Istri Simpanan

Bab 448 - Tidak akan mudah percaya



Bab 448 - Tidak akan mudah percaya

0Villa Pyeongchang-dong,     

Malam sudah semakin larut, Soo Yin berdiri mondar-mandir mencemaskan keberadaan suaminya karena tak bisa dihubungi dan tak kunjung pulang.     

Pikiran buruk lantas muncul dalam benaknya. Sepertinya Dae Hyun sangat marah hingga tidak sudi lagi berbicara dengannya. Soo Yin menutupi wajahnya dengan kedua tangan, rasanya saat ini hendak menangis.     

"Ughh, kenapa pria justru membual dengan berkata yang tidak-tidak?" gerutu Soo Yin sembari menggigit ujung kukunya. Merasa sangat kesal dengan Gong Yoo yang asal berbicara tanpa berpikir terlebih dahulu.     

Angin bertiup semakin kencang hingga menusuk pori-pori kulitnya. Namun Soo Yin seolah-olah tidak merasakannya. Tak peduli sedingin apapun suhu di luar, Soo Yin akan menunggu suaminya pulang. Meski harus merapatkan tangannya karena tidak memakai jaket.     

Soo Yin terduduk dengan melipat kedua kakinya untuk digunakan sebagai penopang dagu. Tubuhnya sudah mulai menggigil karena sudah berdiri terlalu lama di luar.      

Jo Yeon Ho sudah tertidur sejak tadi. Meski Soo Yin sudah berusaha membuat matanya untuk terpejam tapi ternyata tidak bisa.     

"Sayang, dimana kau saat ini?" ujar Soo Yin dengan mata yang sudah memanas karena air mata hendak jatuh dari pelupuk matanya.     

Soo Yin langsung bangkit berdiri ketika mendengar suara klakson mobil dari luar gerbang. Pandangannya langsung tertuju ke arah pintu gerbang untuk memastikan siapa yang datang ke villa.     

"Dae Hyun," gumam gadis berambut panjang itu dengan guratan wajah yang lebih merekah. Ia segera melangkah segera masuk ke dalam setelah melihat mobil Maybach silver yang diyakini milik suaminya.     

Soo Yin menuruni anak tangga dengan langkah tergesa-gesa hingga hampir saja terjungkal jika tidak berpegangan pada kedua sisinya.     

Soo Yin terpaku di tempatnya ketika Dae Hyun membuka pintu. Perasaan takut langsung perlahan merasuki jiwanya. Ingin sekali menyambut suaminya dengan pelukan hangat tapi Soo Yin khawatir Dae Hyun akan menolaknya.     

Dae Hyun melangkahkan kakinya masuk dengan dahi yang berkerut melihat Soo Yin di bawah cahaya lampu yang remang-remang karena memang lampu tidak dihidupkan.     

Soo Yin sudah tidak tahan lagi hingga ia lantas melangkah dengan cepat dan berhambur di pelukan sang suami. Tidak peduli jika setelah ini mungkin Dae Hyun akan mendorong tubuhnya.     

Dae Hyun cukup terkejut karena tiba-tiba saja Soo Yin menyambutnya di saat sudah dini hari seperti ini.     

"Dae Hyun, maafkan aku. Itu semua tidaklah benar. Aku sama sekali tidak pernah mengkhianati cinta kita. Aku mohon jangan percaya apa yang mereka katakan," ucap Soo Yin sembari terisak-isak dengan air mata yang mengalir deras membasahi pipinya.      

Dae Hyun masih mematung ditempatnya berusaha mencerna apa yang sebenarnya diucapkan oleh istri kecilnya.     

Soo Yin lantas bersimpuh di kaki sang suami karena Dae Hyun justru diam saja dan tidak merespon permintaan maafnya.     

"Apa yang kau lakukan?" Dae Hyun lantas berjongkok untuk membantu Soo Hyun berdiri dengan memegang kedua pundaknya yang begitu dingin.     

"Aku tidak akan berdiri sebelum kau berjanji akan percaya kepadaku." Isakan Soo Yin terdengar cukup keras dan terus sesenggukan.     

Dae Hyun menghela nafas panjang.     

"Tenanglah, aku berjanji akan percaya. Tenangkan dirimu baru jelaskan semuanya apa yang sebenarnya terjadi." Dae Hyun melepaskan jasnya lalu memakaikannya di tubuh sang istri yang terasa sangat dingin. Lalu menuntun Soo Yin untuk duduk di sofa yang letaknya tidak jauh.     

