Istri Simpanan

Bab 415 - Tidak usah menemuinya



Bab 415 - Tidak usah menemuinya

0Kim Soo Hyun sudah memarkirkan mobilnya di Griffin Bar. Dia berniat ingin mencari Jean disana. Berharap malam ini adalah jadwal Jean bekerja.     

Pria itu melangkah masuk dengan tidak bersemangat. Suara musik disko langsung terdengar di telinganya dengan lampu berkelap-kelip yang membuat kepalanya terasa agak pusing.     

"Mau pesan apa, Tuan?" Seorang pelayan langsung menghampiri Kim Soo Hyun. Wajahnya memang sudah tidak asing lagi karena beberapa waktu belakangan Kim Soo Hyun sudah sering datang ke bar mereka.     

"Aku tidak ingin apapun. Aku hanya ingin mencari Jean," tukas Kim Soo Hyun dengan nada datar. Memori malam itu perlahan berputar kembali dalam pikirannya meski hanya samar-samar.     

"Jean? Ada perlu apa anda mencarinya?" Alis pelayan itu saling bertautan karena merasa aneh. Tidak biasanya ada seseorang pria tampan mencari keberadaan Jean.     

"Dimana dia sekarang?" ujar Kim Soo Hyun tanpa menjawab pertanyaan pelayan itu.     

"Dia sudah tidak bekerja di sini sejak beberapa hari yang lalu," terang pelayan tersebut.     

"Kenapa?" Mata Kim Soo Hyun langsung terbelalak lebar mengetahui hal itu.     

"Dia tidak mengatakan alasannya. Jean bahkan hanya menghubungi kami melalui telepon. Beberapa barangnya juga masih berada di laci tapi sepertinya dia tidak ada niat untuk mengambilnya," tukas Pelayan wanita itu sambil mengangkat kedua bahunya.     

"Bolehkah aku membawakan pulang untuknya?" ujar Kim Soo Hyun dengan cepat. Ini pasti sejak malam itu Jean tidak kembali lagi ke bar.     

"Untuk apa? Kau siapanya?" tanya wanita tersebut dengan tatapan menelisik dan mengintimidasi.     

"Aku adalah teman Jean. Biarkan nanti aku membawanya pulang. Kupikir dua masih bekerja di sini," ujar Kim Soo Hyun.     

"Baiklah, biarkan aku ambil." Wanita itu bergegas ke dalam.     

Kim Soo Hyun menunggu sambil duduk di sebuah kursi dengan kepala yang tertunduk. Merasa sangat bersalah dengan apa yang lakukan kepada Jean malam itu. Sangat menyayangkan kenapa Jean harus datang ke kamarnya. Jika tidak masuk, mungkin semua itu akan terjadi.     

Kim Soo Hyun mengusap gusar rambutnya dengan mengacak-acaknya.     

Tidak berapa lama kemudian, pelayan itu sudah kembali membawakan tas dan sweater milik Jean.     

"Terima kasih, aku akan mengantar ke rumahnya. Bisakah aku tahu dimana alamat Jean?" tanya Kim Soo Hyun.     

Pelayan itu merasa semakin aneh, seorang teman bahkan tidak mengetahui alamatnya. Namun karena Kim Soo Hyun adalah tamu yang biasanya menghabiskan uang cukup banyak di bar, akhirnya pelayan itu menuliskan namanya di kertas.     

Kim Soo Hyun memberikan beberapa lembar uang kepada pelayan tersebut sebagai ucapan terima kasih. Sebelum akhirnya meninggalkan bar.     

:sheaf_of_rice::sheaf_of_rice::sheaf_of_rice::sheaf_of_rice::sheaf_of_rice::sheaf_of_rice::sheaf_of_rice::sheaf_of_rice::sheaf_of_rice::sheaf_of_rice::sheaf_of_rice::sheaf_of_rice::sheaf_of_rice::sheaf_of_rice:     

Jean mengalami demam tinggi seharian ini. Pagi tadi sudah minum obat tapi tidak ada efek sama sekali. Di rumah itu ia hanya seorang diri sehingga tidak ada yang mengurusnya.     

Jean juga tidak bisa menghubungi siapapun karena ponselnya masih tertinggal di bar.     

Tok … tok …     

Terdengar suara ketukan pintu hingga beberapa kali.     

Jean hendak bangkit dari ranjang untuk membuka pintu tapi kepalanya terlalu pusing. Hingga membuatnya menyenggol sebuah vas yang terletak di atas nakas hingga terjatuh.     

Prang …     

Suara itu cukup terdengar sampai di luar.     

"Jean, apa terjadi sesuatu?" ujar Chang Yuan yang merasa cemas. Ia baru mengunjungi Jean lagi setelah malam itu.     

