Istri Simpanan

Bab 445 - Menjadi janda muda



Bab 445 - Menjadi janda muda

0Seminggu kemudian,     

Dae Hyun tidak menyangka jika Jo Yeon Ho masih betah dan bahkan sepertinya tidak mau pulang ke UN Village meski sudah berulang kali membujuknya. Ada sisi positif dan negatifnya dengan Jo Yeon Ho ada di villa bersama mereka.     

Memang Dae Hyun mengakui jika dirinya sekarang lebih dekat dengan putranya. Namun waktunya untuk bersama Soo Yin hampir tidak ada untuk berdekatan. Bahkan untuk menggenggam erat tangannya saja tidak bisa.     

Soo Yin selalu menolak didekati jika ada Jo Yeon Ho bersama mereka. Semua itu membuat Dae Hyun semakin kesal dan merasa sangat cemburu.     

"Yeon Ho, apa kau tidak merindukan nenek dan kakek?" pancing Dae Hyun kembali. Pertanyaan yang hampir setiap hari Dae Hyun lontarkan kepada putranya karena Ny. Park sudah berulang kali memintanya mengantarkan Jo Yeon Ho.     

"Tentu saja rindu," sahut Yeon Ho dengan cuek sembari membantu Soo Yin menyiram tanaman di rumah kaca yang sudah tumbuh subur.     

"Lalu kenapa kau tidak mau pulang?" ujar Dae Hyun. Dirinya memilih duduk di kursi sembari mengamati anak dan istrinya yang tengah sibuk mengerjakan aktivitasnya masing-masing.     

"Aku lebih suka di sini karena aku bisa bermain sesuka hati tanpa ada yang melarang," ujar Jo Yeon Ho dengan jujur tanpa mengalihkan pada tanaman bunga Lavender yang subur.     

Jika berada di UN Village, Jo Yeon Ho merasa pergerakannya sangat terbatas dan tidak bisa pergi kemana-mana. Apalagi jika Aeri berada di rumah, ia tidak akan diizinkan untuk keluar dari kamar. Hal itu membuat Yeon Ho merasa sangat bosan.     

"Apa kau juga tidak merindukan ibumu?" tanya Dae Hyun sekedar ingin tahu. Ia juga tidak ingin dituduh sebagai seorang ayah yang menjauhkan anak dari ibu kandungnya.     

"Bukankah disini aku juga bersama ibuku? Ayah bilang aku mempunyai dua ibu dan aku lebih suka bersama ibu Soo Yin karena tidak pernah memarahiku," sahut Jo Yeon Jo dengan wajah polos dan jujur. Ia memandang wajah Dae Hyun dengan kelopak mata yang bergerak-gerak.     

'Ughh, kenapa dia sekarang sulit sekali disuruh pulang?' gerutu Dae Hyun dalam hati dengan raut wajah semakin gelap. Setelah malam dimana dirinya hendak bercinta dengan Soo Yin. Dae Hyun tidak memiliki kesempatan lagi untuk tidur bersama istrinya karena Jo Yeon Ho selalu ingin ditemani Soo Yin sebelum tidur.     

Soo Yin hanya mengulum senyum mengamati bagaimana suaminya membujuk putranya agar pergi dari villa itu.     

"Dae Hyun, kapan kita pergi ke restoran? Aku sudah tidak sabar ingin melihatnya," seru Soo Yin yang posisinya agak jauh, untuk mengalihkan pembicaraan agar suaminya tidak menekuk wajahnya.     

"Jika Chang Yuan sudah selesai aku pasti akan mengajakmu." Dae Hyun bangkit dari duduknya lalu menghampiri Soo Yin yang sedang sibuk memindahkan pot bunga.     

"Sayang, bantu aku agar Jo Yeon Ho pulang ke UN Village," bisik Dae Hyun dengan penuh harap karena Soo Yin tidak mau membantunya sama sekali.     

"Memangnya kenapa? Dia masih betah di sini jadi biarkan saja," tukas Soo Yin dengan santai. Ia tidak keberatan sama sekali Yeon Ho tinggal di sana.     

"Bersiaplah mungkin kau akan menjadi janda muda," ujar Dae Hyun sembari memasang wajah masam dan frustasi karena sudah kehabisan akal bagaimana caranya agar Yeon Ho memberikan waktu untuknya bersama Soo Yin.     

"Apa maksudmu?" Soo Yin menyipitkan matanya karena suaminya tiba-tiba mengatakan hal tidak wajar seperti itu.     

