Istri Simpanan

Bab 450 - Bermain dengan banyak wanita



Bab 450 - Bermain dengan banyak wanita

0Dering ponsel sudah kesekian kalinya berbunyi tapi kedua insan yang masih terlelap dalam posisi berpelukan tidak ada satupun yang mendengarnya. Sepertinya mereka sangat mengantuk karena dini hari baru bisa tertidur.     

Bahkan ketukan pintu dari luar juga tidak membangunkan mereka.     

"Ayah, apa kau di dalam?" seru Jo Yeon Ho untuk yang kesekian kalinya disertai dengan ketukan pintu.     

"Jika ini kamar ayah lalu dimana kamar ibu?" gumam Yeo Ho sembari mencari pintu yang lainnya. Yeon Ho hanya mengerti jika Soo Yin adalah seperti ibu guru di sekolahnya yang tidak menjalin hubungan dengan ayahnya. Anak itu masih terlalu kecil untuk mengerti semuanya dengan mudah.     

Ia lalu melangkahkan kakinya ke kamar sebelah yang merupakan tempat dimana ruang kerja Dae Hyun.     

"Ibu, apa kau belum bangun?" ujar Jo Yeon Ho sembari menempelkan telinganya di daun pintu.     

Bibi Xia menautkan kedua alisnya ketika melihat apa yang dilakukan Jo Yeon Ho.     

"Yeon Ho, apa yang kau lakukan?" tanya bibi Xia yang menghampiri anak itu.     

"Aku sedang membangunkan ibu tapi dia tak kunjung keluar. Aku tadi juga sudah membangunkan ayah tapi sama saja," ujar Jo Yeon Ho dengan bibir cemberut dengan tangan yang terlipat di dada.     

Bibi Xia tersenyum disertai helaan nafas panjang. Mengerti jika Jo Yeon Ho mengira Soo Yin dan Dae Hyun berada di kamar berbeda.     

"Mungkin mereka sedang kelelahan sehingga belum bangun." Bibi Xia mengusap puncak kepala Jo Yeon Ho.     

"Apa kau sudah mandi?" imbuh bibi Xia meskipun dirinya sudah mengetahui jawaban anak itu.     

Jo Yeon Ho menggelengkan kepalanya karena biasanya pagi-pagi seperti ini Soo Yin sudah membantunya untuk mandi.     

"Sebaiknya kau mandi terlebih dahulu. Nanti bibi yang akan membangunkan mereka. Ayo kita ke dalam," ajak bibi Xia karena tidak ingin Dae Hyun dan Soo Yin terganggu di saat sedang istirahat.     

Jo Yeon Ho akhirnya menurut meskipun sebenarnya ingin Soo Yin yang membantunya.     

Setelah menyiapkan air hangat untuk Jo Yeon Ho dan memastikannya masuk ke dalam kamar mandi, Bibi Xia segera keluar untuk membangunkan Soo Yin. Takut jika setelah Yeon Ho selesai akan mencari mereka kembali.     

"Nona, Tuan," panggil bibi Xia dengan suara yang lebih keras dan cukup menggema di ruangan.     

Soo Yin mengucek kedua kelopak matanya kemudian menggeliat. Merasa cukup terganggu mendengar ketukan pintu dan panggilan dari bibi Xia.     

"Siapa?" ujarnya dengan mata yang masih sangat mengantuk.     

"Ini aku, Nona. Maaf jika bibi mengganggu tidur kalian tapi sebaiknya kalian bangun karena sejak tadi Yeon Ho mencari kalian berdua," ujar bibi Xia yang terpaksa mengatakannya.     

Mendengar nama Jo Yeon Ho seketika rasa kantuk Soo Yin langsung menghilang. Soo Yin memindahkan tangan Dae Hyun yang melingkar di pinggangnya.     

"Sayang, bangunlah. Yeon Ho mencari kita," ujar Soo Yin sembari menepuk pipi Dae Hyun agar terbangun.     

"Hmmm, bangunlah terlebih dahulu karena aku masih sangat mengantuk," ujar Dae Hyun dengan suara parau dan mata yang terpejam.     

Di saat yang bersamaan ponsel Dae Hyun berdering sehingga Soo Yin menggeser tubuhnya untuk meraih ponsel yang berada di atas meja rias. Soo Yin menautkan kedua alisnya ketika melihat ada nama Aeri yang tertera di layar ponsel.     

Jujur saja jika Soo Yin masih merasa cemburu dengan Aeri jika wanita itu menghubungi suaminya.     

"Dae Hyun, bangunlah. Cepat jawab karena sejak tadi istrimu sudah menelepon." Soo Yin menepuk lebih kuat pipi Dae Hyun hingga pria itu terlonjak kaget dan sampai terduduk.     

