidak akan kenyang jika hanya mendengarkan gombalanmu," ujar Soo Yin sembari menyipitkan matanya.     

"Sepertinya ucapanku selalu salah di matamu," ucap Dae Hyun yang pura-pura kesal.     

Soo Yin berbalik lalu menatap suaminya dengan begitu intens.     

Cup … ia mendaratkan ciuman lembut di pipi suaminya.     

Dae Hyun mengulum senyum akhirnya istri kecilnya tersadar juga dengan apa yang diinginkan.     

"Tidak usah terlalu berlebihan. Ayo makan terlebih dahulu," ajak Soo Yin yang langsung menarik pergelangan Dae Hyun agar mengikuti langkahnya.     

"Aku selalu ingin melakukan hal yang lebih jika berada di dekatmu," ucap Dae sambil terkekeh.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.