Istri Simpanan

Bab 457 - Ingin bahagia seperti yang lain



Bab 457 - Ingin bahagia seperti yang lain

0Dae Hyun membawa Soo Yin ke sebuah tempat yang akan menjadi restoran mereka. Semuanya sudah tertata dengan rapi. Tinggal acara pembukaan dan peresmian saja yang rencananya akan dibukakan malam ini. Tidak ingin mengundur terlalu lama karena semuanya sudah dipersiapkan hampir seratus persen oleh Chang Yuan.     

"Untuk apa kita datang kemari?" ujar Soo Yin sembari mengamati gedung yang ada di depannya. Mereka masih berada di dalam mobil.     

"Sekarang turunlah terlebih dahulu, nanti kau juga akan mengetahuinya," ajak Dae Hyun kemudian turun dari mobil.     

Soo Yin terus mengamati gedung itu dari luar hingga tanpa sengaja ia melihat seorang di dalam.     

"Jean," gumam Soo Yin dengan wajah berbinar karena jika diingat sudah agak lama tidak bertemu dengan sahabatnya itu. Mereka bertemu ketika Jean masih berada di rumah sakit.     

Soo Yin terlebih berjalan mendahului Dae Hyun dengan pandangan tertuju di dalam gedung yang bisa terlihat dari luar. Matanya langsung terbelalak lebar melihat deretan kursi yang tertata dengan rapi bersama meja di tengah-tengah.     

"Sayang, apakah ini restoran kita?" tebak Soo Yin dengan penuh rasa semangat yang menggelora.     

"Hmm," sahut Dae Hyun sembari  menganggukan kepalanya. Hatinya merasa tersentuh melihat wajah Soo Yin yang berbinar.     

"Apa nama restoran ini?" ujar Soo Yin sembari berjalan ke arah Jean.     

"Apakah Flower Restaurant, bagus?" ujar Dae Hyun agar Soo Yin menilai. Nama itu dibuat karena Soo Yin sangat menyukai bunga dan sesuai tema.     

"Tentu saja," sahut Soo Yin dengan anggukan kepalanya.     

Restoran itu mengambil tema keindahan alam hingga beberapa sudut Dae Hyun meminta anak buahnya untuk meletakkan beberapa pohon tanaman bunga yang indah. Tempatnya juga didesain agar bisa membuat nyaman para pengunjung.     

Tak lupa juga agar Soo Yin merasa betah dan senang karena di sisi luar restoran sudah dipenuhi dengan banyak tanaman bunga.     

Soo Yin lantas mempercepat langkahnya menghampiri sahabatnya kemudian memeluknya begitu erat.     

"Jean, aku sangat merindukanmu."     

"Soo Yin, jangan terlalu erat. Aku tidak bisa bernafas," tukas Jean yang dadanya terasa sangat sesak akibat pelukan Soo Yin.     

"Maaf, aku hanya terlalu senang akhirnya aku bisa bertemu denganmu lagi setelah beberapa hari belakangan," ujar Soo Yin sembari mengendurkan pelukannya.     

"Jean, apa kau tidak enak badan? Wajahmu terlihat pucat," imbuh Soo Yin sambil mengamati wajah Jean yang tidak terlihat seperti biasanya. Bibirnya tampak tidak berwarna serta tulang pipi yang sekarang terlihat jelas.     

"Tidak, aku sungguh baik-baik saja. Aku hanya beberapa hari ini tidak nafsu makan," sanggah Jean. Dirinya juga tidak tahu apa yang terjadi pada dirinya.     

"Jean, ayo kita periksa ke dokter. Aku tidak ingin terjadi sesuatu kepadamu," ujar Soo Yin dengan nada sendu.     

"Aku sungguh baik-baik saja. Mungkin karena cuaca tidak baik sehingga nafsu makanku berkurang." Jean melebarkan senyumnya agar Soo Yin percaya jika saat ini dirinya baik-baik saja.     

"Ya sudah, sejak kapan kau datang kemari?" ujar Soo Yin ingin tahu karena suaminya bahkan tidak mengatakan jika di di sana restoran mereka.     

"Sudah seminggu yang lalu aku di sini membantu Asisten Chang menyiapkan semuanya," sahut Jean.     

"Bagaimana hubungan kalian?" ujar Soo Yin menelisik ingin mencari tahu jika Jean sudah melupakan Kim Soo Hyun.     

"Hubungan apa?" tanya Jean tidak mengerti.     

"Apakah asisten Chang mengatakan sesuatu kepadamu?" bisik Soo Yin dengan senyum menggoda.     

Jean menjawab dengan jujur dengan menggelengkan kepalanya.     

