Istri Simpanan

Bab 451 - Sudah rindu



Bab 451 - Sudah rindu

0Hari ini terpaksa Dae Hyun mengantarkan kembali Jo Yeon Ho ke UN Village karena ibunya sejak tadi sudah menelepon. Mendesaknya agar Jo Yeon Ho agar segera dibawa pulang. Mungkin Aeri sudah menceritakan semuanya kepada Ny. Park jika Soo Yin bermain api di belakangnya bersama pria lain.     

"Apakah Ibu tidak ikut?" Jo Yeon Ho mengadahkan wajahnya untuk menatap mata Soo Yin. Ada ketidakrelaan di hati Jo Yeon Ho karena harus pergi dari rumah itu.     

"Tidak, lain kali saja. Maaf, tidak bisa mengantarkanmu," ucap Soo Yin seraya tersenyum hangat.     

"Aku ingin Ibu menginap di rumah kami karena aku sudah menginap di sini," tukas Jo Yeon Jo dengan kepala tertunduk kecewa.     

Soo Yin lantas berjongkok lalu menangkup wajah Jo Yeon Ho agar tidak lagi menunduk lagi.      

"Sayang, kau bisa datang lagi kesini kapanpun yang kau mau," ujar Soo Yin untuk memberikan pengertian karena tidak mungkin dirinya ikut bersama mereka. Saat Aeri mengira jika hubungannya dengan Dae Hyun sedang renggang. Lagi pula Aeri pasti sudah menceritakan semuanya kepada mertuanya. Sudah pasti jika dirinya datang akan memicu keributan.     

"Benarkah jika aku kapan-kapan aku boleh datang kesini lagi?" ujar Jo Yeon Ho dengan wajah yang lebih berbinar.     

"Tentu saja, kau boleh datang kapanpun yang kau mau." Soo Yin mencium pipi Yeon Ho secara bergantian sebagai salam perpisahan.     

"Yeon Ho, ayo berangkat karena nenekmu sudah menelepon terus," panggil Dae Hyun yang sudah di belakang kemudi mobilnya. Menyaksikan perpisahan seorang anak dan ibu padahal mereka masih bisa bertemu setiap waktu.     

Jo Yeon Ho mengerucutkan bibirnya karena harus pergi sekarang juga.     

"Ibu, hati-hati di rumah. Lain kali aku dan ayah akan menginap di sini lagi," ujar Jo Yeon Ho dengan sendu.     

"Baiklah, ibu akan menunggu kalian," ujar Soo Yin.     

"Soo Yin, kami pergi dulu," pamit Dae Hyun seraya mengembangkan senyum hangatnya.     

Jo Yeon Ho selalu bertanya terus menerus villa itu rumah siapa sehingga mereka mengatakan milik Soo Yin. Tampaknya ia mulai mengerti jika ayah dan ibu kandungnya adalah Aeri.     

Soo Yin melambaikan tangannya ketika mobil itu hendak keluar melewati gerbang. Begitu pula dengan Jo Yeon Ho yang menjulurkan kepalanya untuk melambaikan tangan pada Soo Yin.     

================================     

UN Village,     

Dae Hyun sudah memarkirkan mobilnya di halaman rumah keluarga besarnya. Lalu turun sembari menggandeng tangan Jo Yeon Ho.     

"Ayah, kapan kita menginap lagi di villa ibu?" Baru saja memijakkan kakinya di kawasan UN Village tapi Yeon Ho sudah ingin kembali ke sana.     

"Hmmm, kita baru saja pulang tapi kau sudah ingin menginap lagi di sana. Apa kau sangat ingin tinggal di sana?" tukas Dae Hyun dengan dahi berkerut. Tidak menyangka jika Jo Yeon Ho sangat betah tinggal di sana.     

"Aku hanya rindu ibu," tukas Jo Yeon Ho dengan bibi cemberut. Seharusnya tadi memaksa Soo Yin untuk ikut.     

"Tenanglah, nanti kita pasti akan menginap di sana lagi." Dae Hyun mengusap puncak kepala Dae Hyun sembari melangkah masuk.     

"Baiklah, semoga saja tidak lama lagi," ucap Yeon Ho dengan penuh harap.     

Baru saja melewati pintu utama, Dae Hyun sudah melihat Aeri dan Ny. Park tengah duduk di sofa. Sepertinya mereka memang sudah menunggu sejak tadi.     

"Cucu nenek akhirnya pulang juga," ujar Ny. Park yang sudah sangat merindukan Jo Yeon Ho. Lalu merentangkan kedua tangan untuk memeluknya.     

"Kenapa kau lama sekali tidak pulang? Kau bilang hanya dua hari tapi ternyata seminggu lebih baru pulang," lanjut Ny. Park.     

