Istri Simpanan

Bab 422 - Salah bicara



Bab 422 - Salah bicara

0Dae Hyun memejamkan matanya sebentar agar tidak terpancing dan justru akan semakin menyakiti Soo Yin jika sampai mengeluarkan kata-kata kasar di depannya.     

"Maukah kau besok menemaniku untuk bertemu Yeon Ho?" ajak Dae Hyun setelah hatinya merasa tenang.     

"Ke UN Village?" Soo Yin menautkan kedua alisnya.     

"Kita akan menemuinya di luar. Aku akan meminta Eun Hee untuk membawa Yeon Ho secara diam-diam," ujar Dae Hyun seraya tersenyum, mengetahui kekhawatiran Soo Yin yang mungkin belum siap untuk berhadapan dengan keluarganya setelah apa yang terjadi. Dae Hyun melepaskan wajah Soo Yin genggamannya kemudian mendekapnya ke dalam pelukannya.     

"Hmmm, aku takut jika dia tidak mau menemuiku. Sebaiknya kau pergi saja sendiri," ujar Soo Yin yang tidak ingin membuat keributan dan masalah menjadi semakin runyam.     

"Tidak akan. Percayalah, Yeon Ho hanya butuh sedikit rayuan saja untuk bisa menurut," tukas Dae Hyun sembari mengusap pundak Soo Yin.     

Soo Yin menghela nafas pasrah karena tidak mungkin menolak permintaan suaminya.     

"Bagaimana dengan lokasinya? Apa cukup strategis dan ramai?" Soo Yin menengadahkan wajahnya untuk memandang sang suami.     

"Lumayan ramai dan cocok untuk dijadikan restoran," tukas Dae Hyun.     

"Aku sangat penasaran dimana tempatnya."     

"Setelah semuanya selesai aku akan mengajakmu kesana. Apakah kau sudah makan?" tanya Dae Hyun.     

Soo Yin menggelengkan kepalanya hingga perutnya langsung berbunyi. Ternyata perutnya minta jatah.     

"Kau selalu saja kebiasaan telat makan. Kau ingin membuatku selalu mengkhawatirkan dirimu setiap waktu?" Dae Hyun lantas mendaratkan bibirnya di bibir Soo Yin ketika melihatnya hendak membuka mulut. Merasa geram dengan istri kecilnya karena selalu saja ceroboh dan tidak memperhatikan kesehatannya.     

Dae Hyun melumatnya dengan penuh gairah dan sedikit kasar. Soo Yin hanya pasrah karena meski ingin terlepas tapi Dae Hyun sudah memegang tengkuknya begitu kuat.     

Dengan sengaja Dae Hyun menggigit bibir Soo Yin ketika hendak mengakhirinya.     

"Aduh," pekik Soo Yin ketika bibir sebelah atasnya di gigit oleh Dae Hyun.     

"Kenapa kau menggigitku?" gerutu Soo Yin.     

"Itu hukuman karena kau sudah tidak peduli dengan kesehatanmu dan berniat membuatku cemas lagi," tukas Dae Hyun dengan santai.     

"Aku tadi lupa karena terlalu asyik mengobrol dengan Jean," ujar Soo Yin.     

"Sebelum pulang sebaiknya kita mampir makan terlebih dahulu. Sepertinya kita sudah sudah lama tidak makan di luar." Dae Hyun mulai kembali melajukan mobilnya.     

"Benar, tiba-tiba aku ingin makan kepiting bakar," ujar Soo Yin dengan wajah berbinar.     

"Bukankah kita baru saja memakannya beberapa hari yang lalu? Jangan terlalu banyak memakan kepiting, karena tidak baik bagi kesehatan," saran Dae Hyun.     

Beberapa hari yang lalu Soo Yin menghabiskan beberapa ekor kepiting. Dae Hyun hanya khawatir jika kolesterolnya akan naik. Segala sesuatu yang dimakan secara berlebihan tetap saja tidak baik.     

"Kalau begitu kita pulang saja. Aku tidak tertarik untuk makan apapun lagi," tukas Soo Yin sambil memalingkan wajahnya ke arah lain dan ekspresinya cemberut.     

"Baiklah, kita akan pergi kemanapun yang kau mau. Bahkan jika kau mau, sekarang juga aku akan pergi ke pasar ikan untuk membelinya," tukas Dae Hyun untuk menyenangkan istri kecilnya. Dirinya selalu tidak tahan jika melihat Soo Yin cemberut.     

