Istri Simpanan

Bab 420 - Demi kebaikan



Bab 420 - Demi kebaikan

0Jean bisa mengerti apa yang dirasakan Soo Yin saat ini. Jean memang sudah tahu hubungan mereka tapi dirinya tidak menyangka jika akan ketahuan secepat itu oleh keluarga Dae Hyun.     

"Ini bukan salahmu. Aku tahu jika kau tidak menginginkannya. Aku sudah lama kenal denganmu. Kau bukanlah tipe wanita seperti itu. Percayalah kalian kelak pasti akan hidup bahagia. Keluarga suamimu lambat laun pasti akan menyetujui hubunganmu," hibur Jean. Tidak menyangka jika rasa penasarannya membuat Soo Yin bersedih.     

"Mereka tidak akan mempercayainya. Pada akhirnya seorang simpanan memang selalu disalahkan." Soo Yin tersenyum getir menertawakan nasibnya sendiri.     

"Aku yakin suatu saat nanti pasti keluarga Dae Hyun akan menerima dirimu seperti semula. Apalagi Ny. Park juga sangat menyukaimu," ujar Jean.     

"Dia memang awalnya sangat menyukaiku karena berharap aku menikah dengan Kim Soo Hyun. Sekarang dia sangat kecewa," ujar Soo Yin dengan nada sendu.     

"Apakah kau sudah bertemu dengan mereka?"     

Soo Yin menggelengkan kepalanya pelan. Dirinya tidak seberani untuk memijakkan kakinya di UN Village setelah apa yang terjadi.     

"Sudahlah, tidak usah memikirkan hal itu. Sebaiknya kita memikirkan hal lain yang membuat kita merasa bahagia." Soo Yin mengalihkan pembicaraan agar tidak mengingatnya algi. Ucapan Kim Soo Hyun juga masih terngiang di pikirannya. Satu yang membuatnya tidak tenang saat ini adalah Jo Yeon Ho.     

"Benar, sebaliknya kita memikirkan yang senang-senang saja," tukas Jean menyetujui ucapan Soo Yin. Dirinya sendiri juga tidak ingin mengingat apapun yang membuatnya stres.     

Ada keinginan Soo Yin untuk menanyakan tentang Kim Soo Hyun, apakah kunjungannya ke rumah sakit itu karena mengunjungi Jean atau memang ada keperluan lain. Namun Soo Yin mengurungkan niatnya karena takut menyinggung perasaan Jean.     

Soo Yin mendorong kembali kursi roda yang ditempati Jean ke arah kolam  yang terletak di pinggir pagar.      

Mereka lalu menghabiskan waktu dengan tertawa bersama meskipun hati mereka merasakan yang teramat sakit dan pedih. Mereka sama-sama tidak ingin menceritakan kesedihan yang mereka rasakan.     

Setelah puas berkeliling di belakang gedung rumah sakit, Soo Yin segera mengajak Jean untuk masuk kembali ke dalam kamar rumah sakit.     

Hari ternyata cepat sekali berlalu. Sepertinya baru saja beberapa jam bersama tapi sayangnya sekali karena Dae Hyun sudah mengabari jika dirinya akan segera datang menjemput.     

"Jean, aku minta maaf karena tidak bisa menemanimu menginap lagi disini. Dae Hyun sudah mengatakan akan menjemput, padahal sudah kukatakan jika aku akan menginap di sini," ujar Soo Yin sambil mengerucutkan bibirnya. Ada rasa kesal karena Dae Hyun tidak mengizinkannya sama sekali meski sudah merengek.     

"Aku tidak apa-apa. Jaga suamimu baik-baik karena ada mantan istri yang masih menunggunya untuk pulang." Jean terkekeh saat mengatakannya. Kehadiran Soo Yin cukup membuatnya sedikit melupakan rasa sakit yang Kim Soo Hyun torehkan di dadanya.     

"Tunggu? Bagaimana bisa Chang Yuan membawamu ke rumah sakit saat sudah larut malam? Apakah kalian sedang bersama?" ujar Soo Yin dengan tatapan menelisik lebih jauh apa yang sebenarnya terjadi. Sejak tadi ingin menanyakannya tapi selalu saja Soo Yin lupa akan hal itu.     

"Aku juga tidak tahu kenapa dia datang saat larut malam," ujar Soo Yin seraya mengangkat kedua bahunya.     

"Sepertinya dia tertarik kepadamu," tukas Soo Yin sambil tertawa renyah.     

"Ah, itu tidak mungkin," sanggah Jean dengan cepat.     

