Istri Simpanan

Bab 459 - Jangan membuat iri



Bab 459 - Jangan membuat iri

0Setelah setengah jam berada di luar, akhirnya Soo Yin masuk kembali ke dalam restoran. Ternyata masih ramai pengunjung padahal jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam lebih.     

Soo Yin berjalan ke dapur untuk mendekati Dae Hyun yang sedang berkutat pada masakannya. Terlihat keringat sudah membanjiri dahinya. Sehingga Soo Yin membantu mengusapnya menggunakan tisu.     

"Sayang, istirahatlah jika lelah," ucap Soo Yin sembari mengusap peluh keringat di dahi suaminya.     

"Melihatmu tersenyum begitu manis membuat lelahku hilang," goda Dae Hyun hingga membuat pipi Soo Yin memerah.     

"Tidak usah membual," tukas Soo Yin dengan pipi yang terasa panas.     

Para pengunjung wanita merasa iri melihat kedekatan mereka yang memang tampak jelas dari kursi pengunjung.     

"Untuk apa aku berbohong. Aku mengatakan yang sebenarnya," ucap Dae Hyun seraya tersenyum. Andaikan tidak ada orang pasti sudah memeluknya.     

"Jika kalian ingin bermesraan pergilah ke dalam. Aku tidak bisa memasak dengan baik saat suasana hatiku jelek karena melihat kalian berduaan," sindir Kim Ji Won yang sedang memasak.     

Kim Ji Won merupakan salah satu teman Dae Hyun yang selama ini tinggal di luar negeri untuk mengejar cita-citanya menjadi koki. Namun pada akhirnya ingin kembali ke Korea. Tadinya Kim Ji Won sangat terkejut mendengar pengakuan Dae Hyun mengatakan jika Soo Yin adalah istrinya. Mengingat umur mereka yang terlampau begitu jauh.     

Sekarang justru Kim Ji Won merasa mual karena sikap manis Soo Yin pada Dae Hyun sangat berlebihan. Istrinya saja yang seusianya tidak bersikap berlebihan seperti itu.     

"Katakan saja jika kau iri," sindir Dae Hyun sembari memicingkan matanya.     

"Sebaiknya aku kembali membantu yang lain. Maaf, sudah mengganggu kalian," pamit Soo Yin sebelum terjadi kekacauan karena kehadirannya. Sehingga ia langsung bergegas pergi dari dapur karena merasa tidak enak hati pada Kim Ji Won.     

"Sayang, tunggu!" panggil Dae Hyun tapi sayang sekali karena istrinya sudah pergi.     

"Ini semua gara-gara ucapanmu," tuduh Dae Hyun.     

"Kenapa hau menyalahkanku? Aku hanya kasihan melihat pengunjung yang tidak membawa pasangannya. Pasti mereka tersiksa melihat keromantisan kalian berdua. Jika ingin berdua pergi saja kalian ke dalam kamar,"  sindir Kim Ji Won dengan pandangan fokus ke wajannya.     

"Bilang saja kau iri karena istrimu sangat kaku dan dingin," ujar Dae Hyun seraya terkekeh.     

"Sudahlah, tidak usah membicarakan rumah tanggaku. Lebih baik kita fokus memasak. Ngomong-ngomong sepertinya kau lebih pintar memasak daripada istri kecilmu itu," tukas Kim Ji Won.     

"Tentu saja, aku memang ditakdirkan serba bisa sehingga pekerjaan apapun tidak sulit kulakukan," ucap Dae Hyun dengan bangga sembari mengamati kepiting yang berada di atas panggangan.     

"Aku tidak habis pikir Soo Yin mau dengan pria tua sepertimu. Padahal dia bisa mendapatkan pria yang jauh lebih tampan yang seumuran dengannya," ujar Kim Ji Won dengan jujur tidak peduli jika Dae Hyun akan tersinggung dengan ucapannya.     

"Asal kau tahu saja, banyak pria yang menginginkannya tapi dia sudah cinta mati denganku. Adikku saja sampai ingin menjadikannya sebagai istri. Beruntung aku sudah terlebih dahulu mendapatkannya," ucap Dae Hyun dengan diikuti tawa yang renyah tapi mata dan tangannya tetap fokus pada masakannya.      

Saat ini pengunjung sudah mulai berkurang karena memang sudah lewat jam makan malam sehingga mereka bisa sedikit bersantai. Tidak seperti tadi, untuk minum saja mereka tidak ada waktu.     

Kini barulah terasa jika tangan mereka sudah mulai pegal.     

