Istri Simpanan

Bab 446 - Dia ibuku



Bab 446 - Dia ibuku

0Namsan Park,     

Soo Yin menggandeng pergelangan Jo Yeon Ho sembari berjalan menikmati keindahan taman di cuaca yang tidak terlalu panas. Mereka duduk di bawah pohon ginko pada sebuah bangku panjang untuk melepaskan lelah setelah beberapa kali berkeliling.     

Suasana saat ini cukup ramai karena banyak orang tua yang membawa anak-anak bersama mereka. Untuk sekedar melakukan piknik bersama.     

Wajah Jo Yeon Ho sejak tadi selalu tersenyum merekah ketika bertemu dengan beberapa teman sekolahnya yang kebetulan sedang kesana.     

Soo Yin masih mengingat dengan jelas pertama kali datang ke taman, dirinya saat itu belum menerima Yeon Ho sebagai putranya dan kerap iri jika Dae Hyun lebih dekat dengan putranya dari pada dirinya.     

Berbeda dengan sekarang, Soo Yin sudah sangat menerima Yeon Ho.     

"Yeon Ho, kenapa kau sangat suka ke tempat ini?" tanya Soo Yin untuk membuka pembicaraan agar suasana tidak terlalu sepi.     

"Aku tidak tahu tapi aku memang sangat menyukai tempat ini," sahut Yeon Ho dengan polos.     

Soo Yin terus mengajak Yeon Ho mengobrol dengan hal-hal yang bisa membuatnya agar bisa lebih dekat lagi. Mereka tertawa bersama ketika ada sesuatu yang lucu.     

Dari kejauhan ada seorang gadis yang langsung mengepalkan tinjunya ketika melihat Soo Yin tengah tertawa bersama seorang anak kecil. Beberapa kali gagal memberi pelajaran membuatnya semakin marah. Ia lantas menghampiri Soo Yin dan Jo Yeon Ho.     

"Wah, ternyata ada penculik anak di sini?" sindir Li Sa tanpa basa-basi sama sekali. Matanya memandang Soo Yin dengan sorot mata penuh kebencian. Terakhir kali ingin membalas Soo Yin do kampus tapi sampai sekarang belum memiliki kesempatan.     

Soo Yin memutar bola matanya. Jika ada Li Sa disana dipastikan akan terjadi keributan.      

"Yeon Ho, kenapa kau di sini bersama dia?" ujar Li Sa yang berbicara sangat manis pada Yeon Ho.     

"Li Sa, jika kau ingin membuat keributan sebaiknya pergi saja dari sini dan jangan mengganggu kami," usir Soo Yin tanpa rasa takut pada Li Sa. Ia sudah lama mengetahui kebusukan Li Sa jika bertemu dengannya.     

"Sepertinya sekarang kau bukan menjabat sebagai simpanan saja melainkan menjadi pengasuh juga," cibir Li Sa sembari memandangnya dengan sinis.     

Soo Yin menghela nafas panjang sembari mengusap dadanya berusaha untuk tenang.     

"Yeon Ho, sebaiknya kita pergi saja dari sini," ajak Soo Yin sembari bangkit berdiri kemudian menggandeng tangan Jo Yeon Ho. Berjalan hingga beberapa langkah hendak pergi.     

"Yeon Ho, sebaiknya kau jangan bersamanya. Dia itu wanita yang sangat jahat," sergah Li Sa sebelum Soo Yin kabur dari pandangannya.     

"Dia ibuku, dia bukan orang jahat," tukas Jo Yeon Ho yang berbalik dengan tatapan dingin ke arah Li Sa. Berdiri di depan Soo Yin dengan kedua tangan yang direntangkan.     

"Ya ampun ternyata anak ini juga sudah kau racuni pikirannya dengan akal busukmu." Li Sa berdecak kesal sembari berkacak pinggang. Tidak menyangka jika Soo Yin sudah menipu banyak orang.     

Gong Yoo yang kebetulan sedang berada di Namsan Park melihat perdebatan di antara Soo Yin dan Li Sa. Hingga ia pun tanpa mereka ketahui perlahan berjalan mendekat.     

"Apa yang dilakukan gadis pemabuk itu? Siapa anak kecil yang sedang bersamanya?" gumam Gong Yoo dengan rasa keingintahuannya mengenai Soo Yin. Ia kemudian berdiri tidak jauh dari tempat mereka untuk mengawasi apa sedang terjadi saat ini.     