"Mau kemana?" Soo Yin menahan pergelangan tangan suaminya ketika hendak beranjak.     

"Aku akan menghidupkan lampu terlebih dahulu," sahut Dae Hyun kemudian meraba dinding untuk mencari saklar.     

Keadaan kini sudah terang, Dae Hyun bisa melihat istrinya yang pucat dengan rambut yang berantakan serta matanya yang sembab.     

"Dae Hyun, aku … aku sungguh tidak memiliki hubungan apapun dengan pria itu. Dia hanya mengada-ada dengan mengatakan jika aku adalah kekasihnya." Soo Yin menggenggam erat jemari Dae Hyun sembari menatapnya dengan tatapan sendu dengan air mata yang masih menggenang di pelupuk matanya.     

"Apa maksudmu?" ujar Dae Hyun sembari menautkan kedua alisnya. Ia bingung karena tiba-tiba saja Soo Yin mengatakan hal itu.     

"Sayang, yang difoto itu tidaklah benar," tukas Soo Yin.     

"Foto apa?" ujar Dae Hyun kembali.     

"Fotoku dengan tuan Gong Yoo. Tunggu, apa kau belum melihatnya?" ujar Soo Yin sembari mengusap air mata dengan punggung tangannya.     

"Sebenarnya foto apa yang kau maksud?" tanya Dae Hyun.     

"Apa Aeri tidak mengirimkan foto ketika Gong Yoo merangkulku?"     

"Aku seharian ini sibuk mengurus restoran sehingga aku belum memeriksa ponselku." Dae Hyun segera merogoh ponselnya dari saku celana. Ia terkejut karena sangat banyak pesan dan panggilan tidak terjawab yang masuk. Ia lupa masih menggunakan mode senyap sehingga tidak mendengar jika ada orang menghubunginya.     

Dae Hyun mulai membuka pesan yang dikirimkan oleh Aeri untuknya karena penasaran dengan apa yang Soo Yin katakan.     

Soo Yin mengintip untuk ikut melihat. Ternyata benar dugaannya jika Aeri sudah mengirimkan foto dirinya dengan Gong Yoo ketika pria itu merangkulnya dengan erat.     

"Katakan apa yang sebenarnya terjadi? Sepertinya wajah pria ini tidak asing," ujar Dae Hyun sembari memandang Soo Yin.     

Soo Yin pun menceritakan dengan detail semua yang terjadi di Namsan Park tanpa melewatkan satupun kejadian. Untuk semakin meyakinkan Dae Hyun. Ia juga bisa menanyakannya kepada Jo Yeon Ho jika tidak percaya.     

"Apakah kau percaya padaku?" ujar Soo Yin sembari mengerucutkan bibirnya dengan kepala yang tertunduk karena ia tahu suaminya sangat tidak suka jika dirinya berdekatan dengan seorang pria.     

"Jadi itu sebabnya kau sampai menangis seperti ini?" ujar Dae Hyun sembari mengusap pipi Soo Yin dengan ibu jarinya.     

Soo Yin menganggukan kepalanya pelan.     

Dae Hyun mendekap tubuh Soo Yin ke dalam pelukannya kemudian berulang kali mengecup puncak kepalanya. Tubuh Soo Yin terasa begitu dingin ketika kulit mereka saling bersentuhan.     

"Sayang, aku tidak akan semudah itu untuk percaya apa yang mereka katakan." Dae Hyun baru teringat jika yang difoto itu adalah orang yang membawa pulang Soo Yin dari bar.     

"Aku tadinya sangat cemas jika kau sampai percaya dengan perkataan mereka dari pada istrimu sendiri," ujar Soo Yin dengan pilu tak mampu menutupi kekhawatirannya.     

"Apa kau menyiksa dirimu sendiri dengan tidak memakai jaket padahal tubuhmu sangat dingin?" tuduh Dae Hyun yang sudah bisa menebak jika Soo Yin pasti sudah bertindak ceroboh.     

"Aku sejak sore berada di balkon menunggumu. Namun tengah malam kau baru pulang," ungkap Soo Yin semakin menyembunyikan kepalanya. Sekarang barulah terasa jika tubuhnya sangat terasa ingin menggigil.     

"Sekarang lebih kita tidur. Kita bicarakan lagi masalah ini besok. Jangan sampai dirimu sakit hanya memikirkan masalah yang belum tahu kebenarannya."     

Dae Hyun segera membopong tubuh Soo Yin menuju kamar baru mereka karena kamar yang biasanya ditempati oleh Yeon Ho.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.