"Maafkan aku, Nek. Di rumah ibu Soo Yin ternyata sangat menyenangkan," balas Jo Yeon Ho.     

"Benarkah?" Ny. Park menautkan kedua alisnya.     

Jo Yeon Ho pun segera menceritakan semuanya, bagaimana keseruannya ketika tinggal bersama Soo Yin yang tidak pernah di lakukan di rumah itu.     

Aeri yang berada di sana hanya memutar bola matanya berusaha untuk menahan rasa sabar agar tidak emosi seperti kemarin. Ternyata Soo Yin sangat bekerja keras membuat Jo Yeon Ho dekat dengannya tapi sayang sekarang sudah berakhir.     

"Sepertinya kau lebih suka tinggal di sana dari pada di rumah ini?" sindir Aeri yang tetap saja tidak bisa menahan untuk tidak membuka mulutnya.     

"Disana sangat menyenangkan," puji Jo Yeon Ho dengan sangat jujur betapa bahagianya bersama Soo Yin.     

"Sekarang pergilah ke atas untuk mengganti pakaianmu bersama bibi Eun Hee," ujar Ny. Park sebelum berbicara dengan Dae Hyun.     

"Aku tidak ingin menggantinya. Lihatlah, gambar baju ini sangat cantik." Dengan bangganya Jo Yeon Jo memamerkan bajunya yang dibeli ketika bersama Soo Yin. Pakaian setelan anak-anak dengan gambar tokoh superhero.     

"Nanti ibu akan membelikanmu lebih banyak lagi. Tidak usah terlalu bangga," ucap Aeri yang sudah semakin kesal karena Jo Yeon Ho selalu saja menyanjung Soo Yin.     

Setelah dibujuk Eun Hee, akhirnya Jo Yeon Ho mau diajak untuk bermain di luar.     

"Hmmm, kami sudah mendengar dari Aeri jika Soo Yin ternyata memiliki pria lain. Apakah kau masih ingin bersamanya?" tanya Ny. Park sembari tersenyum miring. Kejadian ini persis sekali dengan apa yng dialami olehnya puluhan tahun yang lalu.     

Dae Hyun hanya diam, enggan menjawab pertanyaan dari ibunya. Membiarkan mereka berpikir sesuka hati mereka tentang hubungannya dengan Soo Yin.     

"Dae Hyun, sudah ibu katakan jika gadis seperti dia pasti kebanyakan seperti yang lain. Mereka hanya memanfaatkan karena kau memiliki jabatan yang tinggi. Lihatlah begitu kau tidak memiliki jabatan dia sekarang meninggalkanmu," ujar Ny. Park yang sedikit merasa lega karena akhirnya Dae Hyun tahu kebusukan Soo Yin. Ia sangat bersyukur juga karena Kim Soo Hyun tidak jadi menikah dengannya.     

"Aku sudah mencari tahu siapa pria itu. Ternyata dia adalah manajer hotel kita yang baru," timpal Aeri.     

Dae Hyun mengangkat sebelah alisnya. Cukup terkejut karena Gong Yoo bekerja di hotel mereka.     

"Mulai sekarang kembalilah ke hotel. Jangan biarkan hotel hancur di tangan kedua pamanmu," bujuk Ny. Park dengan lembut.     

"Maaf, aku tidak bisa. Karena seminggu lagi aku sudah harus bekerja di tempat lain. Sudah ada Kim Soo Hyun yang menangani semuanya. Mulai sekarang cobalah untuk percaya dengan Kim Soo Hyun," ujar Dae Hyun. Meskipun dirinya juga masih meragukan kemampuan saudaranya itu.     

"Sayang, pikirkan baik-baik," ujar Aeri.     

"Jika sudah tidak ada lagi yang dibicarakan sebaiknya aku pergi karena ada urusan," ujar Dae Hyun seraya bangkit berdiri.     

"Dae Hyun, kenapa kau begitu terburu-buru?" sergah Aeri.     

"Aku harus pergi.," Dae Hyun lantas melangkahkan kakinya keluar dari rumah itu.     

"Dae Hyun," panggil Aeri yang hendak mengejar Dae Hyun.     

"Aeri, biarkan saja suamimu untuk menenangkan pikirannya terlebih dahulu. Dia mungkin masih belum menerima jika gadis itu membohonginya." Ny. Park mencegah Aeri agar jangan mengejar Dae Hyun.     

"Baiklah, Bu," ujar Aeri yang menuruti perkataan ibu mertuanya. Tidak masalah Dae Hyun ingin pergi untuk sementara waktu yang terpenting sekarang Dae Hyun sudah terlepas dari Soo Yin. Kini saingan terberatnya sudah tidak ada lagi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.