Istri Simpanan

Bab 437 - Jangan menjilat ludah sendiri



Bab 437 - Jangan menjilat ludah sendiri

0Ny. Park sudah siuman dan langsung turun ke bawah untuk melihat cucu kesayangannya. Air mata yang menggenang di pelupuk mata kini mulai berjatuhan bersamaan dengan perasaan lega dan bahagia melihat Jo Yeon Ho baik-baik saja. Tadinya wanita paruh baya itu sudah berpikiran sesuatu yang buruk akan terjadi pada cucunya. Namun tidak disangka Tuhan masih menyelamatkannya.     

"Yeon Jo, syukurlah kau baik-baik saja." Ny. Park lantas memeluk cucunya dengan sangat erat.     

"Nenek, tidak usah menangis karena aku tidak kenapa-kenapa," ujar Jo Yeon Ho.     

"Lain kali jangan berbuat seperti itu lagi. Apa yang kau lakukan tadi sangat berbahaya. Bagaimana jika hal buruk terjadi padamu? Nenek tidak bisa hidup tanpa adanya dirimu," ujar Ny. Park. Menumpahkan rasa khawatir di dadanya.      

"Aku janji tidak akan melakukannya lagi," ucap Jo Yeon Ho dengan penuh penyesalan. Dirinya tidak menyangka kecerobohannya hampir membuatnya celaka.     

Ny. Park melepaskan tubuh Jo Yeon Ho dari dekapannya lalu mencium kedua pipinya secara bergantian.     

"Sekarang lebih baik kau ke kamar dan istirahat agar tubuhmu segera pulih." Ny. Park memeriksa suhu tubuh Jo Yeon Ho dengan punggung tangannya. Ternyata kini suhu tubuhnya sedikit panas meskipun tidak sepanas tadi pagi.     

"Yeon Ho, ayo kita ke kamar biar paman memeriksa kondisi tubuhmu," ujar Dokter Kang sembari mengangkat tubuh anak itu ke dalam gendongannya.     

"Aku ingin bersama Ayah," rengek Jo Yeon Ho seraya memandang Dae Hyun dengan wajah sendu. Ada rasa takut jika ayahnya akan meninggalkannya lagi.     

"Ayah akan menyusul, pergilah dahulu bersama paman," bujuk Dae Hyun karena ada yang ingin dibicarakan kepada anggota keluarganya yang lain.     

Jo Yeon Ho akhirnya menganggukan kepala, menuruti apa yang dikatakan oleh ayahnya. Ada juga Eun Hee yang mengikuti Yeon Ho ke kamar, barangkali Dokter Kang membutuhkan sesuatu.     

"Dae Hyun, bagaimana keadaannya?" ujar Ny. Park dengan nada datar. Dirinya sudah mengetahui apa yang terjadi karena Park Ji Hoon mengatakan semuanya.     

"Semoga dia baik-baik saja," sahut Dae Hyun sembari menghela nafas berat. Meski menurut dokter Kang Soo Yin baik-baik saja tapi Dae Hyun tetap merasa khawatir.     

"Jika kau tidak pergi Jo Yeon Ho pasti tidak akan mengamuk hingga hampir saja celaka." Aeri tak bisa lagi membendung rasa kesalnya pada Soo Yin.     

"Bukankah sudah kukatakan tidak usah menyalahkannya? Kami pergi dari sini juga karena kau tidak memperlakukannya dengan baik. Seharusnya kau berpikir sebelum bertindak," cibir Dae Hyun yang tidak kalah kesalnya.     

"Sudah, tidak usah bertengkar lagi. Kalian semuanya tidak ada yang benar," tukas Park Ji Hoon yang sudah mulai bosan mendengarkan anak dan menantunya berdebat tak kunjung usai.     

"Dae Hyun, kau seharusnya bisa bersikap adil pada kedua istri dan anakmu. Jangan hanya mementingkan sebelah pihak saja," lanjut Park Ji Hoon.     

"Benar kata Ayah, seharusnya kau adil," timpal Aeri sembari tersenyum penuh kemenangan karena ayah mertua membelanya.     

"Kau juga Aeri, seharusnya kau juga mulai menerima Soo Yin. Bukankah kau dulu mengatakan tidak masalah jika Dae Hyun menikah lagi?" Park Ji Hoon mengingatkan jika Aeri kalau tidak salah dengar pernah mengatakan hal itu.     

"Ayah? Ka … kapan aku pernah mengatakannya?" sanggah Aeri dengan terbata.     