Aeri kebetulan sedang berada tidak jauh dari kawasan Namsan Park ketika Li Sa mengabarinya tentang Soo Yin yang saat ini sedang bersama Jo Yeon Ho.     

Wajahnya langsung sumringah ketika melihat tidak adanya Dae Hyun bersama mereka. Itu artinya bisa berbuat sesuka hatinya tanpa perlu takut lagi.     

"Hai, Sayang," ujar Aeri yang lantas bersikap manis kepada Jo Yeon Ho.     

Wajah Jo Yeon Ho kali ini terlihat biasa saja dan tidak terlalu senang dengan kedatangan ibunya. Ia takut jika Aeri akan membentaknya seperti terakhir kali.     

"Kemarilah, Sayang. Ibu sangat merindukanmu. Seminggu tidak bertemu denganmu rasanya bagaikan setahun," tukas Aeri sembari merangkul putranya pura-pura jika saat ini sangat merindukannya.     

Jo Yeon Ho tidak membalas pelukan Aeri. Tetap membiarkan kedua tangannya berada di sisi tubuhnya.     

"Yeon Ho, ayo kita pulang. Tidak baik kau menginap terlalu lama di rumah wanita penggoda," sindir Aeri sembari tersenyum miring ke arah Soo Yin yang hanya diam saja. Aeri yakin Soo Yin tidak akan berani menghalanginya membawa Jo Yeon Ho pergi.     

"Aku tidak mau pulang," tolak Jo Yeon Ho sembari beringsut mundur mendekati Soo Yin.     

"Yeon Ho, ada apa denganmu? Kenapa kau sekarang jadi anak pembangkang?" Aeri kembali mulai emosi karena putranya sekarang lebih dekat dengan madunya. Ia pikir tadi akan begitu mudahnya membawa Yeon Ho pergi tapi tak disangka ternyata justru putranya menolak.     

"Bisakah kau tidak membentaknya? Dia masih terlalu kecil untuk dimarahi," bela Soo Yin. Entah kenapa dirinya tidak rela melihat Jo Yeon Ho dibentak meski Aeri ibu kandungnya.     

"Tidak usah ikut campur karena itu bukanlah urusanmu. Kau berlagak sok baik dan sok suci karena kau ingin mendekatinya. Setelah mendapatkan apa yang kau inginkan pasti kau juga akan bersikap jahat," cibir Aeri dengan sinis kemudian mendorong tubuh Soo Yin cukup kuat hingga membuat Soo Yin tidak seimbang. Hampir terjengkang jika saja tidak ada seseorang yang menopangnya.     

Soo Yin menoleh untuk melihat siapa yang telah membantunya sehingga tidak terjatuh.     

"Tuan Gong Yoo," gumam Soo Yin sembari memandang wajah pria tampan yang menopang tubuhnya. Namun bagi Soo Yin, tetap saja Dae Hyun jauh lebih tampan dari siapapun.     

"Tidak bisakah kalian tidak bermain kasar?" ujar Gong Yoo dengan nada dingin. Ia paling tidak suka jika ada seseorang yang berbuat kasar.     

"Ah, akhirnya kita bertemu lagi. Sepertinya kita memang sangat berjodoh," ucap Li Sa yang sangat berbinar ketika melihat Gong Yoo ada di sana.     

"Siapa kau? Beraninya ikut campur urusan kami," tukas Aeri yang merasa tidak suka ada yang mencampuri urusannya.      

"Tuan, sebaiknya kau tidak usah dekat dengannya karena dia itu gadis penggoda," tukas Li Sa sembari berjalan mendekati Gong Yoo hendak menarik pergelangan tangannya tapi pria itu sudah menepisnya terlebih dahulu.     

"Seharusnya kalian sadar diri sebelum menjelekkan orang lain," cibir Gong Yoo sembari memandang kedua wanita yang ada di depannya dengan tatapan sengit. Ia tadi samar-samar percakapan di antara mereka yang terus menghina Soo Yin. Meski tidak terlalu tahu masalah mereka tapi Gong Yoo yakin jika Soo Yin adalah gadis yang baik. Tidak seperti apa yang mereka bicarakan orang-orang tentangnya.     

"Ah, sebenarnya siapa kau sehingga berani mengatakan kami seperti itu? Oh, atau kau jangan-jangan kekasihnya juga?" tuduh Aeri sembari menunjuk Soo Yin dengan jari telunjuknya.     

"Memangnya kenapa jika aku kekasihnya? Apa kau keberatan dengan hal itu?"  ujar Gong Yoo sembari berdecak.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.