"Jika aku menahan hasratku terlalu lama aku bisa mati," sahut Dae Hyun dengan wajah datar.     

"Kau terlalu berlebihan. Bersabarlah sebentar lagi," cibir Soo Yin sembari melirik suaminya dengan bibir cemberut.     

"Lebih baik kau pergi keluar agar tidak memikirkan hal-hal yang aneh. Kau juga bisa membantu Asisten Chang di restoran," usir Soo Yin agar Dae Hyun melupakan pikiran mesumnya.     

"Baiklah, jika kau memintaku pergi mungkin besok pagi aku baru akan pulang." Dae Hyun kemudian melangkahkan kakinya keluar dari rumah kaca. Dengan sengaja mengancam istrinya tapi sepertinya Soo Yin tidak peduli. Padahal Dae Hyun berharap agar Soo Yin melarangnya pergi.     

Soo Yin hanya menggelengkan kepalanya melihat suaminya merajuk tapi enggan untuk memanggilnya. Sudah tidak sepantasnya pria dewasa seperti Dae Hyun merajuk hanya karena hal sepele.     

"Kenapa ayah pergi?" tanya Jo Yeon Ho.     

"Ayahmu ada urusan keluar sebentar. Jika sudah lelah ayo kita kembali ke rumah," ajak Soo Yin.     

"Atau kau ingin jalan-jalan keluar? Ke supermarket atau ke taman mungkin?" lanjut Soo Yin. Takut jika Jo Yeon Ho merasa bosan karena mereka seminggu ini selalu berdiam di rumah.     

Hari ini Jo Yeon Ho libur sekolah sehingga ia bisa bersantai ria.     

"Hmm, kemana saja aku mau," sahut Jo Yeon Ho dengan wajah berbinar.     

Soo Yin lalu menggandeng tangan Yeon Ho untuk masuk ke dalam rumah. Mereka tidak terlihat seperti ibu dan anak karena jarak umur mereka hanya 12 tahun. Lebih mirip seperti kakak beradik.     

Bibi Xia sejak tadi mengamati Soo Yin bersama Yeon Ho dari dapur. Ia pikir Soo Yin akan bersikap baik kepada Yeon Ho hanya ketika ada Dae Hyun saja tapi tidak disangka jika sikapnya tidak berubah sama sekali.     

Bibi Xia tersentuh karena seorang kekanak-kanakan seperti Soo Yin bisa bersikap dewasa di depan anak tirinya.     

°     

°     

Setelah bersiap-siap Soo Yin segera mengajak Yeon Ho berpamitan kepada bibi Xia. Soo Yin Hanya mengenakan celana panjang dan kaos pendek berwarna putih. Sedangkan rambutnya diikat seperti ekor kuda.     

"Apakah Bibi tidak mau ikut bersama kami?" ujar Soo Yin. Sepertinya pergi beramai-ramai akan terasa menyenangkan.     

"Tidak, sebaiknya kalian berdua saja. Bibi ada pekerjaan yang harus diselesaikan," tolak bibi Xia secara halus. Ia tidak ingin mengganggu kebersamaan ibu dan anak agar mereka terjalin semakin erat.     

"Baiklah kalau begitu kami pergi dulu," pamit Soo Yin.     

"Hati-hati di rumah, Nek," ujar Jo Yeon Ho sembari melambaikan tangannya ke arah bibi Xia sembari melangkah pergi.     

Soo Yin meminta diantarkan oleh Chung Ho sesuai perintah suaminya. Karena Dae Hyun tidak memperbolehkannya menaiki taksi.     

Mereka terlebih dahulu mampir ke supermarket untuk membeli beberapa camilan yang akan mereka bawa ke taman. Ternyata Jo Yeon Ho meminta pergi ke Namsan Park.     

Dengan adanya Chung Ho, Soo Yin tidak perlu merasa khawatir jika ada penjahat yang hendak menculik Yeon Ho seperti dahulu. Mereka memasuki supermarket yang ada di ujung jalan tidak jauh dari Namsan Park.     

"Belilah apapun yang kau inginkan," ujar Soo Yin pada Jo Yeon Ho.     

Jo Yeon Ho menganggukan kepalanya dengan wajah yang berbinar. Ia merasa sangat senang bersama Soo Yin karena bisa sesuka hati memilih makanan yang diinginkannya. Sangat berbeda dengan bersama Aeri. Ia harus menurut dan tidak boleh jajan sembarangan. Yeon Ho hanya boleh memakan jajanan sehat saja.     

Yeon Ho tidak diizinkan Aeri memakan jajanan yang dijual di sembarang tempat.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.