"Benar, seharusnya kau tidak melupakan hal itu? Apakah kau tidak malu menjilat ludahmu sendiri?" cibir Dae Hyun sembari memandang Aeri dengan tidak suka.     

"Aku … aku memang mengizinkan kau menikah lagi. Tapi bukan berarti kalian bermain di belakangku," kilah Aeri.     

"Aeri, cukup. Sekarang kau harus bisa menjaga sikap," tukas Ny. Park yang kesal karena selalu saja terjadi keributan jika Dae Hyun kembali.     

"Kami akan memperlakukannya dengan baik tapi bukan berarti sudah menerimanya. Kami melakukannya karena dia tadi sudah menyelamatkan Yeon Ho," lanjut Ny. Park untuk memperjelas semuanya.     

"Terserah kalian, yang terpenting jangan sampai membuatnya tidak nyaman di sini," tukas Dae Hyun dengan nada dingin. Lalu beranjak dari duduknya hendak menyusul Jo Yeon Ho di kamarnya.     

"Dae Hyun, bisakah kita berbicara terlebih dahulu mengenai masalah hotel?" ujar Park Ji Hoon sebelum putranya melangkah lebih jauh menaiki anak tangga.     

"Ada apa?" ujar Dae Hyun dengan datar dengan posisi masih berdiri.     

"Aku mohon kembalilah bekerja di hotel. Tidak ada dirimu di sana terjadi sedikit kekacauan," tukas Park Ji Hoon sembari menghela nafas berat. Tidak yakin dengan kemampuan Kim Soo Hyun untuk memimpin hotel.     

"Sudah ada Kim Soo Hyun disana. Aku yakin dia bisa melakukannya dengan baik," sahut Dae Hyun tetap teguh pada pendiriannya.     

"Dae Hyun, apakah kau sudah lupa dengan pesan mendiang kakekmu? Bukankah dia meminta agar kau tidak akan meninggalkan hotel?" timpal Ny. Park yang juga khawatir karena kedua paman Dae Hyun sudah ikut campur dengan masalah hotel. Mereka akan semakin membuat kacau semuanya seperti dulu.     

"Tentu saja aku masih ingat. Aku hanya khawatir jika aku tetap berada di sana maka akan membuat citra hotel semakin buruk," tukas Dae Hyun dengan jujur. Ternyata apa yang direncanakan tidak sesuai dengan apa yang dipikirkan. Harapannya hotel akan maju di tangan Kim Soo Hyun tapi nyatanya justru harus berbanding terbalik.     

"Yang jelas paman dan bibi tidak akan mengizinkanku untuk masuk kembali ke hotel," lanjut Dae Hyun dengan perasaan rumit.     

"Tapi jika dibiarkan terus-menerus pamanmu berada di sana, hotel akan semakin runtuh." Park Ji Hoon akhirnya mengatakan rasa takutnya dengan kondisi hotel saat ini.     

"Hmmm, aku yakin Kim Soo Hyun bisa mengurus semuanya dengan benar," ujar Dae Hyun singkat lantas melangkahkan kakinya menaiki anak tangga menuju kamar Jo Yeon Ho.     

Diputarnya knop pintu kamar putranya dengan pelan-pelan ketika sudah berada di lantai atas.     

"Bagaimana keadaannya?" tanya Dae Hyun pada Dokter Kang dengan perasaan rumit yang kini tengah melanda hatinya. Ada perasaan tidak tega jika harus membiarkan tanggung jawab hotel hanya kepada Kim Soo Hyun. Namun Dae Hyun juga tidak mau jika sampai mereka memberikan pilihan sulit. Sudah pasti semua orang akan menentang hubungannya dengan Soo Yin.     

"Dia sudah kuberikan obat penurun panas. Setelah bangun dia akan baik-baik saja. Sebaiknya bicarakan tentang masalah kalian dengan pelan-pelan karena tidak baik untuk Jo Yeon Ho. Dia masih terlalu kecil untuk mengerti semuanya," ujar dokter Kang sekedar mengingatkan.     

"Hmmm, aku mengerti." Dae Hyun memahami kemana pembicaraan dokter Kang. Itu pasti menyangkut hubungannya dengan Soo Yin.     

"Aku pergi dulu karena harus kembali ke ke rumah sakit. Jika panasnya tak kunjung turun kau bisa menghubungiku lagi," pamit dokter Kang dengan wajah serius. Tidak seperti biasanya yang lebih suka bercanda. Mungkin karena suasananya sedang rumit di keluarga ini sehingga Dokter Kang tidak ingin mendapatkan masalah.     

Dae Hyun menganggukan kepalanya kemudian mengantarkan sampai depan pintu kamar.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.