Istri Simpanan

Bab 424 - Lepaskan bajumu



Bab 424 - Lepaskan bajumu

0Dae Hyun melangkahkan kakinya terlebih dahulu meninggalkan Soo Yin menuju ke parkiran. Entah kenapa hatinya masih saja jengkel dengan pernyataan pedagang wanita itu. Dae Hyun mematut wajahnya pada kaca spion. Jika diamati wajahnya terlihat masih sangat tampan. Meski tidak dapat dipungkiri jika raut wajahnya tidak terlihat seperti anak remaja lagi.     

"Mereka sangat berlebihan membandingkan diriku dengan Soo Yin," gerutu Dae Hyun sembari menyisir rambutnya dengan tangan.     

"Lama sekali Soo Yin," gumam Dae Hyun. Padahal ketika pergi sepertinya Soo Yin sudah berada di belakangnya.     

Terpaksa Dae Hyun berbalik masuk ke dalam pasar untuk mencari keberadaan istri kecilnya. Dengan langkah cepat Dae Hyun segera menghampiri Soo Yin yang tengah terduduk di lantai yang becek.     

"Kau kenapa?" Dae Hyun berjongkok kemudian membantu Soo Yin untuk berdiri. Lalu memunguti kantong plastik yang tergeletak di lantai.     

"Aku tadi terpeleset," ujar Soo Yin sembari menepuk roknya yang kotor terkena air.     

"Seharusnya kau lebih berhati-hati. Tidak usah tergesa-gesa jika berjalan," ujar Dae Hyun yang sudah menenteng kantong plastik di tangannya.     

"Aku tadi hanya ingin mengejarmu tapi kau terlalu cepat berjalan," ujar Soo Yin.     

Dengan gerakan cepat Dae Hyun sudah membopong tubuh Soo Yin. Beberapa pedagang tampak heran melihat mereka.     

Soo Yin melingkarkan tangannya di leher Dae Hyun dan meringkuk di dadanya ketika beberapa orang memandang mereka dengan intens.     

"Kau tidak malu?" bisik Soo Yin.     

"Kenapa?" tanya Dae Hyun dengan datar dan langkah kaki yang semakin cepat.     

"Mereka memandang aneh ke arahmu," bisik Soo Yin lagi.     

"Sudah, tidak usah dipedulikan."     

Dae Hyun kemudian menurunkan Soo Yin ketika sudah sampai di parkiran lalu membukakan pintu untuknya. Tak lupa sudah memasukkan apa yang mereka beli ke dalam bagasi.     

"Sayang, bajuku kotor. Jok mobilnya pasti akan jorok jika duduk," ujar Soo Yin sembari menoleh ke belakang untuk melihat bokongnya.     

"Sudah masuk, besok Chang Yuan bisa mencucinya," tukas Dae Hyun.     

Akhirnya Soo Yin dengan patuh masuk ke dalam mobil meskipun terasa risih karena bokongnya yang basah.     

"Jika kau tidak nyaman kau bisa melepaskan pakaianmu," tukas Dae Hyun. Tidak tega melihat Soo Yin yang duduk gelisah.     

"Apa?" pekik Soo Yin dengan suara cukup keras. Matanya menatap tajam ke arah suaminya dengan mulut yang ternganga.     

"Tidak usah terlalu terkejut seperti itu," ujar Dae Hyun. Lalu mulai membuka jasnya. Setelah itu melepaskan satu per satu kancing kemejanya.     

"Apa yang kau lakukan?" ujar Soo Yin dengan dahi berkerut.     

"Memangnya menurutmu apa yang akan aku lakukan?" ujar Dae Hyun sembari mengukir seulas senyum miring.     

Soo Yin segera menggeser tubuhnya ke tepi dan mepet ke pintu ketika melihat Dae Hyun yang sudah bertelanjang dada.      

"Apa kau sudah tidak waras? Kita masih di jalan." Soo Yin menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangan.     

"Kau ini kenapa?" Dae Hyun justru merasa aneh dengan sikap Soo Yin yang terlalu berlebihan menanggapinya.     

"Cepat kenakan bajumu kembali atau aku akan turun," ancam Soo Yin.     

"Apakah kau ingin memakai bajumu yang basah itu? sebaiknya lepas saja dan pakai bajuku," tukas Dae Hyun sembari menggelengkan kepalanya karena sudah salah sangka.     

"Hah?" Soo Yin masih belum mengerti.     

"Sebaiknya kau memakai bajuku saja. Pakailah, tidak akan ada yang bisa melihat dari luar," ujar Dae Hyun.     

Soo Yin menggigit bibir bawahnya, merasa ragu untuk melakukan apa yang diperintahkan suaminya. Soo Yin sudah tahu jika Dae Hyun kadang suka mengerjainya. Kali ini tak semudah itu untuk percaya.     

