Istri Simpanan

Bab 429 - Jadilah diri sendiri



Bab 429 - Jadilah diri sendiri

Soo Yin segera keluar dari gerbang dengan langkah tergesa-gesa. Matanya memandang sekeliling trotoar kemudian pandangannya tak luput dari setiap mobil yang berjajar dengan rapi di jalanan. Namun Soo Yin tidak menemukan sama sekali ada mobil Maybach silver di semua tempat.     

"Sebenarnya dimana dia?" gumam Soo Yin sembari menyipitkan matanya karena terkena cahaya matahari yang cukup menyilaukan. Ia juga menggunakan tangannya untuk menutupi bagian atas mata agar lebih jelas ketika memandang.     

Terpaksa Soo Yin berbalik ke dalam untuk mencarinya di parkiran. Barangkali tadi suaminya memutuskan masuk ke dalam karena sangat bosan menunggu. Namun daro sekian banyak mobil yang tertangkap dalam pandangannya. Tak ada satupun mobil yang mirip dengan milik suaminya.     

Soo Yin memutuskan untuk keluar dan berjalan menyusuri trotoar hingga beberapa meter sampai akhirnya menemukan sebuah taman kecil. Soo Yin memutuskan untuk duduk di sebuah kursi yang terbuat dari kayu di bawah sebuah pohon. Cahaya matahari cukup menyengat kulitnya sehingga ingin berteduh sebentar.     

Soo Yin menyeka keringat yang keluar dari dahinya karena berlari-lari kecil menbuat peluhnya keluar begitu deras. Diambilnya ponsel yang berada di dalam tas. Ingin memeriksanya barang kali ada panggilan masuk, tapi ternyata tidak ada. Setelah di cek, edan singkat juga tidak ada.     

"Ternyata kau di sini?" Sebuah suara pria yang cukup tegas terdengar dari belakang Soo Yin.     

Soo Yin sontak terkejut karena sedang fokus menatap layar ponselnya. Jarinya baru saja hendak menyentuh tombol memanggil.     

"Kau dari mana saja?" Soo Yin memegang dadanya yang naik turun karena ngos-ngosan.     

Dae Hyun tidak langsung menjawabnya, tapi menghempaskan bokongnya di kursi tepat di samping Soo Yin. Lalu menyodorkan ice krim coklat kepada istri kecilnya.     

Soo Yin mengerutkan keningnya, pasalnya ini pertama kalinya Dae Hyun membelikan ice cream untuknya. Lalu beralih pada wajahnya yang tampak berubah. Soo Yin berusaha mencari perubahan apa yang Dae Hyun lakukan sehingga terlihat berbeda.     

"Kenapa diam saja? Cepat makan, nanti keburu meleleh." Dae Hyun merebutnya kembali dari tangan Soo Yin lalu mulai mengupas kulit untuknya.     

Soo Yin menerimanya lalu mulai menikmati ice krim coklat dengan lidahnya. Coklat yang lumer di lidahnya membuat suasana hatinya terasa bahagia.     

Dae Hyun juga menikmati ice krim sambil mengamati orang yang lalu lalang. Mereka sama-sama diam, sesekali Soo Yin melirik Dae Hyun yang menurutnya sedikit aneh kali ini.     

"Ada apa?" tanya Dae Hyun karena Soo Yin terus memandangnya tanpa mengedipkan mata.     

"Tidak," sahut Soo Yin tergagap. Secepat mungkin memalingkan wajahnya ke arah lain.     

Beberapa orang yang lewat tampak memandang Dae Hyun dengan perasaan heran saat ini. Terlebih ketika beberapa anak-anak remaja yang lewat. Mereka tampak saling berbisik dan terkekeh melihat Dae Hyun.     

Soo Yin begitu penasaran kenapa mereka sejak tadi memandang ke arah Dae Hyun. Mereka sama sekali tidak memandangnya. Lalu Soo Yin akhirnya memberanikan diri untuk menatap suaminya.     

'Pantas saja mereka menertawakannya," gumam Soo Yin dalam hati.     

Soo Yin lalu mengambil tisu dari dalam tasnya. Bangkit berdiri dan maju selangkah di depan Dae Hyun. Dipandanginya sekilas gaya rambut Dae Woong yang sedikit berbeda, lalu mulai mengusap bibir yang agak tebal itu menggunakan tisu.     

"Kalau makan ice krim jangan terlalu belepotan seperti ini," tukas Soo Yin dengan telaten mengusap sudut bibir Dae Hyun.     

"Ternyata makan ice krim itu menyenangkan," tukas Dae Hyun.     

"Memangnya selama ini kau tidak menyukainya?"     

"Tidak, bagiku ice krim hanya makanan anak-anak," sahut Dae Hyun singkat. Dipandanginya kedua mata cerah milik Soo Yin yang tengah sibuk membersihkan bibirnya.     

Dae Hyun tidak pernah merasa bosan memandangnya. Meski terkadang membuatnya kesal tapi Soo Yin selalu membuatnya ingin melakukan apapun untuknya.     

"Lalu kenapa sekarang kau justru memakannya?" tukas Soo Yin. Dia kembali duduk di sebelah Dae Hyun karena sudah selesai.     

