Istri Simpanan

Bab 416 - Jangan mengatakan kepada siapapun



Bab 416 - Jangan mengatakan kepada siapapun

0Hallym University Medical Center,     

Kim Soo Hyun terus mengikuti mobil Chang Yuan yang melaju cukup kencang hingga akhirnya mereka sampai di di sebuah rumah sakit. Ia lantas menghampiri Chang Yuan yang sedang membopong tubuh Jean.     

"Apa yang terjadi pada Jean?" ujar Kim Soo Hyun.     

Chang Yuan tidak mau menjawab karena akan membuat emosinya semakin naik dan tidak terkendali. Ia justru terus melangkah dan membaringkan tubuh Jean di atas brankar yang sudah dipersiapkan oleh para perawat yang berjaga di depan.     

Chang Yuan terus mengikuti kemana perawat membawa Jean agar segera ditangani. Ia benar-benar khawatir saat ini.     

"Sebaiknya anda tunggu di luar saja, biarkan kami yang memeriksanya," ujar salah seorang suster kepada Chang Yuan yang ingin menerobos masuk.     

"Baiklah." Chang Yuan akhirnya berbalik hingga kini posisinya saling berhadapan dengan Kim Soo Hyun .     

"Chang Yuan, apa yang sebenarnya terjadi pada Jean?" tanya Kim Soo Hyun dengan penasaran.     

"Sebaiknya kau pulang saja dan tidak usah pedulikan Jean. Ada aku di sini yang akan menjaganya," usir Chang Yuan. Percuma saja ada Kim Soo Hyun di sana karena pasti akan semakin menyakiti perasaan Jean. Sudah cukup malam itu Jean merasakannya.     

Kim Soo Hyun akhirnya memilih pulang karena Chang Yuan seperti tidak menginginkannya berada di sana. Langkahnya sedikit berat dan sesekali melihat ke belakang. Usahanya untuk bertemu dan meminta maaf kepada Jean harus gagal malam ini.     

Chang Yuan mondar-mandir di depan pintu. Menunggu dokter dan perawat keluar dari ruangan. Semoga saja tidak terjadi sesuatu yang buruk terhadap Jean.     

Tidak berapa lama akhirnya pintu terbuka. Chang Yuan segera bergegas berjalan lebih dekat ke arah pintu.     

"Dokter, bagaimana keadaannya?" tanya Chang Yuan dengan perasaan cemas.     

"Kekasih anda baik-baik saja. Dia hanya terlalu stres, sebaiknya anda menghiburnya agar stress tidak berlanjut. Itu akan berpengaruh pada kesehatannya," terang seorang dokter wanita pada Chang Yuan.     

"Dia bukan kekasihku. Kami hanya berteman," tukas Chang Yuan sembari tersenyum pahit.     

"Maaf, kukira kalian sepasang kekasih. Kalau begitu aku permisi," pamit dokter tersebut meninggalkan Chang Yuan.     

Chang Yuan melangkahkan kakinya ke dalam kamar itu. Dipandanginya Jean yang sudah terpasang selang infus di tangannya. Matanya terpejam dengan dengkuran halus yang terdengar. Bibirnya terlihat pucat dan lingkaran hitam terdapat pada kelopak matanya.     

Chang Yuan mengulurkan tangannya untuk menyentuh dahi Jean. Panasnya sudah mulai turun bahkan keringat sudah keluar dari dahinya. Chang Yuan bisa bernafas lega karena keadaan Jean baik-baik saja.     

Ada keinginan Chang Yuan untuk mengatakan hal itu kepada Dae Hyun mengenai apa yang telah Kim Soo Hyun lakukan pada Jean. Namun dirinya belum ada waktu dan kesempatan untuk menemui bosnya.     

Chang Yuan juga berniat akan mengikuti bosnya apapun yang terjadi. Dia tidak bisa bekerja dengan orang lain. Apalagi tetap berada di hotel sedangkan orang yang sudah merekrutnya tidak ada lagi di sana.     

Malam semakin larut, Chang Yuan mulai mengantuk sehingga ia menyandarkan tubuhnya di kursi kemudian perlahan memejamkan mata.     

:hibiscus::hibiscus::hibiscus::hibiscus::hibiscus::hibiscus::hibiscus::hibiscus::hibiscus::hibiscus::hibiscus::hibiscus::hibiscus::hibiscus::hibiscus:     

Jean perlahan membuka matanya karena terkena cahaya yang terang membuatnya silau. Ia lantas mengamati sekeliling ruangan yang serba berwarna putih. Bau obat-obatan langsung menusuk indra penciumannya.     

Jean ingin meregangkan otot-otot tubuhnya yang terasa kaku. Namun kesulitan karena infus yang terpasang di tangannya.     