"Tenanglah, aku tidak akan berbuat di luar batas. Cepatlah pakai, aku tidak akan melihatnya," tukas Dae Hyun sembari memalingkan wajahnya ke arah samping agar Soo Yin percaya dengan ucapannya.     

Soo Yin segera melepaskan gaunnya meski agak sulit karena harus melihat keluar takut tiba-tiba saja ada yang melihatnya. Apalagi dia juga harus terus melihat ke arah suaminya agar jangan sampai berbalik.     

"Jangan berbalik sebelum aku selesai," perintah Soo Yin.     

"Memangnya kenapa juga jika aku berbalik kau selesai? Aku sudah pernah melihatnya ratusan kali," ujar Dae Hyun seraya berdecak.     

"Jika kau berani mengintip, selama seminggu kau tidur di luar," ancam Soo Yin dengan tegas.     

"Baiklah."     

Soo Yin mulai mengancingkan satu per satu kemeja yang dikenakannya. Ternyata terasa jauh lebih nyaman.     

"Aku sudah selesai," ujar Soo Yin. Hendak memakai jas tapi khawatir karena Dae Hyun bertelanjang dada dan tidak mengenakan apapun.     

"Sayang, pakailah." Soo Yin menyerahkan jas berwarna hitam kepada Dae Hyun.     

"Aku tidak apa-apa. Sebaiknya kau kenakan saja agar tubuhmu jauh lebih hangat." Dae Hyun memakaikan bajunya di lengan Soo Yin. Kemudian segera mengemudikan mobilnya dengan lebih laju lagi agar mereka cepat sampai.     

Soo Yin akhirnya menurut karena tidak ingin berdebat.     

:hibiscus::hibiscus::hibiscus::hibiscus::hibiscus::hibiscus::hibiscus::hibiscus::hibiscus::hibiscus::hibiscus::hibiscus::hibiscus::hibiscus::hibiscus:     

Soo Yin segera mengeringkan rambutnya setelah selesai mandi. Sedangkan Dae Hyun masih di dapur mempersiapkan semua bahan-bahannya.      

Sebelum turun, Soo Yin mencari baju untuk suaminya. Dae Hyun memang langsung pergi ke dapur tanpa mandi terlebih dahulu.     

Dae Hyun tampak sedang berada di depan kompor untuk menyiapkan semua bahan apa saja yang dibutuhkan.     

"Dae Hyun, pakai dulu bajumu karena ini sudah malam," ujar Soo Yin yang sudah berdiri di belakang suaminya.     

Dae Hyun segera berbalik dan mengenakan baju yang dibawakan oleh Soo Yin.     

"Kau yakin masih ingin memakannya?" tanya Dae Hyun ketika melihat Soo Yin yang sudah menguap.     

"Yakin, perutku masih lapar dan ingin memakannya," sahut Soo Yin sembari melihat dua ekor kepiting dengan ukuran besar.     

Dae Hyun menghela nafas berat padahal matanya sudah sangat mengantuk. Dengan terpaksa kembali ke depan kompor untuk membakar kepiting.     

Soo Yin merasakan jika kantuknya sudah mulai datang. Sehingga melangkah ke arah meja makan. Kemudian menarik salah satu kursi untuk duduk.     

Dae Hyun sibuk memanggang kepiting dengan bumbu madu yang sudah dipadukan dengan bumbu lainnya.      

"Sayang, aromanya sangat enak," tukas Dae Hyun sembari menghirup aroma yang begitu lezat menyeruak di hidungnya.     

Tidak ada sahutan dari Soo Yin. Dae Hyun kemudian menoleh ke belakang. Terlihat Soo Yin sudah menyandarkan kepalanya di atas meja.     

Dae Hyun penasaran sehingga mengecilkan api kemudian menghampiri istrinya. Setelah diamati ternyata dia sudah tertidur.     

"Sayang, sudah matang," ujar Dae Hyun dengan pelan untuk membangunkan Soo Yin.     

Soo Yin tidak bergerak sama sekali. Nafasnya justru terdengar sangat teratur kali ini.     

"Ya ampun, kalau tahu begini aku tidak akan memasaknya," ujar Dae Hyun sembari mencubit ruang di antara kedua alisnya. Ingin marah tapi tidak mungkin.     

Dae Hyun segera membopong tubuh Soo Yin kemudian pergi ke kamarnya. Dibaringkannya tubuh Soo Yin di atas ranjang dengan pelan-pelan.     

Ingin marah tapi melihatnya begitu damai ketika tertidur membuat amarah di dada Dae Hyun luntur seketika. Ia memilih tidur di samping Soo Yin sambil memeluknya dengan erat dari belakang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.