Istri Simpanan

Bab 432 - Akan menyesal



Bab 432 - Akan menyesal

0Dae Hyun masih berada di dalam kamar putranya. Sedang mendengarkan Jo Yeon Ho bercerita tentang sekolahnya. Hingga akhirnya Dae Hyun menyadari Soo Yin yang belum juga kembali padahal sudah cukup lama berpamitan untuk pergi ke toilet.     

"Sayang, ayah ingin pergi keluar sebentar saja," ujar Dae Hyun untuk mencari keberadaan Soo Yin. Takut jika keluarganya mengatakan yang tidak-tidak untuk menghardiknya.     

"Kemana?" rengek Soo Yin dengan wajah cemberut dan sedih karena baru saja beberapa menit bertemu, tapi Dae Hyun sudah akan pergi.     

"Ayah nanti akan segera kembali sehingga kau tidak perlu khawatir," ujar Dae Hyun seraya tersenyum hangat. Lalu ditempelkannya punggung tangannya di atas dahi Yeon Ho. Ternyata panasnya  mulai turun.     

Jo Yeon Ho memang sudah terbiasa demam tinggi jika merindukan salah satu orang tuanya. Jika obatnya sudah ketemu maka keadaannya akan semakin membaik.     

"Ayah, sungguh tidak akan pergi?" Ada kekhawatiran Jo Yeon Ho jika Dae Hyun tidak akan menemuinya kembali.     

"Ayah berjanji." Dae tersenyum meyakinkan sembari mengusap puncak kepala putranya dengan penuh kasih sayang.     

"Baiklah, kalau begitu segeralah kembali," ujar Jo Yeon Ho dengan wajah tidak bersemangat.     

Dae Hyun segera meninggalkan putranya. Perasaannya kini sangat cemas karena ingin segera mengetahui keberadaan sang istri. Dengan langkah cepat Dae Hyun segera menuruni anak tangga.     

Darahnya langsung berdesir naik setelah mendengar keributan yang terjadi di ruang keluarga. Matanya terbelalak lebar ketika melihat pipi sebelah kiri Soo Yin tampak memerah.     

Dae Hyun semakin emosi ketika melihat Aeri merebut dan merobek gaun yang ada di tangan Soo Yin.     

"Apa yang kau lakukan?" tukas Dae Hyun dengan nada dingin. Melangkahkan kakinya menghampiri Soo Yin dan berdiri di sebelahnya.     

"Dae Hyun?" Aeri langsung salah tingkah ketika melihat sorot mata kemarahan yang berapi-api di matanya.     

"Kenapa kau membawanya kesini? Apakah kau sengaja ingin membuat Jo Yeon Ho mengetahui apa yang sebenarnya ayahnya lakukan?" Aeri langsung memasang wajah sendu dan tidak merasa bersalah salah sama sekali.     

"Soo Yin, siapa yang melakukannya?" ujar Dae Hyun memandang lembut ke arah Soo Yin tapi perkataannya begitu tegas.     

Soo Yin menggelengkan kepalanya pelan. Bukan tidak berani mengatakannya, hanya saja dirinya tidak mau terjadi keributan yang lebih parah di rumah itu.     

"Pakaianmu juga basah." Tanpa sengaja Dae Hyun melihat bagian belakang rok Soo Yin yang basah. Ia sudah menduga siapa yang sudah melakukannya. Sehingga matanya langsung tertuju menatap tajam ke arah Aeri.     

"Jadi, kau menuduhku yang melakukannya? Apakah hanya diriku yang selalu salah di sini?" tukas Aeri dengan wajah memelas.     

"Minta maaf sekarang juga kepadanya!" bentak Dae Hyun yang sudah tidak sabar dan tidak terpengaruh sama sekali dengan akting Aeri.     

"Dae Hyun, tidak usah berlebihan seperti itu. Wajar saja jika Aeri melakukannya. Istri mana yang tidak sakit hati melihat suaminya membawa wanita lain ke rumahnya?" timpal Ny. Park yang membela Aeri. Meskipun rasanya Aeri terlalu berlebihan hingga melakukan hal seperti itu.     

"Sun Wo, aku yang meminta Dae Hyun membawa Soo ke rumah ini. Bagaimanapun juga Soo Yin adalah istri Dae Hyun sehingga sudah sepantasnya kita menerimanya," terang Park Ji Hoon dengan ekspresi yang sangat rumit. Bisa saja kali ini dirinya juga akan dituduh sudah terlibat.     