"Sayang sekali," gumam Soo Yin lirih.     

"Sebenarnya apa yang kau pikirkan?" tuduh Jean karena sepertinya Soo Yin memikirkan sesuatu yang lain.     

"Kukira Asisten Chang susah mengatakan perasaannya kepadamu," ujar Soo Yin meringis sembari menggaruk kepalanya bagian belakang.     

"Soo Yin, berhentilah berpikir seperti itu. Asisten Chang tidak pernah menyukaiku sehingga tidak mungkin akan mengatakan apapun tentang perasaannya," ujar Jean sembari menghela nafas berat kemudian wajahnya tertunduk lesu.     

'Mana mungkin asisten Chang mau dengan gadis yang sudah ternoda seperti dirinya,' ujar Jean dalam hati dengan perasaan sesak di dadanya. Setiap malam ia harus mengalami insomnia karena berhalusinasi merasakan betapa sakitnya malam itu.     

"Jean?" Soo Yin meletakkan telapak tangannya di depan wajah Jean karena ia justru malah melamun.     

"Apa aku salah bicara?" Soo Yin menyesal sudah menggodanya karena sepertinya sampai detik ini Jean belum melupakan Kim Soo Hyun.     

"Ah, tidak. Sebaiknya kita lanjutkan pekerjaan kembali karena nanti malam restoran akan resmi dibuka," ajak Jean agar Soo Yin tidak berpikiran macam-macam.     

"Nanti malam? Apakah sudah ada kokinya? Dae Hyun bahkan sama sekali tidak memberitahuku. Aku sungguh merasa tidak berguna sebagai seorang istri," ujar Soo Yin sembari mengerucutkan bibirnya.     

"Jangan marah, mungkin tuan Dae Hyun ingin memberikan kejutan untukmu sehingga ia tidak mengatakan apapun," ujar Jean untuk memberikan pengertian kepada sahabatnya yabg masih labil. Jangan sampai mereka bertengkar hanya sebuah kesalahpahaman.     

"Mungkin, sebaiknya aku menyusulnya ke dalam," ujar Soo Yin kamudian membalikkan tubuhnya untuk melihat dimana keberadaan suaminya saat ini.     

Soo Yin memandang ke sekeliling restoran, ternyata Dae Hyun sedang berdiri di sudut sedang menelepon seseorang sehingga Soo Yin lantas menghampirinya.     

Dae Hyun terdengar tengah mengobrol dengan seorang pria. Ia lantas menoleh ke arah Soo Yin ketika melihatnya datang kemudian merengkuh punggungnya dari samping.     

"Kalau begitu jangan lupa nanti malam kau harus sudah datang," ujar Dae Hyun kemudian menutup teleponnya.     

"Kau berbicara dengan siapa?" ujar Soo Yin dengan rasa ingin tahu dan sangat penasaran.     

"Tidak usah cemburu dan marah karena aku baru saja menghubungi temanku yang baru saja pulang dari luar negeri. Dia mencari pekerjaan di Seoul sebagai koki. Kebetulan sekali restoran kita sedang membutuhkan sehingga aku memintanya bekerja di sini," terang Dae Hyun.     

"Siapa yang cemburu? Aku hanya ingin tahu siapa yang kau hubungi," tukas Soo Yin sembari menyipitkan matanya.     

"Dasar pembohong," ujar Dae Hyun lalu mencubit kedua pipi Soo Yin karena sangat gemas dengan istri kecilnya.     

"Ngomong-ngomong menu apa saja yang tersedia di sini?" ujar Soo Yin.     

"Makanan utamanya seafood tapi kau bisa menambahkan apapun yang kau suka ke dalam daftar menu," sahut Dae Hyun.     

"Jika menuruti kesukaanku, mungkin aku akan menyukai segala jenis makanan," ujar Soo Yin sembari terkekeh karena dirinya memang memakan segalanya.     

"Jadi kau ini kategori apa?" goda Dae Hyun.     

"Aku kategori omnivora yang memakan segala jenis," sahut Soo Yin diikuti suara tawa renyah dari bibirnya.     

Jean yang masih berdiri tidak jauh dari tempat mereka berada sangat merasa iri dengan kehangatan yang Dae Hyun dan Soo Yin ciptakan. Jika boleh meminta dirinya juga ingin hidup bersama seperti mereka yang bahagia meskipun rintangan yang menghadang sangat banyak.     

Jean hanya tersenyum getir karena tidak mungkin dirinya akan hidup layak memiliki suami seperti yang lain. Orang yang dicintainya tidak menginginkannya sedangkan dirinya sudah ternoda. Rasanya untuk hidup bahagia seperti mereka hanyalah sebuah angan-angan belaka.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.