"Benarkah? Lalu apakah Kim Soo Hyun menerima semuanya jika kalian sudah menikah?" tanya Kim Ji Won dengan penasaran meskipun sudah bisa menduga apa yang terjadi.     

"Aku tidak peduli karena terima atau tidak, Soo Yin akan tetap menjadi istriku selamanya," ujar Dae Hyun dengan tegas.     

"Dasar tidak mau mengalah kepada adik sendiri," cibir Kim Ji Won sembari mendengus. Enggan menanyakan tentang Aeri karena sudah tahu sedikit dengan kabar yang beredar dari keluarganya.     

"Biarkan saja, yang terpenting aku bahagia," sahut Dae Hyun tanpa rasa emosi. Ternyata pekerjaan memasak membuatnya jauh lebih bisa merasakan kebahagiaan yang sesungguhnya.     

Dae Hyun jadi berpikir sepertinya lebih baik menjadi koki daripada bekerja di sebuah perusahaan. Namun sayang sekali dirinya sudah terlanjur menandatangani kontrak perjanjian. Tidak mungkin Dae Hyun mengundurkan diri begitu saja. Setidaknya harus bekerja beberapa bulan.     

Dae Hyun buru-buru ingin mendapatkan pekerjaan karena tidak mau jika Soo Yin cemas mereka akan hidup miskin. Ia juga tidak ingin jika hidup mereka harus berada di bawah setelah semuanya mereka dapatkan.     

Waktu semakin larut malam, kini satu per satu pengunjung sudah mulai meninggalkan restoran. Soo Yin buru-buru menutup pintu agar tidak ada pengunjung lagi yang datang karena persediaan bahan mentah mereka juga sudah habis. Hanya tinggal beberapa saja yang masih tersedia dalam ruang penyimpanan.     

"Akhirnya selesai juga untuk hari ini," ujar Dae Hyun sembari meregangkan otot-otot tubuhnya yang terasa pegal dan kaku.     

"Sebaiknya aku langsung pulang. Aku bahkan belum sempat bertemu keluargaku tapi kau sudah memaksaku untuk bekerja di sini," gerutu Kim Jo Won yang sudah merasa lelah.     

"Tidak usah mengomel jika restoran ini sukses maka aku akan membayarmu dua kali lipat," ujar Dae Hyun dengan santai.     

"Uang tidak bisa menggantikan waktuku yabg hilang bersama keluarga," tukas Kim Ji Won.     

"Sudahlah, sampai ketemu besok pagi semuanya," pamit Kim Ji Won yang langsung berjalan menuju pintu untuk keluar.     

Pekerja lainnya sudah pulang kini tinggal mereka berempat yang ada di sana. Bibi Xia juga sudah pamit pulang bersama Chung Ho.     

"Jean, sebaiknya kau kuantarkan pulang," ajak Chang Yuan.     

"Tidak perlu repot, Assisten Chang. Aku bisa berjalan kaki karena rumahku juga tidak jauh dari sini," tolak Jean dengan halus. Merasa tidak enak hati karena selalu saja merepotkan pria itu.     

"Jean, tidak baik menolak ajakan pria," goda Soo Yin agar Jean menerima ajakan Chang Yuan.     

"Mulai sekarang jangan memanggil dengan sebutan Asisten karena sekarang Chang Yuan sudah resmi menjadi manajer restoran ini," tukas Dae Hyun.     

"Benar, aku hampir saja lupa," ujar Soo Yin.     

"Selamat jabatan barumu, Manajer Chang," ujar Soo Yin seraya mengulurkan tangan untuk memberikan ucapan selamat.     

"Nona, tidak usah terlalu berlebihan. Ini semua karena kebaikan Tuan Dae Hyun," ujar Chang Yuan yang merasa malu karena sebutan Manajer baginya masih terlalu asing.     

"Tidak usah sungkan. Mudah-mudahan kau bisa membawa restoran ini semakin sukses," ujar Dae Hyun.     

"Sekali lagi terima kasih atas kebaikan anda selama ini, Tuan," ucap Chang Yuan dengan rasa haru karena sadar jika tidak bertemu dengan Dae Hyun mungkin dirinya masih menjadi gelandangan dan tidak akan bisa membahagiakan keluarganya di desa.     

"Kau pantas mendapatkannya." Dae Hyun menepuk pundak Chang Yuan.     

"Ya sudah, sebaiknya kita pulang," lanjut Dae Hyun karena kantuk sudah mulai datang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.