"Kau mengagetkanku. Ada apa membangunkanku?" ujar Dae Hyun sembari menguap.     

Soo Yin menyodorkan telepon kepada sang empunya tanpa mengatakan apapun kemudian menurunkan kedua kakinya ke lantai.     

Dae Hyun segera melihat ponselnya, sebelum Soo Yin pergi. Dengan sebelah tangan Dae Hyun sudah menarik tangan Soo Yin hingga terjatuh ke dalam pelukannya. Ia tidak ingin terjadi kesalahpahaman karena jika melihat dari raut wajah sang istri, Soo Yin sepertinya merasa cemburu.     

"Lepaskan," ujar Soo Yin sembari memberontak tapi Dae Hyun terlalu kuat bagi Soo Yin.     

Dae Hyun tidak melepaskan Soo Yin. Justru malah sudah menekan tombol jawab. Lalu menekan tombol loudspeaker agar Soo Yin mendengar apa yang mereka obrolkan.     

"Ada apa pagi-pagi ini menelepon?" tanya Dae Hyun dengan suara datar.     

"Sayang, kau dimana saat ini? Kau tidak sedang bersamanya, kan?" tanya Aeri di seberang telepon ingin mengetahui apa yang sebenarnya suaminya lakukan.     

"Itu bukanlah urusanmu," tukas Dae Hyun dengan nada dingin.     

"Dae Hyun, kau tidak berubah pikiran mengenai pembicaraan kita kemarin, kan? Ingat kau sudah dikhianati, Sayang. Sebaiknya kau tinggalkan dia sekarang juga. Dia itu hanya sedang memanfaatkanmu," ujar Aeri dengan nada yang terdengar seolah-olah ia merasa iba.     

"Asal kau tahu saja, jika aku selama ini memang selalu dikhianati. Apa kau tidak ingat jika kau juga mengkhianatiku?" sindir Dae Hyun seraya berdecak.     

"Ka … kapan aku mengkhianatimu? Apakah kau melihat dengan mata kepalamu sendiri jika aku berselingkuh?" sanggah Soo Yin dengan suara tergagap.     

"Kau selalu saja mengelak. Cepat katakan, untuk apa kau menghubungi pagi-pagi seperti ini? Mengganggu tidurku saja," gerutu Dae Hyun.     

"Aku hanya ingin tahu dimana kau saat ini? Aku akan datang menemuimu sekarang juga. Tidak mungkin jika sekarang kau berada di rumah bersamanya setelah apa yang kemarin terjadi," tukas Aeri dengan rasa percaya diri jika Dae Hyun mungkin saat ini sedang berada di bar.     

"Aku sekarang sedang bersama dengan seseorang," sahut Dae Hyun dengan sengaja ingin membuat Aeri merasa penasaran dengan siapa saat ini dirinya.     

"Siapa dia? Apa kau memiliki seorang wanita lain lagi?" desak Aeri ingin tahu.     

"Itu bukanlah urusanmu. Terserah diriku ingin bersama wanita manapun," sahut Dae Hyun sembari mengeratkan pelukannya pada Soo Yin.     

"Aku baru tahu jika kau bermain dengan banyak wanita. Aku sungguh merasa kasihan karena Soo Yin sudah tertipu. Tidak masalah bagiku jika kau ingin bermain-main dengan banyak wanita. Yang terpenting pada akhirnya kau tetap kembali bersamaku," ujar Aeri sembari tertawa renyah. Selama tidak ada wanita yang mendominasi maka posisinya akan tetap aman.     

"Sudahlah, tidak usah menggangguku." Dae Hyun segera mematikan sambungan telepon.     

Soo Yin mengerjapkan kedua bola matanya. Tidak mengerti kenapa suaminya berbohong.     

"Kenapa kau membohonginya?" tanya Soo Yin.     

"Biarkan saja dia berpikir jika hubungan kita tidak baik," ucap Dae Hyun karena ia mempunyai rencana lain.     

"Untuk apa?"     

"Agar dia tidak mengusik hubungan kita lagi." Dae Hyun mendaratkan ciumannya di bibir Soo Yin.     

Tok tok tok…..     

"Ayah, apa kau sudah bangun?" seru Jo Yeon Ho dari luar yang sudah mengganti pakaiannya.     

Soo Yin segera mendorong tubuh Dae Hyun kemudian turun dari ranjang. Hendak membuka pintu tapi Soo Yin baru ingat jika Yeon mengira ini kamar Dae Hyun.     

"Sebaiknya kau yang keluar terlebih dahulu," ujar Soo Yin pada suaminya.     

"Baiklah." Dae Hyun menggeser tubuhnya ke tepi untuk turun dari ranjang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.