"Tidak, aku sudah kehilangan selera makan," tukas Soo Yin jutek sembari melipat tangannya di dada.     

"Lihatlah wajahmu jika marah semakin terlihat manis dan aku semakin ingin menggigitnya," goda Dae Hyun sambil terkekeh. Namun sepertinya candaannya kali ini tidak berhasil membuat Soo Yin tersenyum.     

"Kalau begitu aku akan marah setiap hari," ucap Soo Yin dengan wajah semakin jutek.     

Dae Hyun memijat pelipisnya karena sudah salah berbicara. Jika salah sedikit saja maka Soo Yin akan merajuk.     

"Maksudku kau lebih cantik jika sedang tersenyum. Apakah kau ingin tahu kenapa aku menyukaimu meski hanya dalam satu kali pertemuan?" pancing Dae Hyun untuk memecahkan suasana tegang yang terjadi.     

"Apa?" Soo Yin menolehkan wajahnya ke arah Dae Hyun.     

"Saat itu aku melihatmu menangis dan tampak putus asa. Namun setelah aku datang kau tersenyum meski hanya senyuman tipis. Kau terlihat seperti gadis yang bersemangat dan pantang menyerah. Sejujurnya setelah pertemuan itu aku tidak bisa tidur karena selalu memikirkanmu. Hingga akhirnya kau menghubungi dan aku merasa sangat senang. Aku dengan sengaja mengatakan sedang sibuk. Padahal aku sangat berharap kau memintaku untuk datang ke rumah sakit." Dae Hyun terkekeh mengingat bagaimana dirinya dulu seperti anak-anak remaja yang jatuh cinta.     

"Lalu?" Soo Yin menaikkan sebelah alisnya. Ingin mengetahui lebih jauh perasaan Dae Hyun padanya.     

"Hingga aku terpaksa mengaku kepada ayah jika aku belum menikah. Sebenarnya aku merasa bersalah tapi demi mendapatkanmu, aku melakukan semuanya," terang Dae Hyun sembari memutar kembali beberapa memori yang telah lalu.     

"Sudah kuduga, karena ayahku tidak mungkin memintaku untuk menikah dengan seorang yang sudah beristri," ucap Soo Yin.     

"Aku ingin tahu kenapa kau pada akhirnya luluh juga hingga jatuh cinta kepadaku?" ujar Dae Hyun.     

"Itu karena kau selalu memaksaku, sehingga aku mau tidak mau ingin jadi istri yang baik," jawab Soo Yin asal. Karena ia sendiri tidak tahu kenapa pada akhirnya perlahan mencintai suaminya.     

"Jawabanmu sangat tidak masuk akal," ujar Dae Hyun sembari melirik istri kecilnya.     

"Terserah kalau tidak percaya. Bukankah dulu kau selalu memaksa dan merayuku?" ujar Soo Yin.     

"Hmm, namanya juga usaha. Tidak salahnya untuk mencoba dan ternyata usahaku tidak sia-sia. Kau sekarang tidak akan bisa jatuh cinta ke lain hati." Dae Hyun tertawa renyah dengan penuh rasa bangga karena usahanya tidak sia-sia.     

"Siapa yang bilang aku tidak bisa jatuh cinta lagi?"      

"Jika kau bisa, pasti kau sudah melakukannya. Selama ini bukankah banyak pria yang menginginkanmu? Tetap saja kau tidak tertarik kepada mereka," ujar Dae Hyun.     

"Itu karena kau selalu mengancamku agar tidak boleh berdekatan dengan pria manapun," tukas Soo Yin sambil memutar bola matanya.     

"Dan kau tidak melanggarnya. Itu artinya kau sangat mencintai dan ingin menjaga perasaanku agar tidak cemburu," tukas Dae Hyun sambil tertawa bahagia.     

"Terserah kau saja," ujar Soo Yin dengan datar.     

Dae Hyun membelokkan mobilnya ke sebuah restoran yang menjual aneka hidangan seafood.     

"Untuk apa kita kesini?" Soo Yin menautkan kedua alisnya.     

"Bukankah kau bilang ingin kepiting bakar?" ujar Dae Hyun yang justru balik bertanya barang kali Soo Yin lupa.     

"Apakah kau lupa jika tadi mengatakan akan pergi ke pasar ikan?" Soo Yin menyipitkan matanya memandang sang suami.     

"Jadi kau ingin kita kesana?" tanya Dae Hyun.     

"Tentu saja," sahut Soo Yin dengan tegas     

Dae Hyun menepuk jidatnya karena sepertinya sudah salah bicara lagi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.