"Karena aku ingin mengimbangi apa yang kau lakukan. Aku ingin mengetahui apabyang dilakukan pria seusiamu. Aku tidak ingin jika berjalan denganmu kau merasa malu," tukas Dae Hyun tanpa malu mengutarakan isi hatinya. Pria itu takut istri kecilnya malu kemudian perlahan meninggalkannya.     

"Siapa yang mengatakan aku malu? Kau terlalu berlebihan. Mulai sekarang tidak usah berpikiran yang macam-macam, jadilah diri sendiri seperti biasanya. Kau juga tidak perlu mengganti gaya rambutmu." Soo Yin terkekeh mendengar alasan Dae Hyun berubah.     

"Ughh, padahal aku sudah mengganti model rambutku. Kupikir aku akan mendapatkan pujian," gerutu Dae Hyun. Memang baru saja keluar dari salon demi mengganti model rambutnya agar lebih terlihat muda.     

"Aku sangat mencintaimu dan akan selalu mencintaimu sampai kapanpun. Kau tidak perlu menjadi orang lain karena aku menyukai apapun yang ada pada dirimu." Soo Yin menatap kedua bola mata elang milik pria yang mampu meluluhkan hatinya yang dahulu membatu.     

Dae Hyun cukup tersentuh mendengarnya. Namun tak dapat dipungkiri jika terkadang masih ada keraguan dari dalam hatinya.     

Pandangan mereka saling terkunci hingga beberapa saat. Dae Hyun mencoba mencari kebohongan atas pernyataan Soo Yeon di manik mata cerah itu. Namun tidak menemukannya, mata indah itu mengatakannya dengan jujur.     

Soo Yin segera mengarahkan pandangannya ke arah lain teringat mereka saat ini sedang berada tidak jauh dari area kampus.     

"Sayang, bukankah kau bilang akan menemui Yeon Ho?" Soo Yin mengingatkan rencana mereka sejak awal.     

Dae Hyun mendesah panjang.     

"Aku tadi sudah menghubungi Eun Hee. Menanyakan bagaimana keadaan Yeon Jo saat ini. Ia mengatakan jika dia sedang demam. Maukah kau menemuiku menjenguknya di UN Village?" ujar Dae Hyun. Sebenarnya bisa saja datang sendiri tapi Dae Hyun ingin memberitahukan kepada seluruh keluarganya jika dirinya benar-benar serius dengan Soo Yin. Lagipula ayahnya juga memintanya untuk datang bersama.     

"Aku … aku belum siap." Wajah Soo Yin tertunduk dengan perasaan gugup dan gelisah yang perlahan melanda hatinya. Dirinya belum siap jika harus bertemu dengan keluarga besar sang suami. Takut terjadi kekacauan dan keributan di rumah besar itu. Yang jelas Aeri tidak akan menerima kedatangannya.     

"Sayang, aku ingin mereka tahu jika kita memang serius. Aku tidak ingin mereka selalu menganggapmu yang bersalah di sini. Aku mohon ikutlah bersamaku. Kau tidak perlu merasa cemas, aku berjanji tidak akan jauh darimu," bujuk Dae Hyun dengan raut wajah serius.     

"Tapi bagaimana jika mereka tidak menerima kedatanganku?" Soo Yin masih merasa ragu.     

"Sebenarnya tadi ayah menghubungiku untuk datang ke rumah bersamamu jika hendak menjenguk Yeon Ho."     

"Ayah?" Soo Yin menautkan kedua alisnya.     

"Hmmm, ayah sudah menelepon terlebih dahulu sebelum aku menghubungi Eun Hee. Untuk memastikan perkataan ayah jika Yeon Ho sedang sakit, aku menghubungi Eun Hee pada akhirnya," terang Dae Hyun untuk menjelaskan sedikit. Digenggamnya tangan Soo Yin lalu meremasnya dengan lembut agar mengurangi rasa khawatir di hatinya.     

"Baiklah, tapi jika terlalu ramai aku lebih baik di dalam mobil saja," ujar Soo Yin sembari tersenyum masam.     

Dae Hyun lalu menggandeng tangan Soo Yin menuju mobil yang terparkir tidak jauh dari tempat mereka duduk. Sebelum masuk ke dalam mobil, Dae Hyun mengacak-acak rambutnya agar kembali seperti semula. Tidak terlalu sulit merubahnya menjadi gaya rambut medium taper cut karena Dae Hyun hanya meminta stylish untuk merapikan saja tanpa memotongnya.     

Rambutnya tadi dibiarkan berponi dengan model gaya rambut French crop. Sejujurnya memang model itu lebih membuatnya tampak jauh lebih muda tapi terlihat aneh karena Dae Hyun memiliki kontur wajah yang terlihat tegas.     

Soo Yin hanya mengamati suaminya dari dalam mobil.     

"Sayang, cepatlah," panggil Soo Yin. Khawatir jika Jo Yeon Ho sudah menunggu kedatangannya.     

"Baiklah." Dae Hyun segera masuk dan duduk di belakang kemudi.     

"Kenapa kau mengacak-acak rambutmu?" ujar Soo Yin.     

"Aku hanya ingin menjadi diriku sendiri seperti apa yang kau katakan. Untuk apa menjadi orang lain jika istriku sudah cinta setengah mati," goda Dae Hyun sembari mengulum senyum.     

"Cepatlah, jangan sampai kita terlalu siang," ujar Soo Yin agar Dae Hyun tidak terus menggodanya.     

"Baiklah."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.