"Ternyata kau dan Dae Hyun memang sama saja," sindir Ny. Park dengan sinis.     

"Aeri, sekarang juga kau minta maaf dengan apa yang kau lakukan pada Soo Yin." Dae Hyun sudah geram karena Aeri pandai bersilat lidah.     

"Aku tidak akan melakukannya," tolak Aeri dengan suara Aeri dengan tinggi.     

Soo Yin segera menahan lengan Dae Hyun ketika pria itu hendak melangkah ke arah Aeri.     

"Sayang, jangan membuat keributan di rumah ini," pinta Soo Yin semakin mengeratkan rangkulannya.     

"Aku setuju dengan Aeri karena salah Soo Yin sendiri membuatnya marah," tukas Ny. Park.     

"Sun Woo, sekarang kita juga harus belajar untuk menerima Soo Yin. Bukankah kau dulu menginginkannya sebagai menantu? Lalu kenapa kau terlalu cepat melupakannya." Park Ji Hoon sebisa mungkin ingin menjadi penengah yang adil bagi keluarganya. Meski sang istri mungkin akan sangat marah dengan apa yang telah diucapkannya saat ini.     

"Aku memang menginginkannya menjadi menantu tapi bukan seperti ini caranya. Dia secara diam-diam sudah merayu seorang pria yang sudah beristri. Itu membuatku merasa jijik," ucap Ny. Park terus terang tanpa memikirkan perasaan Soo Yin. Kejadian di masa lalu yang terjadi pada Park Ji Hoon membuatnya trauma kepada wanita yang suka merayu pria lain.     

"Ibu, cukup. Bukankah sudah kukatakan dari awal, jika aku yang memaksanya menikah denganku. Soo Yin disini hanyalah korban dari keegoisanku," tukas Dae Hyun dengan suara yang meninggi.     

Soo Yin meremas tangan Dae Hyun, berusaha menenangkan suaminya agar tidak terlalu emosi. Jangan sampai ibunya kelak semakin membencinya.     

"Tidak usah berkilah karena seorang pria akan melakukan hal sama untuk melindungi wanitanya meski dia bersalah sekalipun," ucap Ny. Park dengan nada yang jauh lebih tinggi. Sorot matanya memandang kebencian yang begitu mendalam ke arah Soo Yin.     

"Sun Wo, cukup. Tidak usah membandingkan diriku dengan Dae Hyun karena kami pasti berbeda," tukas Park Ji Hoon pada istrinya.     

"Soo Yin, sebaiknya kita pergi dari sini," ajak Dae Hyun sambil menggandeng tangan Soo Yin. Dirinya tidak tega jika Soo Yin harus mendengarkan perkataan-perkataan yang mungkin akan menyakiti perasaannya.     

"Aeri, tunggu saja nanti. Akan kupastikan kau menyesal karena sudah berani menyakiti Soo Yin dengan tanganmu," ucap Dae Hyun ketika berada di depan Aeri. Dirinya bukan seorang pria yang ringan tangan kepada wanita karena menyadari jika ibunya adalah seorang wanita yang patut dihargai.     

"Dae Hyun, ternyata otakmu sudah diracuni oleh gadis seperti dirinya," ucap Ny. Park dengan nafas yang menggebu.     

"Dae Hyun, suatu saat nanti kau pasti akan menyesal karena sudah memilih wanita jalang itu," teriak Aeri dengan marah.     

Dae Hyun tidak peduli lagi dengan apa yang mereka katakan karena meski seribu kali menjelaskan tetap saja mereka pasti akan menyalahkan Soo Yin.     

Soo Yin membisu dengan patuh mengikuti langkah Dae Hyun. Meski hatinya merasakan sakit yang cukup dalam. Tapi Soo Yin merasa terharu karena Dae Hyun sudah membelanya di depan keluarganya.     

Dae Hyun lantas membukakan pintu untuk Soo tanpa sepatah katapun yang terucap di bibirnya. Hatinya masih menggebu menahan amarah karena tidak bisa melindungi Soo.     

Dae Hyun segera mengemudikan mobilnya menembus jalanan sambil menenangkan dirinya agar tidak berbicara kasar karena terkadang Dae Hyun masih terbawa suasana tegang yang tadi terjadi.     

================================     

Hallo Readers,     

Sambil menunggu cerita saya publish. Bisa juga luangkan waktu untuk membaca buku milik teman saya judulnya:     

"Menikahlah Denganku" karya Kak Alany Love..     

Jangan lupa tambahkan ke daftar pustaka ya…     

Terima kasih,     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.