"Dimana aku?" gumam Jean sembari meraba-raba ranjang hingga tanpa sengaja menyentuh rambut seseorang.     

Jean segera menolehkan wajahnya untuk melihat siapa yang berada di sampingnya. Posisinya menelungkup sehingga Jean tidak bisa menebaknya dengan pasti. Tapi jika dilihat dari gaya rambut dan penampilannya, sepertinya Jean mengenalinya. Setelah diamati beberapa saat dengan seksama ternyata Chang Yuan.     

"Asisten Chang?" Alis Jean saling bertautan. Bagaimana bisa dirinya di rumah sakit bersama Chang Yuan?     

Jean berusaha mengingat apa yang terjadi semalam. Ternyata ia terbangun dari tidurnya ketika mendengar suara ketukan pintu.     

Jean tidak tega untuk membangunkan Chang Yuan. Merasa tidak enak hati karena semalam sudah merepotkan pria itu.     

Tenggorokannya terasa haus karena sejak kemarin Jean tidak minum. Tangannya terulur untuk meraih gelas yang berada di atas nakas. Namun gelas itu agak jauh dari jangkauannya. Sehingga hanya ujung jarinya yang menyentuh gelas.     

Prang….     

Gelas itu tergelincir ke lantai hingga membuat Chang Yuan terkejut dan menegakkan tubuhnya.     

"Ada apa, Jean?" Chang Yuan refleks berdiri.     

"Maaf, aku membangunkanmu. Aku hanya ingin mengambil gelas karena aku merasa haus," ucap Jean sembari menggigit bibir bawahnya.     

"Kenapa kau tidak meminta tolong kepadaku?" tukas Chang Yuan sembari melihat lantai yang sudah berserakan dengan pecahan gelas kaca.     

"Aku hanya tidak ingin mengganggu tidurmu," sahut Jean tertunduk.     

Chang Yuan lantas melangkahkan kakinya menuju dispenser dan menuangkan air hangat ke dalam gelas.     

"Minumlah, seharusnya kau membangunkanku. Tidak perlu sungkan," ujar Chang Yuan. Lalu berjongkok untuk memungut satu per satu pecahan serpihan kaca yang tercecer di lantai. Menyingkirkannya ke tepi agar tidak terinjak.     

"Asisten Chang, kenapa kau membawaku kesini?" Jean menggigit bibir bawahnya, memikirkan uangnya tak akan cukup untuk membayar biaya rumah sakit.     

Selama ini Jean bekerja keras untuk membayar hutang kepada bibinya yang dipinjam oleh ibunya selama pengobatan. Jean hanya mengumpulkan sedikit dari sisa gajinya.     

Dari mana dirinya mendapatkan uang sebanyak itu karena ia berada di dalam kamar yang cukup mahal.     

"Kau semalam panas tinggi dan kau terus mengigau sehingga aku membawamu ke rumah sakit. Takut terjadi sesuatu yang buruk," terang Chang Yuan yang sudah berdiri.     

"Seharusnya kau tidak perlu membawaku kesini. Aku akan sembuh jika minum obat," tukas Jean hati-hati. Bukan tidak berterima kasih tapi benar-benar tidak punya uang.     

Chang Yuan menghela nafas panjang. Mengerti apa yang dikhawatirkan oleh Jean.     

"Kau tidak perlu risau karena aku sudah membayar semuanya. Tenanglah, biayanya tidak terlalu mahal." Chang Yuan tersenyum mencoba menenangkan hati Jean.     

"Maaf, aku sudah merepotkan," ujar Jean tertunduk.     

"Tidak usah dipikirkan. Kata dokter kau terlalu stres sehingga menyebabkan dirimu sakit. Mulai sekarang jangan terlalu memikirkan yang tidak-tidak," terang Chang Yuan.     

Jean menegakkan kepalanya dengan dahi berkerut karena dokter bisa menebak jika dirinya beberapa hari ini memang sangat stres. Bahkan pernah tidak bisa tidur semalaman.     

"Apa kau masih memikirkannya?" tanya Chang Yuan dengan hati-hati.     

Jean menghela nafas berat. Tak dapat dipungkiri jika dirinya memang selalu memikirkan Kim Soo Hyun. Perlakuannya malam itu tidak bisa dengan mudah terhapus dalam benaknya. Ada rasa bahagia sekali pedih jika mengingatnya.     

"Sudahlah, lupakan saja. Aku akan pulang sebentar untuk membersihkan diri. Tetaplah di sini dan tidak usah pergi kemanapun. Aku tidak akan lama," pamit Chang Yuan.     

"Asisten Chang, jangan mengatakan kepada siapapun apa yang terjadi antara aku dengan Kim Soo Hyun," pesan Jean.     

Chang Yuan terdiam beberapa saat hingga akhirnya menganggukan kepalanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.