Tidak ada jawaban yang terdengar dari dalam sehingga Chang Yuan mendobrak pintu meski sedikit sulit. Ia takut jika Jean berbuat nekad.     

Setelah berusaha cukup keras hingga beberapa kali. Akhirnya pintu itu terbuka.     

Chang Yuan sangat terkejut melihat Jean yang sudah tergeletak di lantai. Pria itu lantas mengangkat tubuh Jean ke atas ranjang.  Kulitnya terasa panas ketika bersentuhan dengan kulit Jean. Diletakkannya punggung tangan Chang Yuan di dahi Jean. Ternyata panasnya cukup tinggi.     

"Ibu, jangan tinggalkan aku. Aku tidak memiliki siapapun di dunia ini," racau Jean dengan mata yang masih terpejam. Tangannya terulur seperti hendak meraih tangan seseorang.     

"Jean, sadarlah." Chang Yuan menepuk pipi Jean agar segera tersadar. Namun tidak berhasil karena Jean masih saja menyebutkan nama ibunya.     

"Ibu, aku ikut." Suara Jean terdengar pilu dan putus asa.     

Chang Yuan memutuskan untuk membawa Jean ke rumah sakit karena panasnya terlalu tinggi. Khawatir jika kondisi Jean akan semakin buruk.     

Chang Yuan membaringkan tubuh Jean di kursi belakang. Baru saja hendak masuk ke dalam mobil. Ada sebuah mobil yang yang berhenti di belakangnya sehingga mengurungkan niatnya karena penasaran siapa yang datang.     

Kim Soo Hyun baru saja menghentikan mobilnya di depan sebuah rumah kecil dan sederhana. Berdasarkan alamat yang diberikan pelayan, rumah itu adalah milik Jean.     

Pria itu hanya mengamati rumah Jean dari dalam mobil. Hingga pandangannya tertuju pada seseorang yang sedang berdiri di dekat mobil yang berada tepat di depannya.     

"Chang Yuan? Untuk apa dia datang kemari? Apa untuk mencari Jean? Apa mereka memiliki hubungan spesial sehingga berkunjung saat larut seperti ini?" gumam Kim Soo Hyun. Ia memutuskan untuk turun karena merasa penasaran.     

Tatapan mereka saling bertemu hingga beberapa saat. Chang Yuan yang biasa memandang Kim Soo Hyun dengan menunduk dan sopan. Kini berani menengadahkan wajahnya. Ada sorot marah yang terpancar dari mata Chang Yuan.     

"Ada apa anda datang kemari?" tanya Chang Yuan dengan dingin.     

"Seharusnya aku yang bertanya. Untuk apa kau malam-malam di rumah seorang gadis?" ujar Kim Soo Hyun.     

"Bukan urusan anda," tukas Chang Yuan. Semenjak mengetahui apa yang dilakukan oleh Kim Soo Hyun kepada Jean, Chang Yuan menjadi emosi karena tidak pria itu bertanggung jawab sama sekali.     

"Apa kau kekasih Jean?" ucap Kim Soo Hyun sembari mendengus.     

"Meski bukan kekasihnya tapi aku setidaknya lebih peduli dengannya. Bukan malah membuatnya kehilangan harga diri," cibir Chang Yuan dengan berani.     

Kim Soo Hyun langsung terdiam begitu mendengar pernyataan Chang Yuan. Kata-kata itu langsung menusuk rongga dadanya hingga tidak bisa berucap membalas.     

"Lalu dimana Jean? Aku ingin bertemu dengannya," ujar Kim Soo Hyun.     

"Dia tidak ada di rumah dan sudah pergi. Kau tidak perlu mencari jika hanya ingin menyakiti perasaannya," tukas Chang Yuan dengan nada datar.     

"Maaf, aku harus pergi," pamit Chang Yuan teringat jika Jean saat ini harus dibawa ke rumah sakit.     

"Chang Yuan, katakan dimana Jean?" ujar Kim Soo Hyun sembari menggedor pintu kaca mobil Chang Yuan.     

Chang Yuan terpaksa menurunkan kaca jendela agar Kim Soo Hyun bisa melihat keadaan Jean saat ini. Gara-gara apa yang sudah dilakukannya membuat Jean menjadi terluka.     

"Jean?" Mata Kim Soo Hyun terbelalak lebar melihat Jean yang terpejam di kursi penumpang belakang. Tubuhnya ditutupi selimut.     

"Maaf, aku harus pergi." Chang Yuan enggan menjelaskan keadaan Jean saat ini. Ia segera melajukan mobilnya tanpa peduli dengan Kim Soo Hyun.     

"Tunggu!" teriak Kim Soo Hyun.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.