'Dia hanya merasa kasihan kepadaku, bukan tertarik,' lanjut Jean di dalam hatinya dengan perasaan pedih. Lagi pula bagi Jean, jatuh cinta tidak semudah membalikkan telapak tangan.     

"Kau ini tidak percaya padaku?" tukas Soo Yin sembari mendengus.     

"Tidak," sahut Jean dengan tegas.     

"Apa kau belum bisa …." Soo Yin menghentikan ucapannya dan buru-buru menutup mulutnya. Tadi ingin menanyakan jika Jean pasti belum melupakan Kim Soo Hyun.     

"Dimana suamimu? Kenapa lama sekali?" Jean pura-pura celingukan mencari keberadaan Dae Hyun di luar untuk mengalihkan pembicaraan mereka agar tidak canggung.     

"Bilang saja kau mencari Chang Yuan," goda Soo Yin sambil mengedipkan sebelah matanya. Meski tahu jika Jean belum bisa melupakan Kim Soo Hyun. Namun dengan kehadiran Chang Yuan, semoga saja bisa perlahan menghibur hatinya.     

Jean hanya tersenyum getir mendengarnya. Mana ada seorang pria yang mau dengannya di saat kondisinya seperti ini. Dirinya bukan seorang gadis suci lagi.     

"Jean." Soo Yin menggoyangkan lengan Jean karena justru pandangannya kosong ke arah jendela.     

"Ada apa?" Jean sontak terkejut.     

"Chang Yuan bilang kau terlalu stres. Sebenarnya apa yang kau pikirkan?" Soo Yin semakin curiga dengan Jean karena sejak tadi mengamatinya tampak termenung hingga beberapa kali.     

"Tidak benar, aku hanya kurang tidur selama bekerja di bar. Aku tidak stres sama sekali," sanggah Jean dengan cepat. Jean belum ingin menceritakannya karena demi kebaikan mereka bersama untuk sementara waktu.      

"Benarkah?" Soo Yin merasa belum puas dengan jawaban yang diberikan oleh Jean. Ia sudah lama mengenal Jean sehingga tahu jika sahabatnya tidak semudah itu memikirkan sesuatu jika bukan masalah serius.     

Ada ketukan pintu dari luar sehingga Jean bisa bernapas lega. Tidak perlu terjebak pada pembicaraan Soo Yin.     

'Maaf, aku saat ini belum bisa mengatakannya. Aku tidak ingin kau merasa sedih,' batin Jean di dalam hatinya.     

Soo Yin sudah terlalu banyak melewati masalah sehingga tidak ingin membuat beban masalahnya semakin banyak.     

Soo Yin langsung berbinar melihat pria yang sejak tadi ditunggu akhirnya datang.     

"Selamat malam, Jean," sapa Dae Hyun sembari tersenyum ramah. Ada juga Chang Yuan yang berjalan di belakangnya.     

Soo Yin lantas menghampiri Dae Hyun dan bergelayut manja di lengannya. Seperti mereka tidak bertemu untuk waktu yang cukup lama.     

"Selamat malam, Tuan," balas Jean.     

Satu lagi yang membuat Jaen takut jika sampai Dae Hyun tahu, dipastikan pria itu akan sangat marah kepada Kim Soo Hyun.     

Jean memang terlalu bodoh karena sudah dibutakan oleh cinta. Tapi hati kecilnya tidak ingin jika Kim Soo Hyun disalahkan. Pria itu akan semakin membencinya. Mengira dirinya sudah mengadu kepada orang lain.     

"Bagaimana keadaanmu? Apa sudah baik-baik saja?" tanya Dae Hyun.     

"Sudah, aku tidak apa-apa," ujar Jean.     

Mereka kemudian mengobrol sebentar sebelum akhirnya Dae Hyun melihat Soo Yin yang sudah menguap.     

"Kau sudah mengantuk?" Dae Hyun merengkuh pinggang Soo Yin Dari samping.     

"Sedikit," tukas Soo Yin singkat dengan pelupuk mata yang terasa sedikit berat.     

"Jean, sebaiknya kami pulang. Jika besok kau belum boleh pulang, Soo Yin akan menemanimu lagibdi sini," ujar Dae Hyun. Merasa kasihan karena istrinya sudah mengantuk.     

"Terima kasih sudah repot-repot menjengukku," ujar Jean.     

"Tidak usah sungkan. Anggap saja kami sebagai keluargamu," ucap Dae Hyun.     

"Jean, kau harus segera sembuh. Kami pulang dulu." Soo Yin memeluk tubuh Jean hingga beberapa saat.     

"Berhati-hatilah di jalan," ujar Jean.     

Soo Yin dan Dae Hyun bergegas meninggalkan rumah sakit.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.